Cerita Sex Dewasa Seketaris Liar
Majalah Bokep - Sebagai direktur perusahaan Pak Lilik mengadakan acara resepsi penikahan nakanya di sebuah hotel
berbintag 5 di kota Jakarta, karena dapat undangan khusus dari atasan kami bersedia dengan senang hati
untuk datang dan mengucapkan selamat berbahagia untuk anaknya tentunya.
Malam itu aku datang dengan teman kuliahku yang bernama Brandon dia kuliahnya di Amerika, sampainya di
hotel banyak yang datang dengan menggandeng pasangannya masing masing, kadang aku juga merasakan iri,
karena aku masih jomblo hehe..
“Selamat malam Pak..” sapa seseorang agak mengagetkanku. Aku menoleh, ternyata Lia sekretarisku yang
menyapaku. Dia datang bersama tunangannya. Tampak sexy dan cantik sekali dia malam itu, disamping juga
anggun.
Berbeda sekali jika dibandingkan saat aku sedang menikmati tubuhnya,.. Liar dan nakal. Dengan gaun
malam yang berdada rendah, belahan buah dadanya yang besar tampak menggoda.
“Malam Lia” balasku. Mata Brandon tak henti-hentinya menatap Lia, dengan pandangan kagum. Lia hanya
tersenyum manis saja dilihat dengan penuh nafsu seperti itu. Tampak dia menjaga tingkah lakunya,
karena tunangannya berada di sampingnya.
Kamipun lalu berbincang-bincang sekedarnya. Lalu akupun permisi hendak menyapa para undangan lain yang
datang, terutama para klienku.
“Malam Pak Robert..” seorang wanita cantik tiba-tiba menyapaku. Dia adalah Santi, istri dari Pak
Rahman, manajer keuangan di kantorku. Mereka baru menikah sekitar tiga bulan yang lalu.
“Oh Santi.. Malam” kataku
“Pak Rahman dimana?”
“Sedang ke restroom.. Sendirian aja Pak?” tanyanya.
“Sama teman” jawabku sambil memandangi dia yang malam itu tampak cantik dengan gaun malamnya dengan
anggun. Belahan gaunnya yang tinggi memamerkan pahanya yang putih menggiurkan. Dadanya walaupun tak
sebesar Lia, tampak membusung menantang.
“Makanya, cari istri dong Pak.. Biar ada yang nemenin” katanya sambil tersenyum manis.
“Belum ada yang mau nih”
“Ahh.. Bapak bisa saja.. Pasti banyak banget cewek yang mau sama bapak.. Kalau belum married saya juga
mau lho..” jawabnya menggoda.
Memang Santi ini rasanya punya perasaan tertentu padaku. Tampak dari cara bicaranya dan cara dia
memandangku.
“Oh.. Kalau saya sih mau lho sama kamu biarpun kamu sudah married” kataku sambil menatap wajahnya yang
cantik.
“Ah.. Pak Robert.. Bisa aja..” jawabnya sambil tersipu malu.
“Bener lho mau aku buktiin?” godaku
“Janganlah Pak.. Nanti kalau ketahuan suamiku bisa gawat” jawabnya perlahan sambil tersenyum.
“Kalau nggak ketahuan gimana.. Nggak apa khan?” rayuku lagi.
Santi tampak tersipu malu. Wah.. Aku mendapat angin nih.. Memang aku sejak berkenalan dengan Santi
beberapa bulan yang lalu sudah membayangkan nikmatnya menyetubuhi wanita ini. Dengan kulit putih, khas
orang Bandung, rambut sedikit ikal sebahu, bibir tipis, dan masih muda lagi. Dia baru berumur 24
tahunan.
“Gimana nih setelah kawin.. Enak nggak? Pasti masih hot y.
“Godaku lagi.
“Biasa aja kok Pak.. Kadang enak.. Kadang nggak.. Tergantung moodnya” jawabnya lirih.
Dari jawabannya aku punya dugaan bahwa Pak Rahman ini tidak begitu memuaskannya di atas tempat tidur.
Mungkin karena usia Pak Rahman yang sudah berumur dibandingkan dengan dirinya yang masih penuh gejolak
hasrat seksual wanita muda. Pasti jarang sekali dia mengalami orgasme. Uh.. Kasihan sekali pikirku.
Tak lama Pak Rahmanpun datang dari kejauhan.
“Wah.. Pak Rahman.. Punya istri cantik begini kok ditinggal sendiri” kataku menggoda.
Santi tampak senang aku puji seperti itu. Tampak dari tatapan matanya yang haus akan kehangatan laki-
laki tulen seperti aku ini.
“Iya Pak.. Habis dari belakang nih” jawabnya. Tatapan matanya tampak curiga melihat aku sedang
mengobrol dengan istrinya yang jelita itu. Mungkin dia sudah dengar kabar akan ke-playboyanku di
kantor.
“Ok saya tinggal dulu ya Pak Rahman.. Santi” kataku lagi sambil ngeloyor pergi menuju tempat hidangan.
Akupun mengambil hidangan dan menyantapnya nikmat. Maklum perutku sudah keroncongan, terlalu banyak
basa-basi dengan para tamu undangan tadi. Kulihat si Brandon masih ngobrol dengan Lia dan tunangannya.
Ketika aku mencari Santi dengan pandanganku, dia juga sedang mencuri pandang padaku sambil tersenyum.
Pak Rahman tampak sedang mengobrol dengan tamu yang lain. Memang payah juga bapak yang satu ini, tidak
bisa membahagiakan istrinya.
Santi kemudian berjalan mengambil hidangan, dan akupun pura-pura menambah hidanganku.
“San.. Kita terusin ngobrolnya di luar yuk” ajakku berbisik padanya
“Nanti saya dicari suami saya gimana Pak..”
“Bilang aja kamu sakit perut.. Perlu ke toilet. Aku tunggu di luar ya”.
“Kataku sambil menahan nafsu melihat lehernya yang putih jenjang, dan lengannya yang berbulu halus
Tak lama Santipun keluar ruangan resepsi menyusulku. Kamipun pergi ke lantai di atas, dan menuju
toilet. Aku berencana untuk bermesraan dengan dia di sana. Kebetulan aku tahu suasananya pasti sepi.
Sebelum sampai di toilet, ada sebuah ruangan kosong, sebuah meeting room, yang terbuka. Wah kebetulan
nih, pikirku. Kutarik Santi ke dalam dan kututup pintunya.
Tanpa basa-basi lagi, aku cium bibirnya yang indah itu. Santipun membalas bergairah. Tangankupun
bergerak merambahi buah dadanya, sedangkan tanganku yang satu mencari kaitan retsleting di belakang
tubuhnya.
Kulepas gaunnya sebagian sehingga tampak buah dadanya yang ranum hanya tertutup BH mungil berwarna
krem. Kuciumi leher Santi yang jenjang itu, dan kusibakkan cup BHnya kebawah sehingga buah dadanya
mencuat keluar.
Langsung kujilati dengan rakus buah dada itu, aku hisap dan aku permainkan putingnya yang sudah
mengeras dengan lidahku.
“Oh.. Pak Robertt..” desah Santi sambil menggeliat.
“Enak San..”
“Enak Pak.. Terus Pak..” desahnya lirih.
Tangankupun meraba pahanya yang mulus, dan sampai pada celana dalamnya. Tampak Santi sudah begitu
bergairah sehingga celananya sudah lembab oleh cairan kewanitaannya.
Santipun kemudian tak sabar dan membuka kancing kemeja batikku. Dicium dan dijilatinya putingku.
Lalu terus ke bawah ke perutku. Kemudian dia berlutut dan dibukanya retsleting celanaku, dan tangannya
yang lentik berbulu halus itu merogoh ke dalam mengeluarkan kemaluanku dari celana dalamnya. Memang
kami sengaja tidak mau telanjang bulat karena kondisi yang tidak memungkinkan.
“Ohh.. Besar sekali Pak Robert.. Santi suka..” katanya sambil mengagumi kemaluanku dari dekat.
“Memang punya suamimu seberapa?” tanyaku tersenyum menggoda.
“Mungkin cuma separuhnya Pak Robert.. Oh.. Santi suka..” katanya tak melanjutkan lagi jawabannya
karena mulutnya yang mungil itu sudah mengulum kemaluanku.
“Enak Pak?” tanyanya sambil melirik nakal kepadaku. Tangannya sibuk meremas-remas buah zakarku
sementara lidahnya menjilati batang kemaluanku.
“Enak sayang.. Ayo isap lagi” jawabku menahan rasa nikmat yang menjalar hebat.
Dikulumnya lagi kemaluanku, sementara kedua tangannya meremas-remas pantatku. Sangat sexy sekali
melihat pemandangan itu.
Seorang wanita cantik yang sudah bersuami, bertubuh padat, sedang berlutut didepanku dengan pipi yang
menggelembung menghisap kemaluanku.
Terlebih ketika kemaluanku keluar dari mulutnya, tanpa menggunakan tangannya dan hanya menggerakkan
kepalanya mengikuti gerak kemaluanku, Santi mengulumnya kembali.”selingkuh teman kantor”
“Hm.. Kontol bapak enak banget.. Santi suka kontol yang besar begini” desahnya.
Tiba-tiba terdengar bunyi handphone. Santipun menghentikan isapannya.
“Iya Mas.. Ada apa?” jawabnya.
“Lho Mas udah pikun ya.. Khan Santi tadi usah bilang.. Santi mau ke toilet.. Sakit perut.. Gimana sih”
Santi berbicara kepada suaminya yang tak sabar menunggu. Sementara tangan Santi yang satu tetap meraba
dan mengocok kemaluan atasan suaminya ini.
“Iya Mas.. Mungkin salah makan nih.. Sebentar lagi Mas.. Sabar ya..”
Kemudian tampak suaminya berbicara agak panjang di telpon, sehingga waktu tersebut digunakan Santi
untuk kembali mengulum kemaluanku sementara tangannya masih memegang handphonenya.
“Iya Mas.. Santi juga cinta sama Mas..” katanya sambil menutup telponnya.
“Suamiku sudah nunggu. Tapi biarin aja deh dia nunggu agak lama, soalnya Santi pengin puas dulu”.
Sambil tersenyum nakal Santi kembali menjilati kemaluanku.
Aku sudah ingin menikmati kehangatan tubuh wanita istri bawahanku ini. Kutarik tangannya agar berdiri,
dan akupun tiduran di atas meja meeting di ruangan itu.
Tanpa perlu dikomando lagi Santi menaiki tubuhku dan menyibak gaun dan celana dalamnya sehingga
vaginanya tepat berada di atas kemaluanku yang sudah menjulang menahan gairah.
Santi kemudian menurunkan tubuhnya sehingga kemaluankupun menerobos liang vaginanya yang masih sempit
itu.
“Oh.. My god..” jeritnya tertahan.
Kupegang pinggangnya dan kemudian aku naik-turunkan sehingga kemaluanku maju mundur menjelajahi liang
nikmat istri cantik Pak Rahman ini. Kemudian tanganku bergerak meremas buah dadanya yang bergoyang
saat Santi bergerak naik turun di atas tubuhku.
Sesekali kutarik badannya sehingga buah dadanya bergerak ke depan wajahku untuk kemudian aku hisap
dengan gemas.
“Ohh Pak Robertt.. Bapak memang jantan..” desahnya
“Ayo Pak.. Puaskan Santi Pak..” Santi berkata sambil menggoyang-goyangkan badannya maju mundur di atas
kemaluanku. Setelah itu dia kembali menggerakkan badannya naik turun mengejar kepuasan bercinta yang
tak didapatkan dari suaminya.
Setelah beberapa menit aku turunkan tubuhnya dan aku suruh dia menungging sambil berpegangan pada
tepian meja. Aku sibakkan gaunnya, dan tampak pantatnya yang putih menggairahkan hanya tertutup oleh
celana dalam yang sudah tersibak kesamping. Kuarahkan kemaluanku ke vaginanya, dan langsung kugenjot
dia, sambil tanganku meremas-remas rambutnya yang ikal itu.
“Kamu suka San?” kataku sambil menarik rambutnya ke belakang.
“Suka Pak.. Robert.. Suka..”
“Suamimu memang nggak bisa ya”
“Dia lemah Pak.. Oh.. God.. Enak Pak.. Ohh”
“Ayo bilang.. Kamu lebih suka ngentotin suamimu atau aku” tanyaku sambil mencium wajahnya yang
mendongak ke belakang karena rambutnya aku tarik.
“Santi lebih suka dientotin Pak Robert.. Pak Robert jantan.. Suamiku lemah.. Ohh.. God..” jawabnya.
“Kamu suka kontol besar ya?” tanyaku lagi
“Iya Pak.. Oh.. Terus Pak.. Punya suamiku kecil Pak.. Oh yeah.. Pak Robert besar.. Ohh yeah oh.. God.
Suamiku jelek.. Pak Robert ganteng. Oh god. Enakhh..” Santi mulai meracau kenikmatan.
“Oh.. Pak.. Santi hampir sampai Pak.. Ayo Pak puaskan Santi Pak..” jeritnya.
“Tentu sayang.. Aku bukan suamimu yang lemah itu..” jawabku sambil terus mengenjot dia dari belakang.
Tangankupun sibuk meremas-remas buah dadanya yang bergoyang menggemaskan.
“Ahh.. Santi sampai Pak..” Santi melenguh ketika gelombang orgasme menerpanya.
Akupun hampir sampai. Kemaluanku sudah berdenyut-denyut ingin mengeluarkan laharnya. Kutarik tubuh
Santi hingga dia kembali berlutut di depanku. Kukocok-kocok kemaluanku dan tak lama tersemburlah
spermaku ke wajahnya yang cantik. Kuoles-oleskan sisa-sisa cairan dari kemaluanku ke seluruh wajahnya.
Kemudian Santipun mengulum dan menjilati kemaluanku hingga bersih.
“Terimakasih Pak Robert.. Santi puas sekali” katanya saat dia membersihkan wajahnya dengan tisu.
“Sama-sama Santi. Saya hanya berniat membantu kok” jawabku sambil bergegas membetulkan pakaianku
kembali.
“Ngomong-ngomong, kamu pintar sekali blowjob ya? Sering latihan?” tanyaku.
“Santi sering lihat di VCD aja Pak. Kalau sama suami sih jarang Santi mau begitu. Habis nggak nafsu
sih lihatnya”
Wah.. Kasihan juga Pak Rahman, pikirku geli. Malah aku yang dapat menikmati enaknya dioral oleh
istrinya yang cantik jelita itu.
“Kapan kita bisa melakukan lagi Pak” kata Santi mengharap ketika kami keluar ruangan meeting itu.
“Gimana kalau minggu depan aku suruh suamimu ke luar kota jadi kita bisa bebas bersama?”
“Hihihi.. Ide bagus tuh Pak.. Janji ya” Santi tampak gembira mendengarnya.
Kamipun kembali ke ruangan resepsi. Santi aku suruh turun terlebih dahulu, baru aku menyusul beberapa
menit kemudian. Sesampai di ruang resepsi tampak Brandon sedang mencari aku.
“Hey man.. Where have you been? I’ve been looking for you”
“Sorry man.., I had to go to the restroom. I had stomachache” jawabku.
Tak lama Santi datang bersama Pak Rahman suaminya.
“Pak Robert, kami mau pamit dahulu.. Ini Santi nggak enak badan.. Sakit perut katanya”
“Oh ya Pak Rahman, silakan saja. Istri bapak cantik harus benar-benar dirawat lho..”
Santi tampak tersenyum mendengar perkataanku itu, sementara wajah Pak Rahman menunjukkan rasa curiga.
He.. He.. Kasihan, pikirku. Mungkin dia akan syok berat bila tahu aku baru saja menyetubuhi istrinya
yang cantik itu.
Tak lama aku dan Brandon pun pulang. Sebelum pulang aku berpapasan dengan Lia, sekretarisku. Aku suruh
dia untuk mendaftarkan Pak Rahman untuk training di Singapore. Memang baru-baru ini aku mendapat
tawaran training ke Singapore dari salah satu perusahaan.
Lebih baik Pak Rahman saja yang pergi, pikirku. Toh memang dia yang mengerjakan pekerjaan itu di
kantor, sedangkan aku hanya akan menolong istrinya yang cantik mengarungi lautan birahi selama dia
pergi nanti.
Tak sabar aku menanti minggu depan datang. Nanti akan aku ceritakan lagi pengalamanku bersama Santi
bila saatnya tiba. Dengan tidak adanya batas waktu karena terburu-buru, tentu aku akan lebih bisa
menikmati dirinya.-
Terimakasih Atas Kunjungan Anda.Jangan Lupa Selalu Berkunjung Kembali
supaya tidak ketinggalan Cerita cerita Dewasa Terbaru.
Jika Kamu Menyukai Postingan Ini, Share Ke Teman-Temanmu Di Facebook ya Pulsker!
CERITA SEX DEWASA | CERITA SEX TERBARU | CERITA SEX HOT | NONTON BOKEP
www.LayarLendir.com |
Majalah Bokep - Sebagai direktur perusahaan Pak Lilik mengadakan acara resepsi penikahan nakanya di sebuah hotel
berbintag 5 di kota Jakarta, karena dapat undangan khusus dari atasan kami bersedia dengan senang hati
untuk datang dan mengucapkan selamat berbahagia untuk anaknya tentunya.
Malam itu aku datang dengan teman kuliahku yang bernama Brandon dia kuliahnya di Amerika, sampainya di
hotel banyak yang datang dengan menggandeng pasangannya masing masing, kadang aku juga merasakan iri,
karena aku masih jomblo hehe..
“Selamat malam Pak..” sapa seseorang agak mengagetkanku. Aku menoleh, ternyata Lia sekretarisku yang
menyapaku. Dia datang bersama tunangannya. Tampak sexy dan cantik sekali dia malam itu, disamping juga
anggun.
Berbeda sekali jika dibandingkan saat aku sedang menikmati tubuhnya,.. Liar dan nakal. Dengan gaun
malam yang berdada rendah, belahan buah dadanya yang besar tampak menggoda.
“Malam Lia” balasku. Mata Brandon tak henti-hentinya menatap Lia, dengan pandangan kagum. Lia hanya
tersenyum manis saja dilihat dengan penuh nafsu seperti itu. Tampak dia menjaga tingkah lakunya,
karena tunangannya berada di sampingnya.
Kamipun lalu berbincang-bincang sekedarnya. Lalu akupun permisi hendak menyapa para undangan lain yang
datang, terutama para klienku.
“Malam Pak Robert..” seorang wanita cantik tiba-tiba menyapaku. Dia adalah Santi, istri dari Pak
Rahman, manajer keuangan di kantorku. Mereka baru menikah sekitar tiga bulan yang lalu.
“Oh Santi.. Malam” kataku
“Pak Rahman dimana?”
“Sedang ke restroom.. Sendirian aja Pak?” tanyanya.
“Sama teman” jawabku sambil memandangi dia yang malam itu tampak cantik dengan gaun malamnya dengan
anggun. Belahan gaunnya yang tinggi memamerkan pahanya yang putih menggiurkan. Dadanya walaupun tak
sebesar Lia, tampak membusung menantang.
“Makanya, cari istri dong Pak.. Biar ada yang nemenin” katanya sambil tersenyum manis.
“Belum ada yang mau nih”
“Ahh.. Bapak bisa saja.. Pasti banyak banget cewek yang mau sama bapak.. Kalau belum married saya juga
mau lho..” jawabnya menggoda.
Memang Santi ini rasanya punya perasaan tertentu padaku. Tampak dari cara bicaranya dan cara dia
memandangku.
“Oh.. Kalau saya sih mau lho sama kamu biarpun kamu sudah married” kataku sambil menatap wajahnya yang
cantik.
“Ah.. Pak Robert.. Bisa aja..” jawabnya sambil tersipu malu.
“Bener lho mau aku buktiin?” godaku
“Janganlah Pak.. Nanti kalau ketahuan suamiku bisa gawat” jawabnya perlahan sambil tersenyum.
“Kalau nggak ketahuan gimana.. Nggak apa khan?” rayuku lagi.
Santi tampak tersipu malu. Wah.. Aku mendapat angin nih.. Memang aku sejak berkenalan dengan Santi
beberapa bulan yang lalu sudah membayangkan nikmatnya menyetubuhi wanita ini. Dengan kulit putih, khas
orang Bandung, rambut sedikit ikal sebahu, bibir tipis, dan masih muda lagi. Dia baru berumur 24
tahunan.
“Gimana nih setelah kawin.. Enak nggak? Pasti masih hot y.
“Godaku lagi.
“Biasa aja kok Pak.. Kadang enak.. Kadang nggak.. Tergantung moodnya” jawabnya lirih.
Dari jawabannya aku punya dugaan bahwa Pak Rahman ini tidak begitu memuaskannya di atas tempat tidur.
Mungkin karena usia Pak Rahman yang sudah berumur dibandingkan dengan dirinya yang masih penuh gejolak
hasrat seksual wanita muda. Pasti jarang sekali dia mengalami orgasme. Uh.. Kasihan sekali pikirku.
Tak lama Pak Rahmanpun datang dari kejauhan.
“Wah.. Pak Rahman.. Punya istri cantik begini kok ditinggal sendiri” kataku menggoda.
Santi tampak senang aku puji seperti itu. Tampak dari tatapan matanya yang haus akan kehangatan laki-
laki tulen seperti aku ini.
“Iya Pak.. Habis dari belakang nih” jawabnya. Tatapan matanya tampak curiga melihat aku sedang
mengobrol dengan istrinya yang jelita itu. Mungkin dia sudah dengar kabar akan ke-playboyanku di
kantor.
“Ok saya tinggal dulu ya Pak Rahman.. Santi” kataku lagi sambil ngeloyor pergi menuju tempat hidangan.
Akupun mengambil hidangan dan menyantapnya nikmat. Maklum perutku sudah keroncongan, terlalu banyak
basa-basi dengan para tamu undangan tadi. Kulihat si Brandon masih ngobrol dengan Lia dan tunangannya.
Ketika aku mencari Santi dengan pandanganku, dia juga sedang mencuri pandang padaku sambil tersenyum.
Pak Rahman tampak sedang mengobrol dengan tamu yang lain. Memang payah juga bapak yang satu ini, tidak
bisa membahagiakan istrinya.
Santi kemudian berjalan mengambil hidangan, dan akupun pura-pura menambah hidanganku.
“San.. Kita terusin ngobrolnya di luar yuk” ajakku berbisik padanya
“Nanti saya dicari suami saya gimana Pak..”
“Bilang aja kamu sakit perut.. Perlu ke toilet. Aku tunggu di luar ya”.
“Kataku sambil menahan nafsu melihat lehernya yang putih jenjang, dan lengannya yang berbulu halus
Tak lama Santipun keluar ruangan resepsi menyusulku. Kamipun pergi ke lantai di atas, dan menuju
toilet. Aku berencana untuk bermesraan dengan dia di sana. Kebetulan aku tahu suasananya pasti sepi.
Sebelum sampai di toilet, ada sebuah ruangan kosong, sebuah meeting room, yang terbuka. Wah kebetulan
nih, pikirku. Kutarik Santi ke dalam dan kututup pintunya.
Tanpa basa-basi lagi, aku cium bibirnya yang indah itu. Santipun membalas bergairah. Tangankupun
bergerak merambahi buah dadanya, sedangkan tanganku yang satu mencari kaitan retsleting di belakang
tubuhnya.
Kulepas gaunnya sebagian sehingga tampak buah dadanya yang ranum hanya tertutup BH mungil berwarna
krem. Kuciumi leher Santi yang jenjang itu, dan kusibakkan cup BHnya kebawah sehingga buah dadanya
mencuat keluar.
Langsung kujilati dengan rakus buah dada itu, aku hisap dan aku permainkan putingnya yang sudah
mengeras dengan lidahku.
“Oh.. Pak Robertt..” desah Santi sambil menggeliat.
“Enak San..”
“Enak Pak.. Terus Pak..” desahnya lirih.
Tangankupun meraba pahanya yang mulus, dan sampai pada celana dalamnya. Tampak Santi sudah begitu
bergairah sehingga celananya sudah lembab oleh cairan kewanitaannya.
Santipun kemudian tak sabar dan membuka kancing kemeja batikku. Dicium dan dijilatinya putingku.
Lalu terus ke bawah ke perutku. Kemudian dia berlutut dan dibukanya retsleting celanaku, dan tangannya
yang lentik berbulu halus itu merogoh ke dalam mengeluarkan kemaluanku dari celana dalamnya. Memang
kami sengaja tidak mau telanjang bulat karena kondisi yang tidak memungkinkan.
“Ohh.. Besar sekali Pak Robert.. Santi suka..” katanya sambil mengagumi kemaluanku dari dekat.
“Memang punya suamimu seberapa?” tanyaku tersenyum menggoda.
“Mungkin cuma separuhnya Pak Robert.. Oh.. Santi suka..” katanya tak melanjutkan lagi jawabannya
karena mulutnya yang mungil itu sudah mengulum kemaluanku.
“Enak Pak?” tanyanya sambil melirik nakal kepadaku. Tangannya sibuk meremas-remas buah zakarku
sementara lidahnya menjilati batang kemaluanku.
“Enak sayang.. Ayo isap lagi” jawabku menahan rasa nikmat yang menjalar hebat.
Dikulumnya lagi kemaluanku, sementara kedua tangannya meremas-remas pantatku. Sangat sexy sekali
melihat pemandangan itu.
Seorang wanita cantik yang sudah bersuami, bertubuh padat, sedang berlutut didepanku dengan pipi yang
menggelembung menghisap kemaluanku.
Terlebih ketika kemaluanku keluar dari mulutnya, tanpa menggunakan tangannya dan hanya menggerakkan
kepalanya mengikuti gerak kemaluanku, Santi mengulumnya kembali.”selingkuh teman kantor”
“Hm.. Kontol bapak enak banget.. Santi suka kontol yang besar begini” desahnya.
Tiba-tiba terdengar bunyi handphone. Santipun menghentikan isapannya.
“Iya Mas.. Ada apa?” jawabnya.
“Lho Mas udah pikun ya.. Khan Santi tadi usah bilang.. Santi mau ke toilet.. Sakit perut.. Gimana sih”
Santi berbicara kepada suaminya yang tak sabar menunggu. Sementara tangan Santi yang satu tetap meraba
dan mengocok kemaluan atasan suaminya ini.
“Iya Mas.. Mungkin salah makan nih.. Sebentar lagi Mas.. Sabar ya..”
Kemudian tampak suaminya berbicara agak panjang di telpon, sehingga waktu tersebut digunakan Santi
untuk kembali mengulum kemaluanku sementara tangannya masih memegang handphonenya.
“Iya Mas.. Santi juga cinta sama Mas..” katanya sambil menutup telponnya.
“Suamiku sudah nunggu. Tapi biarin aja deh dia nunggu agak lama, soalnya Santi pengin puas dulu”.
Sambil tersenyum nakal Santi kembali menjilati kemaluanku.
Aku sudah ingin menikmati kehangatan tubuh wanita istri bawahanku ini. Kutarik tangannya agar berdiri,
dan akupun tiduran di atas meja meeting di ruangan itu.
Tanpa perlu dikomando lagi Santi menaiki tubuhku dan menyibak gaun dan celana dalamnya sehingga
vaginanya tepat berada di atas kemaluanku yang sudah menjulang menahan gairah.
Santi kemudian menurunkan tubuhnya sehingga kemaluankupun menerobos liang vaginanya yang masih sempit
itu.
“Oh.. My god..” jeritnya tertahan.
Kupegang pinggangnya dan kemudian aku naik-turunkan sehingga kemaluanku maju mundur menjelajahi liang
nikmat istri cantik Pak Rahman ini. Kemudian tanganku bergerak meremas buah dadanya yang bergoyang
saat Santi bergerak naik turun di atas tubuhku.
Sesekali kutarik badannya sehingga buah dadanya bergerak ke depan wajahku untuk kemudian aku hisap
dengan gemas.
“Ohh Pak Robertt.. Bapak memang jantan..” desahnya
“Ayo Pak.. Puaskan Santi Pak..” Santi berkata sambil menggoyang-goyangkan badannya maju mundur di atas
kemaluanku. Setelah itu dia kembali menggerakkan badannya naik turun mengejar kepuasan bercinta yang
tak didapatkan dari suaminya.
Setelah beberapa menit aku turunkan tubuhnya dan aku suruh dia menungging sambil berpegangan pada
tepian meja. Aku sibakkan gaunnya, dan tampak pantatnya yang putih menggairahkan hanya tertutup oleh
celana dalam yang sudah tersibak kesamping. Kuarahkan kemaluanku ke vaginanya, dan langsung kugenjot
dia, sambil tanganku meremas-remas rambutnya yang ikal itu.
“Kamu suka San?” kataku sambil menarik rambutnya ke belakang.
“Suka Pak.. Robert.. Suka..”
“Suamimu memang nggak bisa ya”
“Dia lemah Pak.. Oh.. God.. Enak Pak.. Ohh”
“Ayo bilang.. Kamu lebih suka ngentotin suamimu atau aku” tanyaku sambil mencium wajahnya yang
mendongak ke belakang karena rambutnya aku tarik.
“Santi lebih suka dientotin Pak Robert.. Pak Robert jantan.. Suamiku lemah.. Ohh.. God..” jawabnya.
“Kamu suka kontol besar ya?” tanyaku lagi
“Iya Pak.. Oh.. Terus Pak.. Punya suamiku kecil Pak.. Oh yeah.. Pak Robert besar.. Ohh yeah oh.. God.
Suamiku jelek.. Pak Robert ganteng. Oh god. Enakhh..” Santi mulai meracau kenikmatan.
“Oh.. Pak.. Santi hampir sampai Pak.. Ayo Pak puaskan Santi Pak..” jeritnya.
“Tentu sayang.. Aku bukan suamimu yang lemah itu..” jawabku sambil terus mengenjot dia dari belakang.
Tangankupun sibuk meremas-remas buah dadanya yang bergoyang menggemaskan.
“Ahh.. Santi sampai Pak..” Santi melenguh ketika gelombang orgasme menerpanya.
Akupun hampir sampai. Kemaluanku sudah berdenyut-denyut ingin mengeluarkan laharnya. Kutarik tubuh
Santi hingga dia kembali berlutut di depanku. Kukocok-kocok kemaluanku dan tak lama tersemburlah
spermaku ke wajahnya yang cantik. Kuoles-oleskan sisa-sisa cairan dari kemaluanku ke seluruh wajahnya.
Kemudian Santipun mengulum dan menjilati kemaluanku hingga bersih.
“Terimakasih Pak Robert.. Santi puas sekali” katanya saat dia membersihkan wajahnya dengan tisu.
“Sama-sama Santi. Saya hanya berniat membantu kok” jawabku sambil bergegas membetulkan pakaianku
kembali.
“Ngomong-ngomong, kamu pintar sekali blowjob ya? Sering latihan?” tanyaku.
“Santi sering lihat di VCD aja Pak. Kalau sama suami sih jarang Santi mau begitu. Habis nggak nafsu
sih lihatnya”
Wah.. Kasihan juga Pak Rahman, pikirku geli. Malah aku yang dapat menikmati enaknya dioral oleh
istrinya yang cantik jelita itu.
“Kapan kita bisa melakukan lagi Pak” kata Santi mengharap ketika kami keluar ruangan meeting itu.
“Gimana kalau minggu depan aku suruh suamimu ke luar kota jadi kita bisa bebas bersama?”
“Hihihi.. Ide bagus tuh Pak.. Janji ya” Santi tampak gembira mendengarnya.
Kamipun kembali ke ruangan resepsi. Santi aku suruh turun terlebih dahulu, baru aku menyusul beberapa
menit kemudian. Sesampai di ruang resepsi tampak Brandon sedang mencari aku.
“Hey man.. Where have you been? I’ve been looking for you”
“Sorry man.., I had to go to the restroom. I had stomachache” jawabku.
Tak lama Santi datang bersama Pak Rahman suaminya.
“Pak Robert, kami mau pamit dahulu.. Ini Santi nggak enak badan.. Sakit perut katanya”
“Oh ya Pak Rahman, silakan saja. Istri bapak cantik harus benar-benar dirawat lho..”
Santi tampak tersenyum mendengar perkataanku itu, sementara wajah Pak Rahman menunjukkan rasa curiga.
He.. He.. Kasihan, pikirku. Mungkin dia akan syok berat bila tahu aku baru saja menyetubuhi istrinya
yang cantik itu.
Tak lama aku dan Brandon pun pulang. Sebelum pulang aku berpapasan dengan Lia, sekretarisku. Aku suruh
dia untuk mendaftarkan Pak Rahman untuk training di Singapore. Memang baru-baru ini aku mendapat
tawaran training ke Singapore dari salah satu perusahaan.
Lebih baik Pak Rahman saja yang pergi, pikirku. Toh memang dia yang mengerjakan pekerjaan itu di
kantor, sedangkan aku hanya akan menolong istrinya yang cantik mengarungi lautan birahi selama dia
pergi nanti.
Tak sabar aku menanti minggu depan datang. Nanti akan aku ceritakan lagi pengalamanku bersama Santi
bila saatnya tiba. Dengan tidak adanya batas waktu karena terburu-buru, tentu aku akan lebih bisa
menikmati dirinya.-
Terimakasih Atas Kunjungan Anda.Jangan Lupa Selalu Berkunjung Kembali
supaya tidak ketinggalan Cerita cerita Dewasa Terbaru.
Jika Kamu Menyukai Postingan Ini, Share Ke Teman-Temanmu Di Facebook ya Pulsker!
CERITA SEX DEWASA | CERITA SEX TERBARU | CERITA SEX HOT | NONTON BOKEP
Cerita Sex Dewasa Seketaris Liar
Reviewed by Layar Lendir
on
Januari 07, 2018
Rating:
Tidak ada komentar: