Cerita Sex Dewasa Ngentot Dengan Supirku
Majalah Bokep - Aku ingin menceritakan pengalaman berkesanku dan aku lakukan pertama kalinya perkenalkan namaku Endah
mahasiswi perguruan tinggi di Surabaya. Saat malam hari aku sendirian di rumah ayahku masih di kantor
sedangkan ibuku ikut seminar dan di rumah hanya aku dan sopirku di tambah pembantuku.
Sopirku bernama Dika dia usianya 35 tahun dan sudah menikah tetapi istrinya tinggal di kota lain. Aku
merasakan kecapekan setelah seharian aku jalan-jalan dan aku ingin sekali tidur tetapi entah mengapa
aku tidak bisa memejamkan mataku ini lalu aku mempunyai ide untuk menelepon temanku Maya untuk aku
ajak ngobrol melalui telepon.
Telepon Maya angkat awalnya kami ngobrol biasa saja tetapi tidak tahu kenapa tiba-tiba Maya nafasnya
memburu dan terdengar teriakan-teriakan juga suara seorang cowok yang seperti suara pacar Maya. Aku
hanya memdengar suara-suara teriakan kesakitan tetapi juga seperti merasakan sesuatu kenikmatan dan
teleponpun terputus dengan sendirinya.
Pikiranku melayang kemana-mana dan aku mulai memikirkan tentang seseorang yang sedang berhubungan
badan. Aku semakin terangasang setelah mendengar suara Maya juga khayalanku sendiri dan akupun membuka
kaos ketatku, bra, serta celana dalam aku meremas payudaraku dan memasukkan jariku ke vaginaku.
Aku kocok vaginaku hingga aku pun menyapai orgasme ditempat tidur, aku merasa puas dan akupun memakai
bajuku lalu merencanakan untuk pergi makan.
Aku cari sopirku kemana-mana tetapi tidak ada hingga aku temukan dia dikamar tidurnya, dia tertidur
pulas dengan hanya mengunakan kaos tanpa lengan dan sarung.
Aku mau membangunkan dia tetapi melihat dia tertidur pulas akupun mengurungkan niatku untuk
membangunkan dia, kasihan dia kecapekan setelah mengantar aku seharian jalan-jalan pikirku.
Sebelum aku meninggalkan kamarnya mataku tiba-tiba tertuju pada tonjolan yang ada dibalik sarungnya
sehingga membuat aku ingin mengetahui bagaimana wujud tonjolan itu.
Aku beranikan diri untuk melihat tonjolan itu dari bawah lalu aku singkapkan sarungnya secara
perlahan, aku terkejut melihatnya karena dia tidak memakai celana dalam sehinnga aku bisa melihat
dengan leluasa penis yang agak berdiri dan membuat aku ingin memegang, mengelus, dan mengulumnya.
Aku ingin sekali memegangnya tetapi aku takut sopirku nanti terbangun dan dia akan marah terhadapku,
dengan tangan yang gemetaran juga dingin dan jantung yang berdetak kencang aku beranikan diri untuk
memegangnya.
Aku singkapkan sarungnya lebih keatas dan akupun mulai memegangnya, terasa hangat dan membuat tanganku
yang tadinya dingin menjadi hangat.
Aku semakin tertarik untuk menikmatinya lagi, aku elus berkali-kali penisnya hingga berdiri dan
semakin panjang penis itu. Jantungku semakin berdetak kencang tetapi keinginanku untuk melakukan yang
lebih lagi juga semakin besar maka ku putuskan untuk mencoba mengulumnya.
Ku jilati serta memberikan gigitan kecil pada buah pelirnya yang berwarna kecoklatan hingga membuat
aku makin bernafsu dan sedikit demi sedikit aku mulai menuju penis yang telah berdiri.
Aku masukkan secara perlahan terasa hangat yang disertai rasa asin dan masuklah penis itu sampai pada
ujung tenggorokanku, aku coba masuk dan keluarkan sehingga membuat tubuhku mengeluarkan keringat yang
di ikuti rasa gemetaran.
Payudaraku terasa semakin membesar dan mengeras sehingga membuat braku terasa sesak juga vaginaku yang
terasa mengeluarkan cairan. Akupun semakin tidak bisa menahan nafsuku yang sudah memuncak lalu aku
semakin mempercepat kulumanku sehingga membuat penis sopirku licin karena liurku.
Di saat aku sedang keenakkan melakukan kuluman di penis sopirku tiba-tiba aku terkejut oleh teriakan
sopirku dan mencabut penisnya dari mulutku.
Dia lalu berdiri dan memarahi aku, dia merasa bersalah pada orang tuaku karena membiarkan aku
melakukan hal ini, akupun tidak mau menyerah begitu saja dan karena aku tidak bisa menahan nafsuku
lagi yang seperti mau meledak akupun mengancam sopirku dengan mengatakan pada ayahku bahwa aku telah
diperkosa sopirku juga akan mengatakan pada istrinya kalau tidak mau melayani kenginanku.
Dia ketakutan dan menyerah padaku, akupun tidak menyia-nyiakannya langsung saja aku melepas sarungnya
dan aku jongkok didepannya. Kulihat wajah sopirku terlihat wajahnya menampakkan kesedihan tetapi aku
tidak mempedulikannya.
Aku tidak peduli bagaimana perasaan sopirku, aku hanya ingin kenikmatan seperti yang telah temanku
rasakan. Aku ingin membuat dia agresif terhadapku dan melupakan istrinya sesaat, karena keinginanku
itu aku mulai melakukan rangsangan terhadapnya.
Kukulum lagi penisnya yang telah lemas tanpa canggung dan takut lagi pada sopirku, kupercepat
kulumanku sehingga membuat penisnya kembali berdiri. Aku sangat menikmati penis.
“Ehhmm.. Enak.. Ehmm” dan aku merasa bahagia karena membuat dia mulai terangsang yang mulai
menunjukkan ke agresifannya.
Sopirku mendesis menikmati kulumanku. “Ough.. Terus.. Cepat.. Ouh Endah”
Hanya itu saja kata yang keluar dari mulutnya akupun semakin bersemangat dan semakin mempercepat
kulumanku.
Hingga beberapa kuluman penisnya terasa semakin membesar dan menegang juga disertai denyutan dan dia
pun memegang kepalaku juga memcambak rambutku dengan kasar dia semakin memaju mundurkan kepalaku dan
akupun semakin bersemangat karena aku tahu dia akan sampai.
“Ouhh.. Ouuhh aku sampai aku sampai Endah ough” dan keluarlah spermanya ke mulutku hingga mulutku
tidak muat untuk menampungnya.
Spermanya terasa hangat, asin, dan baunya membuat diriku ingin memuntahkan sperma itu dari mulutku
tetapi dia menarik kepalaku lalu mencium aku. Ciumannya yang sangat bersemangat kepadaku membuat aku
terpakasa untuk menelan spermanya untuk mengimbangi permainan bibir itu.
Aku merasa kerepotan untuk mengimbanginya karena baru kali ini aku dicium oleh cowok, dia terus
mencium aku dan tangannya mulai menyelinap masuk ke kaosku. Tangannya menuju ke payudaraku, dia
meremas-remasnya sehingga membuat nafasku semakin memburu yang disertai degupan jantung yang cepat.
Dia semakin agresif dengan membuka kaos ketatku, rok, bra serta celana dalamku.
Terbukalah sudah apa yang selama ini aku tutupi, aku merasa risih karena baru kali ini aku telanjang
dihadapan cowok sehinnga tangankupun secara spontan menutup vaginaku juga payudaraku. Tetapi karena
nafsuku yang semakin memuncak maka aku biarkan tubuhku telanjang dan akupun dengan agresif melucuti
kaosnya.
Sekarang kita benar-benar telanjang bulat, kita saling berhimpitan sehingga penis yang telah mengacung
itu menempel pada vaginaku. Aku ingin sekali merasakan penis itu masuk ke vaginaku dan aku telah
mencoba memasukannya tetapi tidak bisa, dengan terpaksa aku hanya mengesekkan penisnya ke vaginaku dan
itu membuat aku semakin bernafsu.
Setelah dia puas mencium aku dia menurunkan kepalanya menuju kaki, dia menciumi kakiku sampai ke
vaginaku. Dia menjilati vaginaku, menyedot vaginaku dan juga memberikan gigitan kecil pada vaginaku
sehingga membuat aku tak bisa menahan getaran tubuhku.
Semakin dia mempercepat jilatannya semakin keras pula erangan serta desissan yang keluar dari mulutku.
Tanganku berpegangan pada kepalanya dan akupun menekan kepalanya serta mengangkat salah satu kakiku
kepundaknya agar bisa semakin masuk ke vaginaku, jilatan dia membuat aku tak bisa lagi menahan tubuhku
sendiri. Tubuhku melengkung ke belakang dan kepalaku medongak keatas yang disertai keringat yang
semakin mengucur deras.
“Auhh.. Ouhh..”
Dia terus menjilati vaginaku sehingga membuat aku semakin tidak tahan “Ough.. Yes.. Ouugh.. Aku
keluar” dan akupun mengalami orgasmeku yang pertama, aku merasa kenikmatan yang luar biasa karena baru
kali ini kali mengalami orgasme bersama cowok.
Sopirku menghisap-hisap vaginaku hingga terasa kering, nafasku yang tadinya memburu sekarang sudah
mulai reda. Aku yang telah mengalami orgasme terasa badanku lemas tetapi sopirku masih saja semangat,
dia mengendongku ke tempat tidur dan menjatuhkanku.
Dia bermain di payudaraku yang berukuran sedang putih bersih kemerahan, sopirku mengulum, menyedot,
meremas dan juga menggigit-gigit payudaraku. Permainan mulutnya sanggup menaikkan kembali nafsuku,
sopirku sangat menikmati payudaraku dan dia selalu memuji payudaraku yang kenyal dan kencang itu.
Aku yang ingin kembali menikmati penis sopirku segera aku menggulingkan sopirku disampingku, aku
menindihnya dengan vaginaku menghadap ke muka sopirku dan kita pun saling melakukan rangsangan. Aku
kembali mengulum penisnya sedangkan dia menjilati vaginaku.
Permainan lidahnya yang liar di vaginaku membuat tak kuasa menahan nafsuku yang mau meledak dan dengan
segera akupun minta untuk memasukkan penisnya ke vaginaku dan diapun mengijinkannya.
Aku membalikkan badan dan sekarang penis itu tepat di bawah vaginaku, aku memegang penis itu dan
mengarahkannya ke vaginaku tetapi aku tidak bisa memasukkannya terasa sulit walaupun vaginaku telah
basah.
Penis sopirku seperti tidak mau masuk penisnya selalu ke kanan atau ke kiri. Sopirku pun membantuku,
dia memegang penisnya sedangkan tangan satunya menuju vaginaku dan memasukkan jarinya ke vaginaku,
akupun terkaget dan berteriak “Ouhh”.
Jarinya maju mundur dan seperti mengaduk vaginaku, sopirkupun mengeluarkan jarinya lalu mencoba
memasukkan penisnya ke vaginaku.
Secara mengejutkan penis itu masuk dengan mudah, aku terkaget merasakannya lalu berteriak “Auhh..
Ough..”
Dan mataku melotot serta kepalaku mendongak ke atas. Vaginaku terasa penuh dan disertai rasa nyeri
yang sangat hebat tetapi sopirku duduk menghiburku dengan menciumku.
Dia menyuruhku naik turun tetapi itu sulit bagiku karena baru yang pertama aku melakukannya, aku
mencoba naik turun rasanya nikmat sekali merasakan dua alat kelamin bergesekan tetapi tetap rasa nyeri
tetap ada.
Akhirnya akupun lancar menaik-turunkan, melihat itu sopirku semangat dia mulai meremas payudaraku dan
mulai melakukan gerakan juga. Lama-kelamaan rasa nyeri itu berubah menjadi rasa nikmat tiada duanya
dengan cepat aku menaik turunkan. Gesekan itu sangat nikmat Mayambah lagi remasan sopirku di
payudaraku.
“Uhh.. Aauhh.. Oouughh” aku terus mendesis.
Malam yang sunyi kembali berisik oleh bunyi kocokan serta teriakanku, kulihat sopirku sekali
memejamkan mata menikmati kocokanku. Hingga beberapa lama kita tetap pada posisi itu dan akupun
merasakan sesuatu yang mau meledak di vaginaku.
“Ouhh.. Ouughh.. Aku sampai” akupun merasakan orgasme yang kedua kali.
Tenaga yang habis membuat aku tidak dapat menahan tubuhku dan akupun rubuh diatas sopirku. Dengan
penis yang masih menancap di vaginaku sopirku membalikkanku hingga dia berada diatas, dia kembali
mengocok vaginaku yang telah kelelahan dengan semangat yang masih memburu diapun ingin mengalami
orgasme maka akupun melayani dia walaupun tenagaku sudah habis.
Sopirku merasa tidak puas dengan posisi dia diatas dan dia meminta aku untuk duduk dipangkuannya dan
dia dengan semangat kembali mengocok. Aku yang sudah lemas masih mencoba mengimbagi kocokannya, aku
mencoba memaju-mundurkan pantatku walaupun sudah lemas.
Dia semakin semangat untuk mengocokku dengan buas dia juga menggigit payudaraku dan itu sangat membuat
diriku kembali terangsang. “Oouuh.. Ouuhh.. Uuhh”
Akupun di buat tidak berdaya dan lagi-lagi aku dibuat orgasme untuk ketiga kalinya. “Uuhh.. Ouugh..
Kau hebat Dika.. Ouugh”.
Dengan orgasmeku yang ketiga tubuhku semakin lemas tak berdaya, posisi kami tetap duduk dan aku terus
saja memuji dia “Kau hebat Dika” kataku.
Sopirku menyuruhku untuk menungging dengan lemas dan antara sadar dan tidak aku masih menurutinya. Dia
masih tidak bosan mengerjai vaginaku. Dia masih dengan semangat tetap mengocok serta meremas
payudaraku dan kadang-kadang meremas pantat ku. Jarinya juga masuk ke anusku.
“Ouugh.. Ougghh.. Ougghh” kataku semakin menikmati, dengan kasar dia mengocok vaginaku dan juga
anusku. Dengan kocokan dari anus dan vagina tubuhku semakin tak karuan dibuatnya.
“Ouuhh.. Ougghh.. Terus Dika”
Tak berselang lama aku merasakan lagi orgasme yang ke empat.
“Oouuhh.. Kau hebat.. Oughh.. Aku aku dapat ough..”
Dan dia pun mengikuti mengalami klimaks dengan sperma yang masih banyak. Semprotan spermanya membuat
mataku terbelalak dan aku pun merasakan kenikmatan, spermanya tidak dapat tertampung di vaginaku
sehingga jatuh ke sprei.
Kitapun terjatuh bersamaan di tempat tidur, sopirku berada disampingku dan dia masih mencium serta
meremas pantat dan payudaraku. Setelah nafasku mulai reda akupun langsung keluar dari kamarnya dengan
masih telanjang dan berjalan dengan gontai, sopirku pun tertidur lagi.
Begitulah kisah nyataku bersama sopirku yang baru aku alami sekitar 25 Agustus 2004. Aku tidak kecewa
walaupun keperawananku telah hilang tetapi aku senang mendapat pengalaman yang berharga.-
Terimakasih Atas Kunjungan Anda.Jangan Lupa Selalu Berkunjung Kembali
supaya tidak ketinggalan Cerita cerita Dewasa Terbaru.
Jika Kamu Menyukai Postingan Ini, Share Ke Teman-Temanmu Di Facebook ya Pulsker!
CERITA SEX DEWASA | CERITA SEX TERBARU | CERITA SEX HOT | NONTON BOKEP
www.LayarLendir.com |
Majalah Bokep - Aku ingin menceritakan pengalaman berkesanku dan aku lakukan pertama kalinya perkenalkan namaku Endah
mahasiswi perguruan tinggi di Surabaya. Saat malam hari aku sendirian di rumah ayahku masih di kantor
sedangkan ibuku ikut seminar dan di rumah hanya aku dan sopirku di tambah pembantuku.
Sopirku bernama Dika dia usianya 35 tahun dan sudah menikah tetapi istrinya tinggal di kota lain. Aku
merasakan kecapekan setelah seharian aku jalan-jalan dan aku ingin sekali tidur tetapi entah mengapa
aku tidak bisa memejamkan mataku ini lalu aku mempunyai ide untuk menelepon temanku Maya untuk aku
ajak ngobrol melalui telepon.
Telepon Maya angkat awalnya kami ngobrol biasa saja tetapi tidak tahu kenapa tiba-tiba Maya nafasnya
memburu dan terdengar teriakan-teriakan juga suara seorang cowok yang seperti suara pacar Maya. Aku
hanya memdengar suara-suara teriakan kesakitan tetapi juga seperti merasakan sesuatu kenikmatan dan
teleponpun terputus dengan sendirinya.
Pikiranku melayang kemana-mana dan aku mulai memikirkan tentang seseorang yang sedang berhubungan
badan. Aku semakin terangasang setelah mendengar suara Maya juga khayalanku sendiri dan akupun membuka
kaos ketatku, bra, serta celana dalam aku meremas payudaraku dan memasukkan jariku ke vaginaku.
Aku kocok vaginaku hingga aku pun menyapai orgasme ditempat tidur, aku merasa puas dan akupun memakai
bajuku lalu merencanakan untuk pergi makan.
Aku cari sopirku kemana-mana tetapi tidak ada hingga aku temukan dia dikamar tidurnya, dia tertidur
pulas dengan hanya mengunakan kaos tanpa lengan dan sarung.
Aku mau membangunkan dia tetapi melihat dia tertidur pulas akupun mengurungkan niatku untuk
membangunkan dia, kasihan dia kecapekan setelah mengantar aku seharian jalan-jalan pikirku.
Sebelum aku meninggalkan kamarnya mataku tiba-tiba tertuju pada tonjolan yang ada dibalik sarungnya
sehingga membuat aku ingin mengetahui bagaimana wujud tonjolan itu.
Aku beranikan diri untuk melihat tonjolan itu dari bawah lalu aku singkapkan sarungnya secara
perlahan, aku terkejut melihatnya karena dia tidak memakai celana dalam sehinnga aku bisa melihat
dengan leluasa penis yang agak berdiri dan membuat aku ingin memegang, mengelus, dan mengulumnya.
Aku ingin sekali memegangnya tetapi aku takut sopirku nanti terbangun dan dia akan marah terhadapku,
dengan tangan yang gemetaran juga dingin dan jantung yang berdetak kencang aku beranikan diri untuk
memegangnya.
Aku singkapkan sarungnya lebih keatas dan akupun mulai memegangnya, terasa hangat dan membuat tanganku
yang tadinya dingin menjadi hangat.
Aku semakin tertarik untuk menikmatinya lagi, aku elus berkali-kali penisnya hingga berdiri dan
semakin panjang penis itu. Jantungku semakin berdetak kencang tetapi keinginanku untuk melakukan yang
lebih lagi juga semakin besar maka ku putuskan untuk mencoba mengulumnya.
Ku jilati serta memberikan gigitan kecil pada buah pelirnya yang berwarna kecoklatan hingga membuat
aku makin bernafsu dan sedikit demi sedikit aku mulai menuju penis yang telah berdiri.
Aku masukkan secara perlahan terasa hangat yang disertai rasa asin dan masuklah penis itu sampai pada
ujung tenggorokanku, aku coba masuk dan keluarkan sehingga membuat tubuhku mengeluarkan keringat yang
di ikuti rasa gemetaran.
Payudaraku terasa semakin membesar dan mengeras sehingga membuat braku terasa sesak juga vaginaku yang
terasa mengeluarkan cairan. Akupun semakin tidak bisa menahan nafsuku yang sudah memuncak lalu aku
semakin mempercepat kulumanku sehingga membuat penis sopirku licin karena liurku.
Di saat aku sedang keenakkan melakukan kuluman di penis sopirku tiba-tiba aku terkejut oleh teriakan
sopirku dan mencabut penisnya dari mulutku.
Dia lalu berdiri dan memarahi aku, dia merasa bersalah pada orang tuaku karena membiarkan aku
melakukan hal ini, akupun tidak mau menyerah begitu saja dan karena aku tidak bisa menahan nafsuku
lagi yang seperti mau meledak akupun mengancam sopirku dengan mengatakan pada ayahku bahwa aku telah
diperkosa sopirku juga akan mengatakan pada istrinya kalau tidak mau melayani kenginanku.
Dia ketakutan dan menyerah padaku, akupun tidak menyia-nyiakannya langsung saja aku melepas sarungnya
dan aku jongkok didepannya. Kulihat wajah sopirku terlihat wajahnya menampakkan kesedihan tetapi aku
tidak mempedulikannya.
Aku tidak peduli bagaimana perasaan sopirku, aku hanya ingin kenikmatan seperti yang telah temanku
rasakan. Aku ingin membuat dia agresif terhadapku dan melupakan istrinya sesaat, karena keinginanku
itu aku mulai melakukan rangsangan terhadapnya.
Kukulum lagi penisnya yang telah lemas tanpa canggung dan takut lagi pada sopirku, kupercepat
kulumanku sehingga membuat penisnya kembali berdiri. Aku sangat menikmati penis.
“Ehhmm.. Enak.. Ehmm” dan aku merasa bahagia karena membuat dia mulai terangsang yang mulai
menunjukkan ke agresifannya.
Sopirku mendesis menikmati kulumanku. “Ough.. Terus.. Cepat.. Ouh Endah”
Hanya itu saja kata yang keluar dari mulutnya akupun semakin bersemangat dan semakin mempercepat
kulumanku.
Hingga beberapa kuluman penisnya terasa semakin membesar dan menegang juga disertai denyutan dan dia
pun memegang kepalaku juga memcambak rambutku dengan kasar dia semakin memaju mundurkan kepalaku dan
akupun semakin bersemangat karena aku tahu dia akan sampai.
“Ouhh.. Ouuhh aku sampai aku sampai Endah ough” dan keluarlah spermanya ke mulutku hingga mulutku
tidak muat untuk menampungnya.
Spermanya terasa hangat, asin, dan baunya membuat diriku ingin memuntahkan sperma itu dari mulutku
tetapi dia menarik kepalaku lalu mencium aku. Ciumannya yang sangat bersemangat kepadaku membuat aku
terpakasa untuk menelan spermanya untuk mengimbangi permainan bibir itu.
Aku merasa kerepotan untuk mengimbanginya karena baru kali ini aku dicium oleh cowok, dia terus
mencium aku dan tangannya mulai menyelinap masuk ke kaosku. Tangannya menuju ke payudaraku, dia
meremas-remasnya sehingga membuat nafasku semakin memburu yang disertai degupan jantung yang cepat.
Dia semakin agresif dengan membuka kaos ketatku, rok, bra serta celana dalamku.
Terbukalah sudah apa yang selama ini aku tutupi, aku merasa risih karena baru kali ini aku telanjang
dihadapan cowok sehinnga tangankupun secara spontan menutup vaginaku juga payudaraku. Tetapi karena
nafsuku yang semakin memuncak maka aku biarkan tubuhku telanjang dan akupun dengan agresif melucuti
kaosnya.
Sekarang kita benar-benar telanjang bulat, kita saling berhimpitan sehingga penis yang telah mengacung
itu menempel pada vaginaku. Aku ingin sekali merasakan penis itu masuk ke vaginaku dan aku telah
mencoba memasukannya tetapi tidak bisa, dengan terpaksa aku hanya mengesekkan penisnya ke vaginaku dan
itu membuat aku semakin bernafsu.
Setelah dia puas mencium aku dia menurunkan kepalanya menuju kaki, dia menciumi kakiku sampai ke
vaginaku. Dia menjilati vaginaku, menyedot vaginaku dan juga memberikan gigitan kecil pada vaginaku
sehingga membuat aku tak bisa menahan getaran tubuhku.
Semakin dia mempercepat jilatannya semakin keras pula erangan serta desissan yang keluar dari mulutku.
Tanganku berpegangan pada kepalanya dan akupun menekan kepalanya serta mengangkat salah satu kakiku
kepundaknya agar bisa semakin masuk ke vaginaku, jilatan dia membuat aku tak bisa lagi menahan tubuhku
sendiri. Tubuhku melengkung ke belakang dan kepalaku medongak keatas yang disertai keringat yang
semakin mengucur deras.
“Auhh.. Ouhh..”
Dia terus menjilati vaginaku sehingga membuat aku semakin tidak tahan “Ough.. Yes.. Ouugh.. Aku
keluar” dan akupun mengalami orgasmeku yang pertama, aku merasa kenikmatan yang luar biasa karena baru
kali ini kali mengalami orgasme bersama cowok.
Sopirku menghisap-hisap vaginaku hingga terasa kering, nafasku yang tadinya memburu sekarang sudah
mulai reda. Aku yang telah mengalami orgasme terasa badanku lemas tetapi sopirku masih saja semangat,
dia mengendongku ke tempat tidur dan menjatuhkanku.
Dia bermain di payudaraku yang berukuran sedang putih bersih kemerahan, sopirku mengulum, menyedot,
meremas dan juga menggigit-gigit payudaraku. Permainan mulutnya sanggup menaikkan kembali nafsuku,
sopirku sangat menikmati payudaraku dan dia selalu memuji payudaraku yang kenyal dan kencang itu.
Aku yang ingin kembali menikmati penis sopirku segera aku menggulingkan sopirku disampingku, aku
menindihnya dengan vaginaku menghadap ke muka sopirku dan kita pun saling melakukan rangsangan. Aku
kembali mengulum penisnya sedangkan dia menjilati vaginaku.
Permainan lidahnya yang liar di vaginaku membuat tak kuasa menahan nafsuku yang mau meledak dan dengan
segera akupun minta untuk memasukkan penisnya ke vaginaku dan diapun mengijinkannya.
Aku membalikkan badan dan sekarang penis itu tepat di bawah vaginaku, aku memegang penis itu dan
mengarahkannya ke vaginaku tetapi aku tidak bisa memasukkannya terasa sulit walaupun vaginaku telah
basah.
Penis sopirku seperti tidak mau masuk penisnya selalu ke kanan atau ke kiri. Sopirku pun membantuku,
dia memegang penisnya sedangkan tangan satunya menuju vaginaku dan memasukkan jarinya ke vaginaku,
akupun terkaget dan berteriak “Ouhh”.
Jarinya maju mundur dan seperti mengaduk vaginaku, sopirkupun mengeluarkan jarinya lalu mencoba
memasukkan penisnya ke vaginaku.
Secara mengejutkan penis itu masuk dengan mudah, aku terkaget merasakannya lalu berteriak “Auhh..
Ough..”
Dan mataku melotot serta kepalaku mendongak ke atas. Vaginaku terasa penuh dan disertai rasa nyeri
yang sangat hebat tetapi sopirku duduk menghiburku dengan menciumku.
Dia menyuruhku naik turun tetapi itu sulit bagiku karena baru yang pertama aku melakukannya, aku
mencoba naik turun rasanya nikmat sekali merasakan dua alat kelamin bergesekan tetapi tetap rasa nyeri
tetap ada.
Akhirnya akupun lancar menaik-turunkan, melihat itu sopirku semangat dia mulai meremas payudaraku dan
mulai melakukan gerakan juga. Lama-kelamaan rasa nyeri itu berubah menjadi rasa nikmat tiada duanya
dengan cepat aku menaik turunkan. Gesekan itu sangat nikmat Mayambah lagi remasan sopirku di
payudaraku.
“Uhh.. Aauhh.. Oouughh” aku terus mendesis.
Malam yang sunyi kembali berisik oleh bunyi kocokan serta teriakanku, kulihat sopirku sekali
memejamkan mata menikmati kocokanku. Hingga beberapa lama kita tetap pada posisi itu dan akupun
merasakan sesuatu yang mau meledak di vaginaku.
“Ouhh.. Ouughh.. Aku sampai” akupun merasakan orgasme yang kedua kali.
Tenaga yang habis membuat aku tidak dapat menahan tubuhku dan akupun rubuh diatas sopirku. Dengan
penis yang masih menancap di vaginaku sopirku membalikkanku hingga dia berada diatas, dia kembali
mengocok vaginaku yang telah kelelahan dengan semangat yang masih memburu diapun ingin mengalami
orgasme maka akupun melayani dia walaupun tenagaku sudah habis.
Sopirku merasa tidak puas dengan posisi dia diatas dan dia meminta aku untuk duduk dipangkuannya dan
dia dengan semangat kembali mengocok. Aku yang sudah lemas masih mencoba mengimbagi kocokannya, aku
mencoba memaju-mundurkan pantatku walaupun sudah lemas.
Dia semakin semangat untuk mengocokku dengan buas dia juga menggigit payudaraku dan itu sangat membuat
diriku kembali terangsang. “Oouuh.. Ouuhh.. Uuhh”
Akupun di buat tidak berdaya dan lagi-lagi aku dibuat orgasme untuk ketiga kalinya. “Uuhh.. Ouugh..
Kau hebat Dika.. Ouugh”.
Dengan orgasmeku yang ketiga tubuhku semakin lemas tak berdaya, posisi kami tetap duduk dan aku terus
saja memuji dia “Kau hebat Dika” kataku.
Sopirku menyuruhku untuk menungging dengan lemas dan antara sadar dan tidak aku masih menurutinya. Dia
masih tidak bosan mengerjai vaginaku. Dia masih dengan semangat tetap mengocok serta meremas
payudaraku dan kadang-kadang meremas pantat ku. Jarinya juga masuk ke anusku.
“Ouugh.. Ougghh.. Ougghh” kataku semakin menikmati, dengan kasar dia mengocok vaginaku dan juga
anusku. Dengan kocokan dari anus dan vagina tubuhku semakin tak karuan dibuatnya.
“Ouuhh.. Ougghh.. Terus Dika”
Tak berselang lama aku merasakan lagi orgasme yang ke empat.
“Oouuhh.. Kau hebat.. Oughh.. Aku aku dapat ough..”
Dan dia pun mengikuti mengalami klimaks dengan sperma yang masih banyak. Semprotan spermanya membuat
mataku terbelalak dan aku pun merasakan kenikmatan, spermanya tidak dapat tertampung di vaginaku
sehingga jatuh ke sprei.
Kitapun terjatuh bersamaan di tempat tidur, sopirku berada disampingku dan dia masih mencium serta
meremas pantat dan payudaraku. Setelah nafasku mulai reda akupun langsung keluar dari kamarnya dengan
masih telanjang dan berjalan dengan gontai, sopirku pun tertidur lagi.
Begitulah kisah nyataku bersama sopirku yang baru aku alami sekitar 25 Agustus 2004. Aku tidak kecewa
walaupun keperawananku telah hilang tetapi aku senang mendapat pengalaman yang berharga.-
Terimakasih Atas Kunjungan Anda.Jangan Lupa Selalu Berkunjung Kembali
supaya tidak ketinggalan Cerita cerita Dewasa Terbaru.
Jika Kamu Menyukai Postingan Ini, Share Ke Teman-Temanmu Di Facebook ya Pulsker!
CERITA SEX DEWASA | CERITA SEX TERBARU | CERITA SEX HOT | NONTON BOKEP
Cerita Sex Dewasa Ngentot Dengan Supirku
Reviewed by Layar Lendir
on
Januari 25, 2018
Rating:
Tidak ada komentar: