Cerita Sex Dewasa Tante-Tante Haus Sex
Majalah Bokep - Buat para penggemar cerita tante girang, tentunya kalian ga ingin melewatkan kisah seru ku hari ini. Yep! cerita ngentot dengan dua tante tante girang sekaligus dalam semalam suntuk ini mengispirasikan story ku untuk kubagikan kepada para penikmat memek tante betapa gilanya aku menikmati tubuh mereka berdua. Untuk selanjutnya, saya mohon maaf bila nama yang tertera dalam cerita ngentot tante ini ada sangkutpaunya dengan nama anda atau pasangan anda, mengingat demi privasi maka nama2 yang ada dalam kisah gila ini sengaja disamarkan demi keamanan.
Hari Jumat itu aku seperti biasa berenang sendiri. Setelah melakukan gaya bebas bolak-balik beberapa kali aku beristirahat sambil tetap berendam di tepi kolam. Hari itu agak sepi, paling hanya 15 orang saja yang ada di kolam renang. Langit sudah mulai gelap dan lampu-lampu di sekitar kolam renang sudah mulai dinyalakan. Tapi aku masih ingin berlama-lama menikmati kolam renang, maklum besok hari Sabtu tidak ada kegiatan kuliah.
Tidak berapa lama kulihat seorang wanita berrambut ikal yang berumur sekitar 40-an masuk ke area kolam renang. Meskipun sudah tidak muda lagi badannya terlihat sangat terawat dan sexy. Payudaranya tampak agak menggantung tapi masih cukup kencang dan menurutku tidak kalah dengan wanita-wanita yang lebih muda. Kulitnya putih dan wajahnya juga masih tampak cantik…ah.. rasanya aku kenal wanita itu… Kalau tidak salah dia Tante Mira, teman klub aerobik Tante Mira bekas ibu kosku di Dago yang pernah kuceritakan kisahnya beberapa waktu yang lalu. Pantas saja tubuhnya sexy…. Setelah meletakkan barang-barang bawaannya wanita itu mulai menceburkan diri ke kolam renang, tepat di seberangku. Lalu perlahan ia mulai berenang mengelilingi kolam renang. Saat ia berenang di depanku, kuberanikan memanggil namanya, “Tante Mira…” wanita itu berhenti dan berbalik menatapku.
“Hey… Anton ya… sama siapa berenang?” tanya Tante Mira sambil mencubit lenganku.
“Biasa tante… sendirian aja, tante sama siapa?”
“Oh, sama Luna teman kantor tante… tapi kayaknya dia masih di kamar ganti tuh…soalnya tadi tasnya ketinggalan di mobil… nah itu dia baru datang, tante kenalin yaaa…”
Tampak seorang wanita, terlihat masih muda dan lumayan manis mungkin umurnya sekitar 25-an, berjalan ke arah kolam renang. Rambutnya lurus melewati bahu, tubuhnya terkesan atletis dengan buah dada montok berisi seperti Pamela Anderson di film serial TV “Bay Watch”. Tante Mira lalu naik ke pinggir kolam dan bergegas menghampiri wanita tersebut. Tak lama kemudian kedua wanita itu kembali masuk ke kolam renang.
“Lun.. ini kenalin… Anton, Ton… ini kenalin..Luna, teman kantor tante,” Sambil mengulurkan tangannya Luna tersenyum dan menyebutkan namanya, senyumnya manis sekali. Akupun menyebutkan namaku sambil menikmati kehalusan tangannya. Setelah berbasa-basi sebentar Luna berpamitan untuk berenang beberapa keliling, lalu aku dan Tante Mira mengikutinya. Sebenarnya aku sudah cukup lelah setelah berenang sebelumnya, tapi kebersamaan dengan Tante Mira dan Luna kayaknya sayang kalau dilewatkan begitu saja hanya karena rasa capai yang tidak seberapa. Setelah berenang beberapa keliling kamipun akhirnya berhenti.
“Anton.. kok udah lama tante nggak pernah lihat kamu jemput Tante Mira lagi?”
“Lho… saya khan sudah nggak kos di tempat Tante Mira…”
“Tapi tante dengar kamu masih suka ketemu dengan Tante Mira, iya khan..?” Tante Mira mulai menggodaku dengan senyumnya yang nakal. Aku tidak menjawab, hanya tertawa ringan.
“Tante Mira suka cerita tentang kamu lho…hmm.. bikin kita-kita penasaran deh,” Tante Mira menggoda lagi, kini tangannya mencubit perutku.
“Aduh… sakit tante…,” kataku pura-pura kesakitan. Luna yang tidak tahu arah pembicaraan kami tampak agak bingung.
Tante Mira merapatkan badannya ke sampingku dan melingkarkan tangannya di pinggangku.
“Luna, kamu kenal dengan Mira teman aerobikku khan..? Anton ini dulu kos di tempat Mira dan semenjak itu si Mira bisa jadi betah banget di rumah kalau Anton lagi nggak kuliah, nggak tau ngapain aja dia dengan si Anton ini,” Tante Mira tertawa genit sambil melirikku. Luna hanya tersenyum-senyum saja memandangku.
“Ah… ati-ati Teh Mira… mahasiswa sekarang memang nakal-nakal….!!”
Udara malam makin dingin, tapi suasana kami justru mulai menghangat. Aku merasa kegeMiran Tante Mira sedang menantikan tanggapanku. Aku mulai memberanikan diri memegang dan meremas-remas pantat Tante Mira dengan lembut. Jantungku berdegup-degup menanti reaksi Tante Mira… syukurlah dia diam saja dan membiarkan tanganku terus beraksi. Hanya aku dan Tante Mira yang tahu persis apa yang kami lakukan. Suasana kolam renang tidak begitu terang dan kami berendam sebatas leher sehingga apapun yang diperbuat tangan-tangan kami di bawah air tidak akan terlihat siapapun. Meskipun demikian Luna kelihatannya mengerti apa yang terjadi, tapi dia pura-pura tidak tahu dan dengan sengaja berenang menjauhi kami.
Melihat kebengisannya mendapat tanggapanku dan tidak ada lagi orang lain di dekat kami, Tante Mira semakin berani. Tangannya mulai dengan sengaja menyentuh kontolku yang mulai menegang. Melihat aku tidak menolak perlakuannya Tante Mira mulai berani meremas-remas kontolku sehingga membuatnya mengeras. Tante Mira tersenyum nakal.
“Oh, ini rupanya yang bikin Tante Mira lupa sama suaminya.” Aku tidak mau ketinggalan, kuraba dan kuremas-remas kedua buah dada Tante Mira sehingga membuatnya memekik perlahan. Kami saling meraba dan berpandang-pandangan penuh nafsu. Perlahan-lahan kuarahkan tangan kananku ke selangkangan Tante Mira dan kurasakan gundukan yang lembut dan hangat di antara kedua pahanya. Mulut Tante Mira sedikit terbuka, nafasnya mulai terasa berat dan matanya mulai sayu, tampaknya dia mulai terangsang.
“Ssstop Anton… jangan disini… kita ke hotel aja… mau?” kata Tante Mira setengah berbisik dengan nafas mulai berat menahan birahi. Aku mengangguk setuju.
“Tapi Luna gimana tante…. masak ditinggal?”
“Tenang aja, itu urusan tante… kamu naik dulu… tante mau bicara sama Luna.”
Aku bergegas naik dan mengambil handuk serta sabun untuk mandi. Saat aku kembali ke kolam renang tampak Luna dan Tante Mira sudah duduk di kursi sambil mengenakan handuk.
“Anton, keberatan nggak kalau Luna ikutan acara kita?” tanya Tante Mira sambil mengedipkan sebelah mata kepadaku.
“Terserah Luna aja, Anton sih nggak keberatan tante…” kataku. “Iiih… emangnya acara apaan sih…?” tanya Luna, entah dia cuma pura-pura atau memang tidak tahu aku tidak peduli, yang jelas malam ini aku akan menikmati tubuh Tante Mira yang sexy. Belum terbayang bagiku bagaimana kalau nanti Luna ikut bergabung, aku belum pernah ML dengan lebih dari satu wanita sekaligus.
Kutitipkan motorku di kantor Satpam, kebetulan karena sudah sering berenang di situ aku jadi kenal dengan mereka. Kami bertiga lalu meluncur pergi ke arah Lembang dengan mobil Tante Mira. Tidak berapa lama kemudian kami sampai di Lembang dan Tante Mira lalu mengajak kami untuk makan malam di sebuah rumah makan. Setelah selesai makan Tante Mira membeli beberapa kaleng bir, softdrink dan makanan kecil, “Untuk bekal sampai pagi cukup nggak…” tanya Tante Mira sambil tersenyum nakal. Aku mengangguk setuju sementara Luna masih pura-pura tidak tahu apa yang terjadi.
Akhirnya kami meluncur ke sebuah hotel kecil yang cukup bagus di sekitar Lembang, lokasinya enak dan aman untuk berselingkuh karena mobil bisa langsung parkir di garasi yang tersedia di sebelah kamar. Mungkin hotel itu sejak semula sudah dirancang untuk tempat perselingkuhan, entahlah…..
“Eh.. seperti yang aku bilang tadi…. kalau kalian mau ML aku nggak ikutan yaa… aku cuma nunggu kalian di mobil aja.”
“Aduh Luna… kami nggak tega ninggalin kamu di mobil. Kita bakalan di sini sampai pagi lho, ikutan aja deh ke kamar. Kalau nggak mau ikutan kami ML juga nggak apa-apa, that’s your choice honey… kamu bisa nunggu di ruang tamu sambil minum bir. Atau kalau perlu bisa kami pesankan “extra-bed”. Gimana..?” tanya Tante Mira. Luna akhirnya mengangguk setuju.
“OK aku di ruang tamunya aja… tapi kalian jangan ribut ya…. nanti aku nggak bisa tidur.”
Aku pikir Luna ini cuma pura-pura saja tidak mau ikut ML, kalau dia benar-benar tidak mau ikutan kenapa dia tadi tidak minta diantar pulang saja. Itu jauh lebih baik dari pada tidur di mobil ataupun di kamar sementara kami asyik bercinta sampai pagi. Aku rasa Luna ini sebenarnya mau tapi malu karena baru kenal denganku beberapa jam yang lalu, jadi kupikir bagus juga kalau aku sengaja memancing-mancing dan mengambil inisiatif supaya dia mau ikut. Setidaknya dengan cara itu dia tidak harus merasa malu kalau “terpaksa” ikut bergabung. Hmm… kalau Luna mau ikutan, ini bakal menjadi pengalaman pertamaku ML dengan dua wanita sekaligus.
Kamar hotel yang dipesan Tante Mira cukup besar, sebenarnya hanya satu ruangan tapi antara tempat tidur dan ruang tamu dipisahkan oleh tirai pembatas. Dengan kondisi seperti itu apapun yang terjadi di tempat tidur pasti akan terdengar di ruang tamu. Luna merebahkan dirinya di kursi sofa.
“Selamat ML yaa… aku mau disini aja menikmati bir dan tidur nyenyak.”
Sampai di kamar Tante Mira mematikan lampu kamar dan hanya menyisakan lampu tidur yang nyalanya remang-remang saja sementara aku langsung merebahkan diri di tempat tidur. Tante Mira lalu mengikuti dan berbaring di sebelahku. Tanpa menunggu komando aku langsung memeluk dan mencumbu Tante Mira, bibir kami saling memagut dan lidah kami saling melilit penuh nafsu. Tangan-tangan kamipun mulai saling meraba dan meremas daerah sensitif masing-masing. Kuselipkan tanganku ke balik bajunya, oh… rupanya Tante Mira sudah tidak mengenakan BH lagi sehingga tanganku dengan mudah langsung meremas payudaranya. Sementara itu tangan Tante Mira dengan ganas berusaha masuk ke celana dalamku untuk meremas kontolku yang sudah menegang sejak tadi. Setelah beberapa saat kami bergumul dan saling meremas dengan panas, aku mulai melepaskan t-shirt dan celana jeansku sementara Tante Mira juga mulai melepas pakaiannya satu per satu.
Akhirnya kami berdua berbaring di atas tempat tidur tanpa sehelai busanapun.
“Tante Mira… tante sexy sekali…,” kataku memuji sambil meraba payudara dan putingnya. Sengaja aku berbicara tanpa berbisik supaya Luna bisa ikut mendengar.
“Ah… kamu bisa aja,” tampak wajah Tante Mira memerah, mungkin merasa bangga mendapat pujian dari anak muda. Tante Mira juga tampaknya mengerti maksudku sehingga diapun tidak berusaha mengecilkan suaranya.
“Tante, Anton mau menikmati tubuh Tante Mira malam ini sepuas-puasnya… lampunya Anton nyalain aja yaa…”
“Iihh… tante malu ah… khan udah nggak muda lagi…”
“Tapi tante masih sexy banget lho… swear deh…. Anton betul-betul terangsang.”
“Terserah Anton kalau gitu… emangnya Anton mau liat apa sih kok pake nyalain lampu segala…”
“Anton mau menikmati tubuh Tante Mira yang sexy ini sampai puas, Anton mau menikmati buah dada tante yang indah, Anton mau menikmati seluruh bagian memek tante yang tertutup bulu-bulu lebat itu, Anton mau liat klitoris tante, Anton pengen liat semua bagian dalam memek tante. Boleh khan…?” kataku merayu sambil menyalakan lampu kamar.
“Tentu boleh aja sayang…., malam ini tante jadi milik kamu. Anton boleh liat apapun yang Anton mau, boleh pegang apapun… pokoknya boleh ngapain aja… sesuka kamu sayang….. Tapi sebaliknya Anton juga jadi milik tante malam ini yaa…. Sekarang tante mau pegang dan isep pisangnya Anton…gimana?” tanya Tante Mira sambil mendorongku ke tempat tidur.
Mulailah Tante Mira menjilati dan mengulum kontolku. Rupanya Tante Mira cukup ahli dalam ber-oral, diremasnya buah pelirku sementara kontolku dimasukkan ke dalam mulutnya untuk dihisap.
“Hmm dasar anak muda, kontolnya keras banget kalau berdiri… tante udah lama nggak ngerasain kontol yang keras seperti ini. Tante nggak sabar pengen ngerasain ini di dalam punya tante….” kata Tante Mira sambil terus menjilati kepala kontolku. Dimasukkannya kembali kontolku ke dalam mulutnya dan sesekali lidahnya menjilati lubang kontolku, wow… rasanya membuat tubuhku bergetar menahan nikmat.
“Oohh… tante… enak banget tante….mmhh… isep terus tante…,” aku sengaja mengekspresikan setiap rasa nikmat yang kurasakan dengan harapan supaya Luna terpancing untuk ikut bergabung.
Aku memutar posisiku sedikit supaya tanganku bisa meraba dan meremas payudara Tante Mira sementara dia tetap mengulum kontolku. Dengan lembut kuremas payudaranya dan kupilin-pilin pentilnya. Ini membuat Tante Mira makin bernafsu dan bersemangat mengulum kontolku. “Mmhh….mmhh…..” Tante Mira mulai mendesah-desah menahan nikmat. Seranganku kulanjutkan lagi, kali ini tanganku mulai mengarah ke memeknya. Kurasakan bulu-bulu kemaluannya yang lebat agak basah oleh lendir yang licin. Jari tanganku mulai menyibak bulu-bulu memek Tante Mira dan masuk ke dalam belahan bibir memeknya. Akhirnya dengan perlahan kumasukkan jari tengahku ke dalam lubangnya yang basah oleh lendir. Kugosok-gosokkan jariku dengan lembut ke dalam dinding-dinding memek Tante Mira sementara ibu jariku mempermainkan klitorisnya sehingga Tante Mira menggelinjang keenakan.
“Ah… Anton…. mhh…. masukin sekarang sayang… tante udah kepengen ngerasain kontol Anton di dalam memek tante,” katanya sambil melepaskan kontolku dari mulutnya.
Tante Mira lalu merebahkan dirinya di tempat tidur sambil membuka kedua pahanya untuk mempersilahkan kontolku masuk. Tapi aku tidak ingin langsung memainkan partai puncak, aku harus menyimpan tenaga karena bukan tidak mungkin akan ada partai tambahan dengan Luna. “Sabar dulu ya tante… Anton pengen banget jilat memek tante…Anton nggak tahan liat memek tante terbuka seperti itu… boleh….?” “Terserah Anton sayaang…. tante udah kepengen banget sampai puncak….” Pantat Tante Mira kuganjal dengan bantal sehingga aku tidak perlu terlalu membungkuk untuk menikmati memeknya. Perlahan kubuka bibir memeknya yang sedikit menggelambir dengan kedua jempolku, terlihat bagian dalam memek Tante Mira begitu merah dan merangsang. Lubangnya masih terlihat lumayan sempit meskipun sudah punya dua anak, sementara klitorisnya tampak menyembul bulat di bagian atas bibir memeknya.
Tidak tahan melihat pemandangan yang begitu membangkitkan birahi akhirnya aku membenamkan lidahku ke dalam liang memeknya. Dengan penuh nafsu kujilati seluruh bagian memek Tante Mira, mulai dari klitoris, bibir memek, hingga lubang memeknya tidak luput dari sapuan lidahku yang ganas. Tante Mira meremas rambutku dan terus mendesah menahan nikmat.
“Oohh… oohh… mmhh… Anton…. mmhh… adduhh….” Suara Tante Mira makin membuatku bersemangat, aku terus menjilati seluruh bagian memeknya seperti seorang bocah sedang menikmati es krim coklat yang begitu nikmat. Jari-jariku mulai ikut ambil bagian untuk masuk ke dalam liang memek Tante Mira, sementara itu bibirku mengulum klitorisnya dan lidahku terus menjilati serta mempermainkannya dengan penuh nafsu.
“Aaahh… Antoni… tante nggak tahan Don…. adduuh…” desahannya makin tak terkendali dan tangannya mulai meremas rambutku dengan keras sementara itu otot-otot kedua kakinya mulai menegang. Tampaknya tidak berapa lama lagi Tante Mira akan keluar.
Sementara itu samar-samar kulihat bayangan di ruang tamu mulai bergerak, ah… rupanya Luna mulai terpancing untuk melihat apa yang kami lakukan di atas tempat tidur.
“Anton… Anton… mmhh… tante nggak tahan lagi… tante udah mau keluar…. mmhh…. ahh…aahh…,” akhirnya seluruh tubuh Tante Mira menegang selama beberapa saat dan kemudian terkulai lemas. Kulitnya yang putih tampak berubah agak memerah, Tante Mira mengalami orgasmenya yang pertama malam itu. Dia tergolek lemas dengan mata terpejam dan mulut terbuka sementara itu memeknya yang merah seperti daging mentah tampak masih berdenyut-denyut mengeluarkan sisa-sisa kenikmatan. Tante Mira perlahan-lahan mulai pulih kesadarannya setelah beberapa saat terbuai oleh kenikmatan orgasme.
“Anton… enak sekali orgasmenya… mmhh… tante sampe lemes…. rasanya belum apa-apa tulang-tulang tante rontok semua….”
Aku hanya tersenyum. “Gimana tante… udah siap lagi….,” tanyaku menggoda.
“Bentar lagi ya Don… badan tante masih lemes…. dan lagi rasa enaknya masih belum hilang….”
Sementara itu kulihat Luna sudah berdiri di samping tirai pembatas ruangan, ikut menikmati apa yang kami lakukan.
“Luna, kalau mau gabung kesini aja… nggak apa-apa kok,” kataku memancing-mancing.
“Iih… enggak ah, aku cuma pengen ngeliat kalian ML aja kok, soalnya suaranya seru banget sih… sampe Luna nggak bisa tidur.”
“Iya Luna… sini aja lah…, ngapain kamu berdiri di situ… duduk aja di dekat tempat tidur biar bisa liat lebih jelas kalau emang mau liat kita ML,” Tante Mira ikut menimpali. Luna kelihatan masih malu-malu, aku lalu berdiri menghampirinya dan menariknya ke sisi tempat tidur.
“Tapi kalian nggak apa-apa kalau Luna ikutan ngeliat di sini…?” tanyanya sambil duduk di kursi.
“Ah nggak apa-apa Wi, malah kami lebih senang lagi kalau kamu juga mau ikutan ML dengan kami, iya khan Don…… Ikutan ajalah sekalian, aku nggak akan bilang sama suamimu asal kamu juga nggak cerita ke suamiku,” kata Tante Mira sambil melirikku dan aku mengangguk mengiyakan. Wajah Luna tampak merah, “Ah.. Luna cuma mau liat kalian aja dulu….” Betul dugaanku, sebenarnya Luna mau ikut bergabung hanya saja ia masih malu-malu. Yang dibutuhkannya cuma sebuah alasan yang pas.
Sementara itu Tante Mira tampaknya sudah pulih sepenuhnya, tangannya mulai meraih kontolku dan menuntunnya ke arah liang hangat di selangkangannya.
“Ayo sayang… kita lanjutin lagi…. sekarang punya kamu harus dimasukkin ke sini ya…tante dari tadi pengen ngerasain punya kamu…” Aku hanya tersenyum, sementara itu aku mulai menjilati payudara Tante Mira dan mempermainkan putingnya diantara kedua bibirku. Tubuh Tante Mira mulai menggeliat-geliat kembali.
“Ah… Anton… tante jadi konak lagi… punya kamu masukin ya…. sekarang sayang… sekarang… tante udah kepengen banget ngerasain kontolmu yang keras ini…” Tante Mira terus merengek-rengek meminta aku memasukkan kontol ke memeknya sementara itu tangannya terus meremas-remas kontolku sehingga membuatnya makin mengeras. Akhirnya perlahan-lahan kubuka paha Tante Mira sehingga bibir memeknya membelah dan menampakkan liangnya yang bisa mengundang nafsu birahi setiap lelaki.
Dengan perlahan-lahan kutuntun kontolku menuju lubang memek Tante Mira yang sudah siap menanti sejak tadi, dan… blesss… dengan sekali sentakan ringan kontolku masuk ke dalam memeknya. “Aahh…” teriak Tante Mira sambil menaikkan pinggulnya untuk menyambut kontolku. Rupanya Tante Mira sudah sangat terangsang dan bernafsu sehingga sekalipun dia berada di posisi bawah justru dia yang lebih aktif menggerak-gerakkan pinggulnya. Aku tidak mau kalah ganas dengan tante berumur 40-an ini, kugerakkan pinggulku turun naik dengan sentakan-sentakan yang kuat sehingga kontolku terasa masuk ke dalam dengan mantap.
“Aduhh.. Anton… kontolmu sampai ke ujung… enak banget….mmhh… terus sayang… tusuk yang kuat sayang… tante suka…. mmhh… mmhh…. mmhh… mmhh …mmhh ..” Tante Mira terus mendesah berulang-ulang seirama dengan tusukan kontolku. Suara kecipak beradunya kontolku dengan memek Tante Mira dan suara derit ranjang yang bergoyang menyertai desah persetubuhan kami yang ganas. Aku rasa dengan cara seperti ini Tante Mira tidak akan bertahan lama.
Beberapa saat kemudian Tante Mira minta ganti posisi, dia ingin berada di atas. Akhirnya aku berbaring pasrah sementara Tante Mira memposisikan dirinya berjongkok di atasku. Tangannya meraih kontolku dan membimbingnya menuju liang memeknya yang basah kuyup oleh lendirnya sendiri. Begitu kontolku masuk, Tante Mira lalu mulai menggerak-gerakkan pinggulnya dengan ganas. Gerakannnya makin lama makin cepat dan desahannya makin keras, “Mhh… mmhh.. mmhh….” aku belum pernah merasakan goyangan pinggul seorang wanita seganas Tante Mira. Saking keras dan semangatnya goyangan Tante Mira, beberapa kali kontolku sempat terlepas dari cengkeraman memeknya tapi Tante Mira dengan sigap memasukkan kembali. Dan akhirnya tidak sampai tiga menit Tante Mira di posisi atas iapun mulai mengalami orgasme yang kedua kali….
“Aduh… tante mau keluar lagi sayang… aduuh… mmhh… mmhh… mmhh… aahh!” Tante Mira menjerit keras berbarengan dengan orgasmenya yang kedua. Kedua tangannya mencengkeram erat dadaku dan kepalanya mendongak ke atas sementara itu memeknya menelan habis kontolku sampai aku bisa merasakan ujungnya.
Baru kali ini kurasakan orgasme seorang wanita yang begitu ganas dan intens. Seganas-ganasnya Tante Mira, rasanya masih kalah ganas dibandingkan Tante Mira. Tidak berapa lama kemudian Tante Mira terkulai lemas di dadaku. Aku melirik ke arah Luna, kulihat dia mulai terangsang hebat melihat “live-show” di depan matanya… Duduknya serba gelisah dan tangannya meremas-remas ujung bajunya. Aku sendiri sebenarnya belum orgasme, tapi rasanya juga tidak lama lagi. Permainan liar Tante Mira mau tidak mau membuatku makin dekat menuju puncak orgasme juga. Kalau aku sekarang mengajak Luna untuk ML pasti aku tidak akan sanggup bertahan lama, jadi kuputuskan untuk menyelesaikan ronde pertamaku dengan Tante Mira saja. Setelah Tante Mira mulai pulih dari orgasmenya, aku balikkan tubuhnya sehingga dia kembali dalam posisi terlentang. Tanpa basa-basi langsung aku menancapkan kontolku ke dalam memeknya.
“Anton… tante masih lemes… sabar sayang…. sebentar lagi…. mmhh… mmhh…” Tante Mira mencoba mendorongku. Tapi tenaganya tidak cukup kuat, lagi pula hanya berselang beberapa detik kemudian tampaknya Tante Mira sudah mulai terangsang lagi. Apalagi setelah telinga dan lehernya kujilati dengan lidahku. Maklum kaum wanita dalam hal persetubuhan sebenarnya jauh lebih hebat dari pria, mereka bisa mengalami orgasme berkali-kali dalam waktu yang singkat kalau mendapatkan rangsangan yang tepat.
Aku terus menusukkan kontolku berulang-ulang ke dalam memek Tante Mira.
“Anton… kamu nakal sekali… mmhh… mmhh …. dasar anak muda….. mmhh… adduuh sayang… nanti tante bisa keluar lagi…. mmhh… Anton… aduuhh…mmhh… tante jadi konak lagi… aahh… kamu ganas sekali….” kurasakan pinggul Tante Mira yang semula diam pasrah kini mulai mengikuti gerakan pinggulku. Setiap kali aku menusukkan kontolku, pinggul Tante Mira menyentak ke atas sehingga kontolku masuk semakin dalam. Gerakannya yang kembali ganas membuat ketahananku hampir jebol. Perlahan-lahan kuatur posisiku agar bisa menusukkan kontol sedalam-dalamnya.
“Tante… udah mau keluar belum…..?”
“Mmhh… iya sayang…. tante udah mau keluar lagi…. mmhh …mmhh…”
“Sekarang kita barengan ya… Anton juga udah mau keluar….” “Hmmhh……. keluarin aja sayang… keluarin semuanya di dalam…. tante siap menampung…. tante udah nggak tahan sayaang.. … tusuk tante yang kuat……. mmhh…. uuh… rasanya kontol kamu makin besar….. dorong yang kuat sayang….. iya… seperti itu sayang… iya… masukin yang dalam…mmhh… adduuh… tante keluar lagi…. aahh…aagh….!!”
“Tante… mmhh… aduuh… Anton udah nggak tahan lagii….. aahh…aahh..aagghh…!!” Akhirnya sebuah semburan sperma yang dahsyat ke dalam memek Tante Mira menyertai kenikmatan orgasmeku. Sementara itu tubuh Tante Mira juga kembali menegang dan berkedut-kedut menahan nikmat orgasmenya yang ketiga malam itu. Tidak lama kemudian tubuh kami saling berpelukan dengan lemas, kami tidak bergerak ataupun berkata-kata untuk beberapa saat karena rasa nikmat orgasme yang bersamaan tadi seolah meluluhkan semua kekuatan dan keinginan kami selama beberapa saat.
Aku dan Tante Mira hanya ingin diam berpelukkan dan saling menikmati hangatnya tubuh masing-masing, sementara kontolku yang terasa makin melemah masih tertancap di dalam memek Tante Mira…. Tidak berapa lama kemudian aku membaringkan tubuhku di samping Tante Mira. kontolku tergolek lemah kelelahan, basah kuyup oleh campuran lendir memek Tante Mira dan spermaku sendiri. Sementara itu dari celah memek Tante Mira lelehan sisa spermaku yang berwarna putih kental tampak mengalir keluar bercampur dengan lendir Tante Mira. Aku yakin spermaku banyak sekali yang masuk ke memeknya karena sudah hampir dua minggu aku belum mengeluarkannya. Tante Mira memiringkan badannya dan mengelus-elus kontolku.
“Gila kamu Anton….. belum-belum tante udah keluar tiga kali… kayaknya tante nggak bakalan kuat nih kalau ML sampai pagi….”
“Ah nggak apa-apa tante… khan ada Luna, dia bisa gantiin tante kalau tante udah capek… iya nggak,” kami tertawa cekikikan melirik Luna yang dari tadi tampak duduk gelisah menahan gejolak nafsu.
“Iya Luna, ayo kamu ikutan sini dong… bantuin aku ngerjain Anton… aku nggak bakalan kuat kalau sendiri,” kata Tante Mira ikut memanaskan suasana.
“Ah… kayaknya aku nggak perlu bantuin Teh Mira…, tuh liat… Anton punya udah lemes… kelihatannya dia juga udah bakal nggak kuat lagi main dengan Luna….,” kata Luna yang mulai menanggapi ajakan kami dengan setengah menantang.
“Tapi kalau punyaku bisa berdiri lagi Luna mau ikutan nggak…?” pancingku.
“Boleh aja… tapi buktiin dong kalau Anton punya masih sanggup berdiri lagi seperti tadi,” kata Luna. Tampaknya Luna sudah mendapatkan alasan yang pas untuk ikut bergabung.
“Ok… aku akan buktikan kalau sebentar lagi punyaku akan bangun dan keras seperti tadi tapi syaratnya harus Luna yang bangunin yaa…” kataku tersenyum.
“Iya… tapi dibersihin dulu dong.. Luna nggak mau bekas Teh Mira… he… he.. he…” Aku lalu bangkit ke kamar mandi untuk membersihkan kontolku dari sisa-sisa cairan hasil persetubuhan dengan Tante Mira. Saat keluar dari kamar mandi tampak Luna sudah duduk di tepi tempat tidur. Sementara itu Tante Mira gantian duduk tanpa busana di kursi sambil menenggak sekaleng bir hitam dan menghisap rokok.
“Ayo sini anak muda…. kita buktikan apa kamu masih sanggup bertempur lagi…” kata Luna sambil tersenyum nakal. Setelah mendapat alasan yang pas, Luna yang sebelumnya tampak malu-malu mulai menampakkan nafsu sex yang tidak kalah dengan Tante Mira. Aku lalu membaringkan tubuhku di tempat tidur.-
Terimakasih Atas Kunjungan Anda.Jangan Lupa Selalu Berkunjung Kembali
supaya tidak ketinggalan Cerita cerita Dewasa Terbaru.
Jika Kamu Menyukai Postingan Ini, Share Ke Teman-Temanmu Di Facebook ya Pulsker!
CERITA SEX DEWASA | CERITA SEX TERBARU | CERITA SEX HOT | NONTON BOKEP
www.LayarLendir.com |
Hari Jumat itu aku seperti biasa berenang sendiri. Setelah melakukan gaya bebas bolak-balik beberapa kali aku beristirahat sambil tetap berendam di tepi kolam. Hari itu agak sepi, paling hanya 15 orang saja yang ada di kolam renang. Langit sudah mulai gelap dan lampu-lampu di sekitar kolam renang sudah mulai dinyalakan. Tapi aku masih ingin berlama-lama menikmati kolam renang, maklum besok hari Sabtu tidak ada kegiatan kuliah.
Tidak berapa lama kulihat seorang wanita berrambut ikal yang berumur sekitar 40-an masuk ke area kolam renang. Meskipun sudah tidak muda lagi badannya terlihat sangat terawat dan sexy. Payudaranya tampak agak menggantung tapi masih cukup kencang dan menurutku tidak kalah dengan wanita-wanita yang lebih muda. Kulitnya putih dan wajahnya juga masih tampak cantik…ah.. rasanya aku kenal wanita itu… Kalau tidak salah dia Tante Mira, teman klub aerobik Tante Mira bekas ibu kosku di Dago yang pernah kuceritakan kisahnya beberapa waktu yang lalu. Pantas saja tubuhnya sexy…. Setelah meletakkan barang-barang bawaannya wanita itu mulai menceburkan diri ke kolam renang, tepat di seberangku. Lalu perlahan ia mulai berenang mengelilingi kolam renang. Saat ia berenang di depanku, kuberanikan memanggil namanya, “Tante Mira…” wanita itu berhenti dan berbalik menatapku.
“Hey… Anton ya… sama siapa berenang?” tanya Tante Mira sambil mencubit lenganku.
“Biasa tante… sendirian aja, tante sama siapa?”
“Oh, sama Luna teman kantor tante… tapi kayaknya dia masih di kamar ganti tuh…soalnya tadi tasnya ketinggalan di mobil… nah itu dia baru datang, tante kenalin yaaa…”
Tampak seorang wanita, terlihat masih muda dan lumayan manis mungkin umurnya sekitar 25-an, berjalan ke arah kolam renang. Rambutnya lurus melewati bahu, tubuhnya terkesan atletis dengan buah dada montok berisi seperti Pamela Anderson di film serial TV “Bay Watch”. Tante Mira lalu naik ke pinggir kolam dan bergegas menghampiri wanita tersebut. Tak lama kemudian kedua wanita itu kembali masuk ke kolam renang.
“Lun.. ini kenalin… Anton, Ton… ini kenalin..Luna, teman kantor tante,” Sambil mengulurkan tangannya Luna tersenyum dan menyebutkan namanya, senyumnya manis sekali. Akupun menyebutkan namaku sambil menikmati kehalusan tangannya. Setelah berbasa-basi sebentar Luna berpamitan untuk berenang beberapa keliling, lalu aku dan Tante Mira mengikutinya. Sebenarnya aku sudah cukup lelah setelah berenang sebelumnya, tapi kebersamaan dengan Tante Mira dan Luna kayaknya sayang kalau dilewatkan begitu saja hanya karena rasa capai yang tidak seberapa. Setelah berenang beberapa keliling kamipun akhirnya berhenti.
“Anton.. kok udah lama tante nggak pernah lihat kamu jemput Tante Mira lagi?”
“Lho… saya khan sudah nggak kos di tempat Tante Mira…”
“Tapi tante dengar kamu masih suka ketemu dengan Tante Mira, iya khan..?” Tante Mira mulai menggodaku dengan senyumnya yang nakal. Aku tidak menjawab, hanya tertawa ringan.
“Tante Mira suka cerita tentang kamu lho…hmm.. bikin kita-kita penasaran deh,” Tante Mira menggoda lagi, kini tangannya mencubit perutku.
“Aduh… sakit tante…,” kataku pura-pura kesakitan. Luna yang tidak tahu arah pembicaraan kami tampak agak bingung.
Tante Mira merapatkan badannya ke sampingku dan melingkarkan tangannya di pinggangku.
“Luna, kamu kenal dengan Mira teman aerobikku khan..? Anton ini dulu kos di tempat Mira dan semenjak itu si Mira bisa jadi betah banget di rumah kalau Anton lagi nggak kuliah, nggak tau ngapain aja dia dengan si Anton ini,” Tante Mira tertawa genit sambil melirikku. Luna hanya tersenyum-senyum saja memandangku.
“Ah… ati-ati Teh Mira… mahasiswa sekarang memang nakal-nakal….!!”
Udara malam makin dingin, tapi suasana kami justru mulai menghangat. Aku merasa kegeMiran Tante Mira sedang menantikan tanggapanku. Aku mulai memberanikan diri memegang dan meremas-remas pantat Tante Mira dengan lembut. Jantungku berdegup-degup menanti reaksi Tante Mira… syukurlah dia diam saja dan membiarkan tanganku terus beraksi. Hanya aku dan Tante Mira yang tahu persis apa yang kami lakukan. Suasana kolam renang tidak begitu terang dan kami berendam sebatas leher sehingga apapun yang diperbuat tangan-tangan kami di bawah air tidak akan terlihat siapapun. Meskipun demikian Luna kelihatannya mengerti apa yang terjadi, tapi dia pura-pura tidak tahu dan dengan sengaja berenang menjauhi kami.
Melihat kebengisannya mendapat tanggapanku dan tidak ada lagi orang lain di dekat kami, Tante Mira semakin berani. Tangannya mulai dengan sengaja menyentuh kontolku yang mulai menegang. Melihat aku tidak menolak perlakuannya Tante Mira mulai berani meremas-remas kontolku sehingga membuatnya mengeras. Tante Mira tersenyum nakal.
“Oh, ini rupanya yang bikin Tante Mira lupa sama suaminya.” Aku tidak mau ketinggalan, kuraba dan kuremas-remas kedua buah dada Tante Mira sehingga membuatnya memekik perlahan. Kami saling meraba dan berpandang-pandangan penuh nafsu. Perlahan-lahan kuarahkan tangan kananku ke selangkangan Tante Mira dan kurasakan gundukan yang lembut dan hangat di antara kedua pahanya. Mulut Tante Mira sedikit terbuka, nafasnya mulai terasa berat dan matanya mulai sayu, tampaknya dia mulai terangsang.
“Ssstop Anton… jangan disini… kita ke hotel aja… mau?” kata Tante Mira setengah berbisik dengan nafas mulai berat menahan birahi. Aku mengangguk setuju.
“Tapi Luna gimana tante…. masak ditinggal?”
“Tenang aja, itu urusan tante… kamu naik dulu… tante mau bicara sama Luna.”
Aku bergegas naik dan mengambil handuk serta sabun untuk mandi. Saat aku kembali ke kolam renang tampak Luna dan Tante Mira sudah duduk di kursi sambil mengenakan handuk.
“Anton, keberatan nggak kalau Luna ikutan acara kita?” tanya Tante Mira sambil mengedipkan sebelah mata kepadaku.
“Terserah Luna aja, Anton sih nggak keberatan tante…” kataku. “Iiih… emangnya acara apaan sih…?” tanya Luna, entah dia cuma pura-pura atau memang tidak tahu aku tidak peduli, yang jelas malam ini aku akan menikmati tubuh Tante Mira yang sexy. Belum terbayang bagiku bagaimana kalau nanti Luna ikut bergabung, aku belum pernah ML dengan lebih dari satu wanita sekaligus.
Kutitipkan motorku di kantor Satpam, kebetulan karena sudah sering berenang di situ aku jadi kenal dengan mereka. Kami bertiga lalu meluncur pergi ke arah Lembang dengan mobil Tante Mira. Tidak berapa lama kemudian kami sampai di Lembang dan Tante Mira lalu mengajak kami untuk makan malam di sebuah rumah makan. Setelah selesai makan Tante Mira membeli beberapa kaleng bir, softdrink dan makanan kecil, “Untuk bekal sampai pagi cukup nggak…” tanya Tante Mira sambil tersenyum nakal. Aku mengangguk setuju sementara Luna masih pura-pura tidak tahu apa yang terjadi.
Akhirnya kami meluncur ke sebuah hotel kecil yang cukup bagus di sekitar Lembang, lokasinya enak dan aman untuk berselingkuh karena mobil bisa langsung parkir di garasi yang tersedia di sebelah kamar. Mungkin hotel itu sejak semula sudah dirancang untuk tempat perselingkuhan, entahlah…..
“Eh.. seperti yang aku bilang tadi…. kalau kalian mau ML aku nggak ikutan yaa… aku cuma nunggu kalian di mobil aja.”
“Aduh Luna… kami nggak tega ninggalin kamu di mobil. Kita bakalan di sini sampai pagi lho, ikutan aja deh ke kamar. Kalau nggak mau ikutan kami ML juga nggak apa-apa, that’s your choice honey… kamu bisa nunggu di ruang tamu sambil minum bir. Atau kalau perlu bisa kami pesankan “extra-bed”. Gimana..?” tanya Tante Mira. Luna akhirnya mengangguk setuju.
“OK aku di ruang tamunya aja… tapi kalian jangan ribut ya…. nanti aku nggak bisa tidur.”
Aku pikir Luna ini cuma pura-pura saja tidak mau ikut ML, kalau dia benar-benar tidak mau ikutan kenapa dia tadi tidak minta diantar pulang saja. Itu jauh lebih baik dari pada tidur di mobil ataupun di kamar sementara kami asyik bercinta sampai pagi. Aku rasa Luna ini sebenarnya mau tapi malu karena baru kenal denganku beberapa jam yang lalu, jadi kupikir bagus juga kalau aku sengaja memancing-mancing dan mengambil inisiatif supaya dia mau ikut. Setidaknya dengan cara itu dia tidak harus merasa malu kalau “terpaksa” ikut bergabung. Hmm… kalau Luna mau ikutan, ini bakal menjadi pengalaman pertamaku ML dengan dua wanita sekaligus.
Kamar hotel yang dipesan Tante Mira cukup besar, sebenarnya hanya satu ruangan tapi antara tempat tidur dan ruang tamu dipisahkan oleh tirai pembatas. Dengan kondisi seperti itu apapun yang terjadi di tempat tidur pasti akan terdengar di ruang tamu. Luna merebahkan dirinya di kursi sofa.
“Selamat ML yaa… aku mau disini aja menikmati bir dan tidur nyenyak.”
Sampai di kamar Tante Mira mematikan lampu kamar dan hanya menyisakan lampu tidur yang nyalanya remang-remang saja sementara aku langsung merebahkan diri di tempat tidur. Tante Mira lalu mengikuti dan berbaring di sebelahku. Tanpa menunggu komando aku langsung memeluk dan mencumbu Tante Mira, bibir kami saling memagut dan lidah kami saling melilit penuh nafsu. Tangan-tangan kamipun mulai saling meraba dan meremas daerah sensitif masing-masing. Kuselipkan tanganku ke balik bajunya, oh… rupanya Tante Mira sudah tidak mengenakan BH lagi sehingga tanganku dengan mudah langsung meremas payudaranya. Sementara itu tangan Tante Mira dengan ganas berusaha masuk ke celana dalamku untuk meremas kontolku yang sudah menegang sejak tadi. Setelah beberapa saat kami bergumul dan saling meremas dengan panas, aku mulai melepaskan t-shirt dan celana jeansku sementara Tante Mira juga mulai melepas pakaiannya satu per satu.
Akhirnya kami berdua berbaring di atas tempat tidur tanpa sehelai busanapun.
“Tante Mira… tante sexy sekali…,” kataku memuji sambil meraba payudara dan putingnya. Sengaja aku berbicara tanpa berbisik supaya Luna bisa ikut mendengar.
“Ah… kamu bisa aja,” tampak wajah Tante Mira memerah, mungkin merasa bangga mendapat pujian dari anak muda. Tante Mira juga tampaknya mengerti maksudku sehingga diapun tidak berusaha mengecilkan suaranya.
“Tante, Anton mau menikmati tubuh Tante Mira malam ini sepuas-puasnya… lampunya Anton nyalain aja yaa…”
“Iihh… tante malu ah… khan udah nggak muda lagi…”
“Tapi tante masih sexy banget lho… swear deh…. Anton betul-betul terangsang.”
“Terserah Anton kalau gitu… emangnya Anton mau liat apa sih kok pake nyalain lampu segala…”
“Anton mau menikmati tubuh Tante Mira yang sexy ini sampai puas, Anton mau menikmati buah dada tante yang indah, Anton mau menikmati seluruh bagian memek tante yang tertutup bulu-bulu lebat itu, Anton mau liat klitoris tante, Anton pengen liat semua bagian dalam memek tante. Boleh khan…?” kataku merayu sambil menyalakan lampu kamar.
“Tentu boleh aja sayang…., malam ini tante jadi milik kamu. Anton boleh liat apapun yang Anton mau, boleh pegang apapun… pokoknya boleh ngapain aja… sesuka kamu sayang….. Tapi sebaliknya Anton juga jadi milik tante malam ini yaa…. Sekarang tante mau pegang dan isep pisangnya Anton…gimana?” tanya Tante Mira sambil mendorongku ke tempat tidur.
Mulailah Tante Mira menjilati dan mengulum kontolku. Rupanya Tante Mira cukup ahli dalam ber-oral, diremasnya buah pelirku sementara kontolku dimasukkan ke dalam mulutnya untuk dihisap.
“Hmm dasar anak muda, kontolnya keras banget kalau berdiri… tante udah lama nggak ngerasain kontol yang keras seperti ini. Tante nggak sabar pengen ngerasain ini di dalam punya tante….” kata Tante Mira sambil terus menjilati kepala kontolku. Dimasukkannya kembali kontolku ke dalam mulutnya dan sesekali lidahnya menjilati lubang kontolku, wow… rasanya membuat tubuhku bergetar menahan nikmat.
“Oohh… tante… enak banget tante….mmhh… isep terus tante…,” aku sengaja mengekspresikan setiap rasa nikmat yang kurasakan dengan harapan supaya Luna terpancing untuk ikut bergabung.
Aku memutar posisiku sedikit supaya tanganku bisa meraba dan meremas payudara Tante Mira sementara dia tetap mengulum kontolku. Dengan lembut kuremas payudaranya dan kupilin-pilin pentilnya. Ini membuat Tante Mira makin bernafsu dan bersemangat mengulum kontolku. “Mmhh….mmhh…..” Tante Mira mulai mendesah-desah menahan nikmat. Seranganku kulanjutkan lagi, kali ini tanganku mulai mengarah ke memeknya. Kurasakan bulu-bulu kemaluannya yang lebat agak basah oleh lendir yang licin. Jari tanganku mulai menyibak bulu-bulu memek Tante Mira dan masuk ke dalam belahan bibir memeknya. Akhirnya dengan perlahan kumasukkan jari tengahku ke dalam lubangnya yang basah oleh lendir. Kugosok-gosokkan jariku dengan lembut ke dalam dinding-dinding memek Tante Mira sementara ibu jariku mempermainkan klitorisnya sehingga Tante Mira menggelinjang keenakan.
“Ah… Anton…. mhh…. masukin sekarang sayang… tante udah kepengen ngerasain kontol Anton di dalam memek tante,” katanya sambil melepaskan kontolku dari mulutnya.
Tante Mira lalu merebahkan dirinya di tempat tidur sambil membuka kedua pahanya untuk mempersilahkan kontolku masuk. Tapi aku tidak ingin langsung memainkan partai puncak, aku harus menyimpan tenaga karena bukan tidak mungkin akan ada partai tambahan dengan Luna. “Sabar dulu ya tante… Anton pengen banget jilat memek tante…Anton nggak tahan liat memek tante terbuka seperti itu… boleh….?” “Terserah Anton sayaang…. tante udah kepengen banget sampai puncak….” Pantat Tante Mira kuganjal dengan bantal sehingga aku tidak perlu terlalu membungkuk untuk menikmati memeknya. Perlahan kubuka bibir memeknya yang sedikit menggelambir dengan kedua jempolku, terlihat bagian dalam memek Tante Mira begitu merah dan merangsang. Lubangnya masih terlihat lumayan sempit meskipun sudah punya dua anak, sementara klitorisnya tampak menyembul bulat di bagian atas bibir memeknya.
Tidak tahan melihat pemandangan yang begitu membangkitkan birahi akhirnya aku membenamkan lidahku ke dalam liang memeknya. Dengan penuh nafsu kujilati seluruh bagian memek Tante Mira, mulai dari klitoris, bibir memek, hingga lubang memeknya tidak luput dari sapuan lidahku yang ganas. Tante Mira meremas rambutku dan terus mendesah menahan nikmat.
“Oohh… oohh… mmhh… Anton…. mmhh… adduhh….” Suara Tante Mira makin membuatku bersemangat, aku terus menjilati seluruh bagian memeknya seperti seorang bocah sedang menikmati es krim coklat yang begitu nikmat. Jari-jariku mulai ikut ambil bagian untuk masuk ke dalam liang memek Tante Mira, sementara itu bibirku mengulum klitorisnya dan lidahku terus menjilati serta mempermainkannya dengan penuh nafsu.
“Aaahh… Antoni… tante nggak tahan Don…. adduuh…” desahannya makin tak terkendali dan tangannya mulai meremas rambutku dengan keras sementara itu otot-otot kedua kakinya mulai menegang. Tampaknya tidak berapa lama lagi Tante Mira akan keluar.
Sementara itu samar-samar kulihat bayangan di ruang tamu mulai bergerak, ah… rupanya Luna mulai terpancing untuk melihat apa yang kami lakukan di atas tempat tidur.
“Anton… Anton… mmhh… tante nggak tahan lagi… tante udah mau keluar…. mmhh…. ahh…aahh…,” akhirnya seluruh tubuh Tante Mira menegang selama beberapa saat dan kemudian terkulai lemas. Kulitnya yang putih tampak berubah agak memerah, Tante Mira mengalami orgasmenya yang pertama malam itu. Dia tergolek lemas dengan mata terpejam dan mulut terbuka sementara itu memeknya yang merah seperti daging mentah tampak masih berdenyut-denyut mengeluarkan sisa-sisa kenikmatan. Tante Mira perlahan-lahan mulai pulih kesadarannya setelah beberapa saat terbuai oleh kenikmatan orgasme.
“Anton… enak sekali orgasmenya… mmhh… tante sampe lemes…. rasanya belum apa-apa tulang-tulang tante rontok semua….”
Aku hanya tersenyum. “Gimana tante… udah siap lagi….,” tanyaku menggoda.
“Bentar lagi ya Don… badan tante masih lemes…. dan lagi rasa enaknya masih belum hilang….”
Sementara itu kulihat Luna sudah berdiri di samping tirai pembatas ruangan, ikut menikmati apa yang kami lakukan.
“Luna, kalau mau gabung kesini aja… nggak apa-apa kok,” kataku memancing-mancing.
“Iih… enggak ah, aku cuma pengen ngeliat kalian ML aja kok, soalnya suaranya seru banget sih… sampe Luna nggak bisa tidur.”
“Iya Luna… sini aja lah…, ngapain kamu berdiri di situ… duduk aja di dekat tempat tidur biar bisa liat lebih jelas kalau emang mau liat kita ML,” Tante Mira ikut menimpali. Luna kelihatan masih malu-malu, aku lalu berdiri menghampirinya dan menariknya ke sisi tempat tidur.
“Tapi kalian nggak apa-apa kalau Luna ikutan ngeliat di sini…?” tanyanya sambil duduk di kursi.
“Ah nggak apa-apa Wi, malah kami lebih senang lagi kalau kamu juga mau ikutan ML dengan kami, iya khan Don…… Ikutan ajalah sekalian, aku nggak akan bilang sama suamimu asal kamu juga nggak cerita ke suamiku,” kata Tante Mira sambil melirikku dan aku mengangguk mengiyakan. Wajah Luna tampak merah, “Ah.. Luna cuma mau liat kalian aja dulu….” Betul dugaanku, sebenarnya Luna mau ikut bergabung hanya saja ia masih malu-malu. Yang dibutuhkannya cuma sebuah alasan yang pas.
Sementara itu Tante Mira tampaknya sudah pulih sepenuhnya, tangannya mulai meraih kontolku dan menuntunnya ke arah liang hangat di selangkangannya.
“Ayo sayang… kita lanjutin lagi…. sekarang punya kamu harus dimasukkin ke sini ya…tante dari tadi pengen ngerasain punya kamu…” Aku hanya tersenyum, sementara itu aku mulai menjilati payudara Tante Mira dan mempermainkan putingnya diantara kedua bibirku. Tubuh Tante Mira mulai menggeliat-geliat kembali.
“Ah… Anton… tante jadi konak lagi… punya kamu masukin ya…. sekarang sayang… sekarang… tante udah kepengen banget ngerasain kontolmu yang keras ini…” Tante Mira terus merengek-rengek meminta aku memasukkan kontol ke memeknya sementara itu tangannya terus meremas-remas kontolku sehingga membuatnya makin mengeras. Akhirnya perlahan-lahan kubuka paha Tante Mira sehingga bibir memeknya membelah dan menampakkan liangnya yang bisa mengundang nafsu birahi setiap lelaki.
Dengan perlahan-lahan kutuntun kontolku menuju lubang memek Tante Mira yang sudah siap menanti sejak tadi, dan… blesss… dengan sekali sentakan ringan kontolku masuk ke dalam memeknya. “Aahh…” teriak Tante Mira sambil menaikkan pinggulnya untuk menyambut kontolku. Rupanya Tante Mira sudah sangat terangsang dan bernafsu sehingga sekalipun dia berada di posisi bawah justru dia yang lebih aktif menggerak-gerakkan pinggulnya. Aku tidak mau kalah ganas dengan tante berumur 40-an ini, kugerakkan pinggulku turun naik dengan sentakan-sentakan yang kuat sehingga kontolku terasa masuk ke dalam dengan mantap.
“Aduhh.. Anton… kontolmu sampai ke ujung… enak banget….mmhh… terus sayang… tusuk yang kuat sayang… tante suka…. mmhh… mmhh…. mmhh… mmhh …mmhh ..” Tante Mira terus mendesah berulang-ulang seirama dengan tusukan kontolku. Suara kecipak beradunya kontolku dengan memek Tante Mira dan suara derit ranjang yang bergoyang menyertai desah persetubuhan kami yang ganas. Aku rasa dengan cara seperti ini Tante Mira tidak akan bertahan lama.
Beberapa saat kemudian Tante Mira minta ganti posisi, dia ingin berada di atas. Akhirnya aku berbaring pasrah sementara Tante Mira memposisikan dirinya berjongkok di atasku. Tangannya meraih kontolku dan membimbingnya menuju liang memeknya yang basah kuyup oleh lendirnya sendiri. Begitu kontolku masuk, Tante Mira lalu mulai menggerak-gerakkan pinggulnya dengan ganas. Gerakannnya makin lama makin cepat dan desahannya makin keras, “Mhh… mmhh.. mmhh….” aku belum pernah merasakan goyangan pinggul seorang wanita seganas Tante Mira. Saking keras dan semangatnya goyangan Tante Mira, beberapa kali kontolku sempat terlepas dari cengkeraman memeknya tapi Tante Mira dengan sigap memasukkan kembali. Dan akhirnya tidak sampai tiga menit Tante Mira di posisi atas iapun mulai mengalami orgasme yang kedua kali….
“Aduh… tante mau keluar lagi sayang… aduuh… mmhh… mmhh… mmhh… aahh!” Tante Mira menjerit keras berbarengan dengan orgasmenya yang kedua. Kedua tangannya mencengkeram erat dadaku dan kepalanya mendongak ke atas sementara itu memeknya menelan habis kontolku sampai aku bisa merasakan ujungnya.
Baru kali ini kurasakan orgasme seorang wanita yang begitu ganas dan intens. Seganas-ganasnya Tante Mira, rasanya masih kalah ganas dibandingkan Tante Mira. Tidak berapa lama kemudian Tante Mira terkulai lemas di dadaku. Aku melirik ke arah Luna, kulihat dia mulai terangsang hebat melihat “live-show” di depan matanya… Duduknya serba gelisah dan tangannya meremas-remas ujung bajunya. Aku sendiri sebenarnya belum orgasme, tapi rasanya juga tidak lama lagi. Permainan liar Tante Mira mau tidak mau membuatku makin dekat menuju puncak orgasme juga. Kalau aku sekarang mengajak Luna untuk ML pasti aku tidak akan sanggup bertahan lama, jadi kuputuskan untuk menyelesaikan ronde pertamaku dengan Tante Mira saja. Setelah Tante Mira mulai pulih dari orgasmenya, aku balikkan tubuhnya sehingga dia kembali dalam posisi terlentang. Tanpa basa-basi langsung aku menancapkan kontolku ke dalam memeknya.
“Anton… tante masih lemes… sabar sayang…. sebentar lagi…. mmhh… mmhh…” Tante Mira mencoba mendorongku. Tapi tenaganya tidak cukup kuat, lagi pula hanya berselang beberapa detik kemudian tampaknya Tante Mira sudah mulai terangsang lagi. Apalagi setelah telinga dan lehernya kujilati dengan lidahku. Maklum kaum wanita dalam hal persetubuhan sebenarnya jauh lebih hebat dari pria, mereka bisa mengalami orgasme berkali-kali dalam waktu yang singkat kalau mendapatkan rangsangan yang tepat.
Aku terus menusukkan kontolku berulang-ulang ke dalam memek Tante Mira.
“Anton… kamu nakal sekali… mmhh… mmhh …. dasar anak muda….. mmhh… adduuh sayang… nanti tante bisa keluar lagi…. mmhh… Anton… aduuhh…mmhh… tante jadi konak lagi… aahh… kamu ganas sekali….” kurasakan pinggul Tante Mira yang semula diam pasrah kini mulai mengikuti gerakan pinggulku. Setiap kali aku menusukkan kontolku, pinggul Tante Mira menyentak ke atas sehingga kontolku masuk semakin dalam. Gerakannya yang kembali ganas membuat ketahananku hampir jebol. Perlahan-lahan kuatur posisiku agar bisa menusukkan kontol sedalam-dalamnya.
“Tante… udah mau keluar belum…..?”
“Mmhh… iya sayang…. tante udah mau keluar lagi…. mmhh …mmhh…”
“Sekarang kita barengan ya… Anton juga udah mau keluar….” “Hmmhh……. keluarin aja sayang… keluarin semuanya di dalam…. tante siap menampung…. tante udah nggak tahan sayaang.. … tusuk tante yang kuat……. mmhh…. uuh… rasanya kontol kamu makin besar….. dorong yang kuat sayang….. iya… seperti itu sayang… iya… masukin yang dalam…mmhh… adduuh… tante keluar lagi…. aahh…aagh….!!”
“Tante… mmhh… aduuh… Anton udah nggak tahan lagii….. aahh…aahh..aagghh…!!” Akhirnya sebuah semburan sperma yang dahsyat ke dalam memek Tante Mira menyertai kenikmatan orgasmeku. Sementara itu tubuh Tante Mira juga kembali menegang dan berkedut-kedut menahan nikmat orgasmenya yang ketiga malam itu. Tidak lama kemudian tubuh kami saling berpelukan dengan lemas, kami tidak bergerak ataupun berkata-kata untuk beberapa saat karena rasa nikmat orgasme yang bersamaan tadi seolah meluluhkan semua kekuatan dan keinginan kami selama beberapa saat.
Aku dan Tante Mira hanya ingin diam berpelukkan dan saling menikmati hangatnya tubuh masing-masing, sementara kontolku yang terasa makin melemah masih tertancap di dalam memek Tante Mira…. Tidak berapa lama kemudian aku membaringkan tubuhku di samping Tante Mira. kontolku tergolek lemah kelelahan, basah kuyup oleh campuran lendir memek Tante Mira dan spermaku sendiri. Sementara itu dari celah memek Tante Mira lelehan sisa spermaku yang berwarna putih kental tampak mengalir keluar bercampur dengan lendir Tante Mira. Aku yakin spermaku banyak sekali yang masuk ke memeknya karena sudah hampir dua minggu aku belum mengeluarkannya. Tante Mira memiringkan badannya dan mengelus-elus kontolku.
“Gila kamu Anton….. belum-belum tante udah keluar tiga kali… kayaknya tante nggak bakalan kuat nih kalau ML sampai pagi….”
“Ah nggak apa-apa tante… khan ada Luna, dia bisa gantiin tante kalau tante udah capek… iya nggak,” kami tertawa cekikikan melirik Luna yang dari tadi tampak duduk gelisah menahan gejolak nafsu.
“Iya Luna, ayo kamu ikutan sini dong… bantuin aku ngerjain Anton… aku nggak bakalan kuat kalau sendiri,” kata Tante Mira ikut memanaskan suasana.
“Ah… kayaknya aku nggak perlu bantuin Teh Mira…, tuh liat… Anton punya udah lemes… kelihatannya dia juga udah bakal nggak kuat lagi main dengan Luna….,” kata Luna yang mulai menanggapi ajakan kami dengan setengah menantang.
“Tapi kalau punyaku bisa berdiri lagi Luna mau ikutan nggak…?” pancingku.
“Boleh aja… tapi buktiin dong kalau Anton punya masih sanggup berdiri lagi seperti tadi,” kata Luna. Tampaknya Luna sudah mendapatkan alasan yang pas untuk ikut bergabung.
“Ok… aku akan buktikan kalau sebentar lagi punyaku akan bangun dan keras seperti tadi tapi syaratnya harus Luna yang bangunin yaa…” kataku tersenyum.
“Iya… tapi dibersihin dulu dong.. Luna nggak mau bekas Teh Mira… he… he.. he…” Aku lalu bangkit ke kamar mandi untuk membersihkan kontolku dari sisa-sisa cairan hasil persetubuhan dengan Tante Mira. Saat keluar dari kamar mandi tampak Luna sudah duduk di tepi tempat tidur. Sementara itu Tante Mira gantian duduk tanpa busana di kursi sambil menenggak sekaleng bir hitam dan menghisap rokok.
“Ayo sini anak muda…. kita buktikan apa kamu masih sanggup bertempur lagi…” kata Luna sambil tersenyum nakal. Setelah mendapat alasan yang pas, Luna yang sebelumnya tampak malu-malu mulai menampakkan nafsu sex yang tidak kalah dengan Tante Mira. Aku lalu membaringkan tubuhku di tempat tidur.-
Terimakasih Atas Kunjungan Anda.Jangan Lupa Selalu Berkunjung Kembali
supaya tidak ketinggalan Cerita cerita Dewasa Terbaru.
Jika Kamu Menyukai Postingan Ini, Share Ke Teman-Temanmu Di Facebook ya Pulsker!
CERITA SEX DEWASA | CERITA SEX TERBARU | CERITA SEX HOT | NONTON BOKEP
Cerita Sex Dewasa Tante-Tante Haus Sex
Reviewed by Layar Lendir
on
Januari 04, 2018
Rating:
Tidak ada komentar: