Cerita Sex Dewasa Menantu Bahenol
Majalah Bokep - Kesepian, itu kata yang tepat untuk menggambarkan kehidupanku sehari-hari. Sejak istriku
meninggal akibat kecelakan pesawat 3 tahun yang lalu, aku melampiaskan nafsu Sex ku dengan
membeli wanita-wanita penghibur dan juga sering kali aku mempacari ayam kampus untuk
memuaskan birahiku. Kesepianku bertambah ketika anak laki-lkai ku pindah kerumahnya
sendiri bersama dengan istrinya. Menantuku namanya Lolita, usianya masih muda, karena
anaku Birma menikahinya ketika Lolita lulus SMA, namun sampai sekarang mereka berdua belum
dikaruniai anak.
Setelah beberapa bulan Birma dan Lolita pindah rumah, kehidupanku semakin tak karuan.
Dengan usahaku yang semakin maju, kau semakin bebas mendatangkan wanita kerumahku untuk
menjadi pemuas nafsu birahku yang bisa dibilang tinggi. Hingga akhirnya aku merasa bosan
dengan rutinitasku sehari-hari, lalu aku memutuskan untuk pergi kerumah Birma dan menginap
disana. Dan setelah aku pikir matang-matang, akhirnya meluncurlah aku ke rumah Birma.
Setalah menempuh perjalan yang sangat lama, akhirnya aku sampai juga dirumah Birma. Saat
aku mengetuk pintu rumahnya, keluarlah menantuku yang sangat cantik sekali dengan pakaian
yang sangat seksi. Lolita hanya menggunakan celana yang senagt pendek sekali menyerupai
celana dalam dan dengan kemeja yang longgar dan kancing bajunya dilepaskan tiga biji dari
atas. Sungguh mempesona sekali menantuku ini. Hasartku pun sekejap langung muncul, namun
lamunanku buyar akibat Lolita menegurku.
“Pi kenapa lihat Lolita begitu amat pi?? Saya kira papi gak jadi satang kesini” ucap
Lolita membuyarkan lamunanku.
“Gak papa kok, Birma masih kerja??” tanyaku
“Iyha pi, mas Birma masih kerja. Masuk pi” ajak Lolita
Dan akhirnya aku pun masuk kedalam rumah. Suasana rumah saat itu sangat sepi sekali karena
Birma dan Lolita juga tidak mempunyai pembantu. Sambil terus mengobrol aku terus
memandangi setiap lekuk tubuh Lolita, sungguh indah sekali. Kancing baju yang membuka
membiarkanku bisa melihat payudara yang sangat putih sekali dan kelihatan sangat padat
meski payudaranya gak terlalu besar. Hingga akhirnya Lolita menyadari kalau aku terus
memperhatikan tubuhnya dan Lolitapun mengancingkan kancing bajunya dan berpamitan untuk
mandi. Lalau Lolita berjalan ke kamar atas. Dan aku pun erus memperhatikan goyangan pantat
menantuku yang semakin menggodaku.
Akhirnya Aku memutuskan untuk menaruh koper-kopernya. Dia berjalan ke atas, melewati kamar
tidur utama, terdengar suara orang yang sedang mandi. Aku menaruh koper-kopernya dan
pelan-pelan membuka pintu kamar tidur itu lalu menyelinap masuk. Ada sepasang celana jeans
berwarna biru di atas tempat tidur, dan sebuah atasan katun berwarna putih. Aku mengambil
atasan itu dan menemukan sebuah pakaian dalam wanita dibawahnya. Ini sudah cukup.
Diambilnya celana dalam itu, membuka resliting celananya, dan mulai menggosok kemaluannya
dengan itu. Jantungnya berdebar mengetahui menantu perempuannya sedang berada di kamar
mandi di sebelahnya selagi dia sedang memakai celana dalamnya untuk ‘format pelepasan’
dirinya. Dipercepatnya gerakannya sambil mencoba membayangkan seperti apa Lolita saat di
atas tempat tidur, dan bagaimana rasanya mendapatkan Lolita bergerak naik turun pada
penisnya.
Aku hampir dekat dengan klimaksnya ketika dia mendengar suara dari kamar mandi berhenti.
Dengan cepat Aku menaruh pakaian itu ke tempatnya semula dan keluar dari kamar itu. Dia
menutup pintunya, tapi masih membiarkannya sedikit terbuka. Baru saja dia keluar, Lolita
muncul dari kamar mandi dengan sebuah handuk yang membungkus tubuhnya. Aku bisa langsung
orgasme hanya dengan melihatnya dalam balutan handuk itu, lalu dia tahu dia akan
mendapatkan yang lebih baik lagi.
Lolita melepas handuknya, membiarkannya jatuh ke lantai, tidak mengetahui kalau mertuanya
yang terangsang sedang mengintip tiap geraknya. Dia mendekat ke pintu, saat dia pertama
kali melihatnya Aku memperoleh sebuah pemandangan yang sempurna dari pantat yang sangat
indah itu. Kemudian Lolita memutar tubuhnya yang semakin mempertunjukkan keindahannya.
Memeknya terlihat cantik sekali dihiasi sedikit rambut dan payudaranya kencang dan
sempurna, seperti yang dibayangkan Aku. Dia mulai mengeringkan rambutnya yang basah dengan
handuk, membuat payudaranya sedikit tergoncang dari sisi ke sisi. Aku menurunkan salah
satu kopernya dan menggunakan tangannya untuk mulai mengocok penisnya lagi. Lolita yang
selesai mengeringkan rambutnya, mengambil celana dalamnya dan membungkuk ke depan untuk
memakainya.
Saat melakukannya, Aku mendapatkan sebuah pemandangan yang jauh lebih baik dari pantatnya,
dan dia tidak lagi mampu mengendalikan dirinya, dia bisa langsung masuk ke dalam sana dan
menyetubuhinya dari belakang. Lubang anusnya yang berwarna merah muda terlihat sangat
mengundang ketika pikiran Aku membayangkan apa Lolita mengijinkan putranya memasukkan
penisnya ke dalam lubang itu. Ketika dia membungkuk untuk memakai jeansnya, gravitasi
mulai berpengaruh pada payudaranya. Penglihatan ini mengirim Aku ke garis akhir, saat dia
menembakkan spermanya ke seluruh celana dalamnya. Pelan-pelan Aku mengemasi baarang-
barangnya dan dengan cepat memasuki kamarnya sendiri untuk berganti pakaian. Sesudah makan
malam, mereka berdua pergi ke ruang keluarga untuk bersantai.
“Kenapa tidak kita buka sebotol wine. Aku menyimpannya untuk malam ini buat Birma tapi
karena sekarang dia tidak pulang sampai hari Senin, kita bisa membukanya”, kata Lolita
sambil berjalan ke lemari es.
“Ide yang bagus”, jawab Aku memperhatikan Lolita membungkuk ke depan untuk mengambil botol
wine. Ketika Lolita mengambil gelas di atas rak, atasan putihnya tersingkap ke atas,
memberi sebuah pandangan yang bagus dari tubuhnya. Atasannya menjadikan payudaranya
terlihat lebih besar dan jeansnya menjadi sangat ketat, memperlihatkan lekukan tubuhnya.
Aku tidak bisa menahannya lagi. Dia harus bisa mendapatkannya. Sebuah rencana mulai
tersusun dalam otak mesumnya.
Dua jam berbicara dan mulai mabuk saat alkohol mulai menunjukkan efeknya pada Lolita.
Dengan cepat topik pembicaraan mengarah pada pekerjaan dan bagaimana Lolita sedang
mengalami stress belakangan ini.
“Kenapa kamu tidak mendekat kemari dan aku akan memijatmu”, tawar Aku. Lolita dengan malas
berkata ya dan pelan-pelan mendekat pada Aku dan berbalik pada punggungnya lalu tangan Aku
mulai bekerja pada bahunya.
“Oohh, ini sudah terasa agak baikan”, dia merintih.
Aku tetap memijat bahunya ketika perasaan mendapatkan Lolita mulai mengaliri tubuhnya,
membuat penisnya mengeras. Mata Lolita kini terpejam saat dia benar-benar mulai menikmati
apa yang sedang dilakukan Aku pada bahunya. Pantatnya kini berada di atas penis Aku,
membuat Aku ereksi penuh.
“Oohh, aku tidak bisa percaya bagaimana leganya perasaan ini, papi sungguh baik”.
“Ini keahlianku”, jawab Aku saat dia pelan-pelan mulai menggosokkan penisnya ke pantat
Lolita.
Lolita menyadari apa yang sedang terjadi. Dia tidak menghiraukan apa yang Aku lakukan
dengan pijatannya yang mulai ‘salah’ itu. Dia sangat mencintai suaminya dan tidak pernah
akan mengkhianati dia. Dan bayangan tidur dengan mertuanya sangat menjijikkannya. Dia
meletakkan kedua tangannya pada kaki Aku saat mencoba untuk melepaskan dirinya dari penis
Aku. Tapi dengan gerakan malasnya, hanya menyebabkannya menggerakkan pantatnya naik turun
selagi dia menggunakan tangannya untuk menggosok paha Aku. Tahu-tahu dia merasa sangat
bergairah, dan dia ingin Birma ada di sini agar dia bisa segera bercinta dengannya. Aku
tahu dia telah mendapatkannya.
“Ini mulai terasa nggak nyaman untuk aku, kenapa kita tidak pergi saja ke atas”, ajak Aku
.
“Baiklah, aku belum merasa lega benar, tapi sebentar saja ya, sebab aku nggak mau membuat
papi lelah”.
Ketika mereka memasuki kamar tidur, Aku menyuruhnya untuk membuka atasannya agar dia bisa
menggosokkan lotion ke punggungnya. Dia setuju melepasnya dan dia memperlihatkan bra
putihnya yang menahan payudaranya yang sekal. Gairahnya terlihat dengan puting susunya
yang mengeras yang dengan jelas terlihat dari bahan bra itu. Apa yang Lolita kenakan
sekarang hanya bra dan jeans ketatnya, yang hampir tidak muat di pinggangnya. Lolita rebah
pada perutnya ketika Aku menempatkan dirinya di atas pantatnya.
“Begini jadi lebih mudah untukku”, kata Aku saat dia dengan cepat melepaskan kemejanya dan
mulai untuk menggosok pinggang dan punggung Lolita bagian bawah. Alkohol telah berefek
penuh pada Lolita ketika dia memejamkan matanya dan mulai jatuh tertidur.
Aku tidak bisa mempercayainya. Di sinilah dia, setelah 5 tahun tanpa seks, di atas tubuh
menantu perempuannya yang cantik dan masih muda dan yang dipikirnya dia adalah suaminya.
Pelan-pelan dilepasnya celananya sendiri, dan membalikkan tubuh Lolita. Aku pelan-pelan
mencium perutnya yang rata saat dia mulai melepaskan jeans Lolita dengan perlahan. Memek
Lolita kini mulai basah saat dia bermimpi Birma menciumi tubuhnya. Dengan hati-hati Aku
melepas jeansnya dan mulai menjalankan ciumannya ke atas pahanya. Ketika dia mencapai
celana dalam yang menutupi Memeknya, dia menghirup bau harumnya, dan kemudian sedikit
menarik ke samping kain celana dalam yang kecil itu dan mencium bibir Memek merah mudanya.
Memeknya lebih basah dari apa yang pernah Aku bayangkan. Lolita menggerakkan salah satu
tangannya untuk membelai payudaranya sendiri, sedang tangan yang lainnya membelai rambut
Aku .
“Oohh Birma”, dia merintih ketika sekarang Aku menggunakan lidahnya untuk menyelidiki
Memeknya. Penisnya akan meledak saat dia mulai menjalankan ciumnya ke atas tubuhnya.
“Jangan berhenti”, bisik Lolita.
Dia sekarang menggerakkan penisnya naik turun di gundukannya, merangsangnya. Hanya celana
dalam putih kecil yang menghalanginya memasuki Memeknya. Aku lebih melebarkan paha Lolita,
dan kemudian mendorong celana dalam itu ke samping saat dia menempatkan ujung penisnya
pada pintu masuknya. Pelan-pelan, di dorongnya masuk sedikit demi sedikit ketika Lolita
kembali mengeluarkan sebuah rintihan lembut. Sudah sekian lama dia menantikan sebuah
persetubuhan yang panas, dan sekarang dia sedang dalam perjalanan ‘memasuki’ menantu
perempuannya yang cantik.
Dia menciumi lehernya saat menusukkan penisnya keluar masuk. Dia mulai meningkatkan
kecepatannya, saat dia melepaskan branya. Aku mencengkeram kedua payudara itu dan
menghisap puting susunya seperti bayi. Perasaan ini tiba-tiba membawa Lolita kembali pada
kenyataan saat dia membuka matanya. Dia tidak bisa percaya apa yang dia lihat. Mertuanya
sedang berada di atas tubuhnya, mendorong keluar masuk ke Memeknya dengan gerakan yang
mantap, dan yang paling buruk dari semua itu, dia membiarkannya terjadi begitu saja.
Aku melihat matanya terbuka, maka dia memegang kaki Lolita dan meletakkannya di atas
bahunya dengan jari kakinya yang menunjuk lurus ke atas. Kini dia menyetubuhinya untuk
segala miliknya yang berharga.
“Oh tidak… hentikan… oh… Tuhan… kita nggak boleh… tolong.. ooohhh”, Lolita berteriak.
Payudaranya terguncang seperti sebuah gempa bumi ketika Aku menyetubuhinya layakanya
seekor binatang.
“Hentikan pi… ini nggak benar… oohh Tuhan”, Lolita berteriak dengan pasrah. Aku melambat,
dia menunduk untuk mencium bibir Lolita. Lutut Lolita kini berada di sebelah kepalanya
sendiri saat dia menemukan dirinya malah membalas ciuman Aku. Sesuatu telah mengambil
alihnya. Lidah mereka kini mengembara di dalam mulut masing-masing ketika mereka saling
memeluk dengan erat. Aku menambah lagi kecepatannya dan keluar masuk lebih cepat dari
sebelumnya, Lolita semakin menekan punggungnya. Aku berguling dan Lolita kini berada di
atas, ‘menunggangi’ penis Aku .
“Oh Tuhan, papi merobekku”, kata Lolita ketika dia meningkat gerakannya.
“Kamu sangat rapat, aku bertaruh Birma pasti kesulitan mengerjai kamu”, jawabnya.
Ini adalah Memek yang paling rapat yang pernah Aku ‘kerjai’ setelah dia mengambil
keperawanan isterinya. Dia meraih ke atas dan memegang payudaranya, meremasnya bersamaan
lalu menghisap puting susunya lagi.
“Tolong jangan keluar di dalam… oohh… papi nggak boleh keluar di dalam”.
Lolita kini menghempaskan Aku jadi gila. Mereka terus seperti ini sampai Aku merasa dia
akan orgasme. Dia mulai menggosok beberapa cairan di lubang pantat Lolita. Dia kemudian
menyuruh Lolita untuk berdiri pada lututnya saat dia bergerak ke belakangnya, dengan
penisnya mengarah pada lubang pantatnya.
“Nggak, punya papi terlalu besar, aku belum pernah melakukan ini, Tolong pi jangan”,
Lolita menghiba berusaha untuk lolos.
Tetapi itu tidak cukup untuk Aku. Sambil memegangi pinggulnya, dengan satu dorongan besar
dia melesakkan semuanya ke dalam pantat Lolita.
“Oohh Tuhan”, Lolita menjerit, dia mencengkeram ujung tempat tidur dengan kedua tangannya.
Aku mencabut pelan-pelan dan kemudian mendorong lagi dengan cepat. Payudaranya tergantung
bebas, tergguncang ketika Aku mengayun dengan irama mantap.
“Oohh papi bangsat”.
“Aku tahu kamu suka ini”, jawab Aku, dia mempercepat gerakannya.
Lolita tidak bisa percaya dia sedang menikmati sedang ‘dikerjai’ pantatnya oleh mertuanya.
“Lebih keras”, Lolita berteriak, Aku memegang payudaranya dan mulai menyetubuhinya sekeras
yang dia mampu. Ditariknya bahu Lolita ke atas mendekat dengannya dan menghisapi lehernya.
“Aku akan keluar”, teriak Aku.
“Tunggu aku “, jawabnya.
Aku menggunakan salah satu tangannya untuk menggosok Memeknya, dan kemudian dia memasukkan
dua jari dan mulai mengerjai Memeknya. Lolita menjerit dengan perasaan nikmat sekarang
saat dalam waktu yang bersamaan telepon berbunyi. Lolita menjatuhkan kepalanya ke bantal
ketika Aku mengangkat telepon, dengan satu tangan masih menggosok Memeknya.
“Halo… Birma… ya dia menyambutku dengan sangat baik… ya aku akan memanggilnya, tunggu”,
katanya saat dia menutup gagang telpon supaya Birma tidak bisa dengar suara jeritan
orgasme istrinya.
Dia bisa merasakan jarinya dilumuri cairan Lolita. Dengan satu dorongan terakhir dia mulai
menembakkan benihnya di dalam pantat Lolita. Semprotan demi semprotan menembak di dalam
pantat rapat Lolita. Mereka berdua roboh ke tempat tidur, Aku di atas punggung Lolita.
Penisnya masih di dalam, satu tangan masih menggosok pelan Memek Lolita yang terasa sakit,
tangan yang lain meremas ringan payudaranya.
“Halo Birma”, kata Lolita mengangkat telepon. “Tidak, kita belum banyak melakukan
kegiatan… jangan cemaskan kami, hanya tolong usahakan pulang cepat… aku mencintaimu”.
Dia menutup dan menjatuhkan telepon itu. Mereka berbaring di sana selama lima menitan, Aku
masih di atas, nafas keduanya berangsur reda. Aku mencabut jarinya yang berlumuran sperma
dan menaruhnya ke mulut Lolita. Dia menghisapnya hingga kering, dan kemudian bangun.
“Aku pikir lebih baik papi keluar”, dia berkata dengan mata yang berkaca-kaca. Dia
berjalan sempoyongan ke arah kamar mandi itu. Rambutnya berantakan. Aku bisa lihat
cairannya yang pelan-pelan menetes turun di pantatnya, dan menurun ke pahanya.-
Terimakasih Atas Kunjungan Anda.Jangan Lupa Selalu Berkunjung Kembali
supaya tidak ketinggalan Cerita cerita Dewasa Terbaru.
Jika Kamu Menyukai Postingan Ini, Share Ke Teman-Temanmu Di Facebook ya Pulsker!
CERITA SEX DEWASA | CERITA SEX TERBARU | CERITA SEX HOT | NONTON BOKEP
www.LayarLendir.com |
Majalah Bokep - Kesepian, itu kata yang tepat untuk menggambarkan kehidupanku sehari-hari. Sejak istriku
meninggal akibat kecelakan pesawat 3 tahun yang lalu, aku melampiaskan nafsu Sex ku dengan
membeli wanita-wanita penghibur dan juga sering kali aku mempacari ayam kampus untuk
memuaskan birahiku. Kesepianku bertambah ketika anak laki-lkai ku pindah kerumahnya
sendiri bersama dengan istrinya. Menantuku namanya Lolita, usianya masih muda, karena
anaku Birma menikahinya ketika Lolita lulus SMA, namun sampai sekarang mereka berdua belum
dikaruniai anak.
Setelah beberapa bulan Birma dan Lolita pindah rumah, kehidupanku semakin tak karuan.
Dengan usahaku yang semakin maju, kau semakin bebas mendatangkan wanita kerumahku untuk
menjadi pemuas nafsu birahku yang bisa dibilang tinggi. Hingga akhirnya aku merasa bosan
dengan rutinitasku sehari-hari, lalu aku memutuskan untuk pergi kerumah Birma dan menginap
disana. Dan setelah aku pikir matang-matang, akhirnya meluncurlah aku ke rumah Birma.
Setalah menempuh perjalan yang sangat lama, akhirnya aku sampai juga dirumah Birma. Saat
aku mengetuk pintu rumahnya, keluarlah menantuku yang sangat cantik sekali dengan pakaian
yang sangat seksi. Lolita hanya menggunakan celana yang senagt pendek sekali menyerupai
celana dalam dan dengan kemeja yang longgar dan kancing bajunya dilepaskan tiga biji dari
atas. Sungguh mempesona sekali menantuku ini. Hasartku pun sekejap langung muncul, namun
lamunanku buyar akibat Lolita menegurku.
“Pi kenapa lihat Lolita begitu amat pi?? Saya kira papi gak jadi satang kesini” ucap
Lolita membuyarkan lamunanku.
“Gak papa kok, Birma masih kerja??” tanyaku
“Iyha pi, mas Birma masih kerja. Masuk pi” ajak Lolita
Dan akhirnya aku pun masuk kedalam rumah. Suasana rumah saat itu sangat sepi sekali karena
Birma dan Lolita juga tidak mempunyai pembantu. Sambil terus mengobrol aku terus
memandangi setiap lekuk tubuh Lolita, sungguh indah sekali. Kancing baju yang membuka
membiarkanku bisa melihat payudara yang sangat putih sekali dan kelihatan sangat padat
meski payudaranya gak terlalu besar. Hingga akhirnya Lolita menyadari kalau aku terus
memperhatikan tubuhnya dan Lolitapun mengancingkan kancing bajunya dan berpamitan untuk
mandi. Lalau Lolita berjalan ke kamar atas. Dan aku pun erus memperhatikan goyangan pantat
menantuku yang semakin menggodaku.
Akhirnya Aku memutuskan untuk menaruh koper-kopernya. Dia berjalan ke atas, melewati kamar
tidur utama, terdengar suara orang yang sedang mandi. Aku menaruh koper-kopernya dan
pelan-pelan membuka pintu kamar tidur itu lalu menyelinap masuk. Ada sepasang celana jeans
berwarna biru di atas tempat tidur, dan sebuah atasan katun berwarna putih. Aku mengambil
atasan itu dan menemukan sebuah pakaian dalam wanita dibawahnya. Ini sudah cukup.
Diambilnya celana dalam itu, membuka resliting celananya, dan mulai menggosok kemaluannya
dengan itu. Jantungnya berdebar mengetahui menantu perempuannya sedang berada di kamar
mandi di sebelahnya selagi dia sedang memakai celana dalamnya untuk ‘format pelepasan’
dirinya. Dipercepatnya gerakannya sambil mencoba membayangkan seperti apa Lolita saat di
atas tempat tidur, dan bagaimana rasanya mendapatkan Lolita bergerak naik turun pada
penisnya.
Aku hampir dekat dengan klimaksnya ketika dia mendengar suara dari kamar mandi berhenti.
Dengan cepat Aku menaruh pakaian itu ke tempatnya semula dan keluar dari kamar itu. Dia
menutup pintunya, tapi masih membiarkannya sedikit terbuka. Baru saja dia keluar, Lolita
muncul dari kamar mandi dengan sebuah handuk yang membungkus tubuhnya. Aku bisa langsung
orgasme hanya dengan melihatnya dalam balutan handuk itu, lalu dia tahu dia akan
mendapatkan yang lebih baik lagi.
Lolita melepas handuknya, membiarkannya jatuh ke lantai, tidak mengetahui kalau mertuanya
yang terangsang sedang mengintip tiap geraknya. Dia mendekat ke pintu, saat dia pertama
kali melihatnya Aku memperoleh sebuah pemandangan yang sempurna dari pantat yang sangat
indah itu. Kemudian Lolita memutar tubuhnya yang semakin mempertunjukkan keindahannya.
Memeknya terlihat cantik sekali dihiasi sedikit rambut dan payudaranya kencang dan
sempurna, seperti yang dibayangkan Aku. Dia mulai mengeringkan rambutnya yang basah dengan
handuk, membuat payudaranya sedikit tergoncang dari sisi ke sisi. Aku menurunkan salah
satu kopernya dan menggunakan tangannya untuk mulai mengocok penisnya lagi. Lolita yang
selesai mengeringkan rambutnya, mengambil celana dalamnya dan membungkuk ke depan untuk
memakainya.
Saat melakukannya, Aku mendapatkan sebuah pemandangan yang jauh lebih baik dari pantatnya,
dan dia tidak lagi mampu mengendalikan dirinya, dia bisa langsung masuk ke dalam sana dan
menyetubuhinya dari belakang. Lubang anusnya yang berwarna merah muda terlihat sangat
mengundang ketika pikiran Aku membayangkan apa Lolita mengijinkan putranya memasukkan
penisnya ke dalam lubang itu. Ketika dia membungkuk untuk memakai jeansnya, gravitasi
mulai berpengaruh pada payudaranya. Penglihatan ini mengirim Aku ke garis akhir, saat dia
menembakkan spermanya ke seluruh celana dalamnya. Pelan-pelan Aku mengemasi baarang-
barangnya dan dengan cepat memasuki kamarnya sendiri untuk berganti pakaian. Sesudah makan
malam, mereka berdua pergi ke ruang keluarga untuk bersantai.
“Kenapa tidak kita buka sebotol wine. Aku menyimpannya untuk malam ini buat Birma tapi
karena sekarang dia tidak pulang sampai hari Senin, kita bisa membukanya”, kata Lolita
sambil berjalan ke lemari es.
“Ide yang bagus”, jawab Aku memperhatikan Lolita membungkuk ke depan untuk mengambil botol
wine. Ketika Lolita mengambil gelas di atas rak, atasan putihnya tersingkap ke atas,
memberi sebuah pandangan yang bagus dari tubuhnya. Atasannya menjadikan payudaranya
terlihat lebih besar dan jeansnya menjadi sangat ketat, memperlihatkan lekukan tubuhnya.
Aku tidak bisa menahannya lagi. Dia harus bisa mendapatkannya. Sebuah rencana mulai
tersusun dalam otak mesumnya.
Dua jam berbicara dan mulai mabuk saat alkohol mulai menunjukkan efeknya pada Lolita.
Dengan cepat topik pembicaraan mengarah pada pekerjaan dan bagaimana Lolita sedang
mengalami stress belakangan ini.
“Kenapa kamu tidak mendekat kemari dan aku akan memijatmu”, tawar Aku. Lolita dengan malas
berkata ya dan pelan-pelan mendekat pada Aku dan berbalik pada punggungnya lalu tangan Aku
mulai bekerja pada bahunya.
“Oohh, ini sudah terasa agak baikan”, dia merintih.
Aku tetap memijat bahunya ketika perasaan mendapatkan Lolita mulai mengaliri tubuhnya,
membuat penisnya mengeras. Mata Lolita kini terpejam saat dia benar-benar mulai menikmati
apa yang sedang dilakukan Aku pada bahunya. Pantatnya kini berada di atas penis Aku,
membuat Aku ereksi penuh.
“Oohh, aku tidak bisa percaya bagaimana leganya perasaan ini, papi sungguh baik”.
“Ini keahlianku”, jawab Aku saat dia pelan-pelan mulai menggosokkan penisnya ke pantat
Lolita.
Lolita menyadari apa yang sedang terjadi. Dia tidak menghiraukan apa yang Aku lakukan
dengan pijatannya yang mulai ‘salah’ itu. Dia sangat mencintai suaminya dan tidak pernah
akan mengkhianati dia. Dan bayangan tidur dengan mertuanya sangat menjijikkannya. Dia
meletakkan kedua tangannya pada kaki Aku saat mencoba untuk melepaskan dirinya dari penis
Aku. Tapi dengan gerakan malasnya, hanya menyebabkannya menggerakkan pantatnya naik turun
selagi dia menggunakan tangannya untuk menggosok paha Aku. Tahu-tahu dia merasa sangat
bergairah, dan dia ingin Birma ada di sini agar dia bisa segera bercinta dengannya. Aku
tahu dia telah mendapatkannya.
“Ini mulai terasa nggak nyaman untuk aku, kenapa kita tidak pergi saja ke atas”, ajak Aku
.
“Baiklah, aku belum merasa lega benar, tapi sebentar saja ya, sebab aku nggak mau membuat
papi lelah”.
Ketika mereka memasuki kamar tidur, Aku menyuruhnya untuk membuka atasannya agar dia bisa
menggosokkan lotion ke punggungnya. Dia setuju melepasnya dan dia memperlihatkan bra
putihnya yang menahan payudaranya yang sekal. Gairahnya terlihat dengan puting susunya
yang mengeras yang dengan jelas terlihat dari bahan bra itu. Apa yang Lolita kenakan
sekarang hanya bra dan jeans ketatnya, yang hampir tidak muat di pinggangnya. Lolita rebah
pada perutnya ketika Aku menempatkan dirinya di atas pantatnya.
“Begini jadi lebih mudah untukku”, kata Aku saat dia dengan cepat melepaskan kemejanya dan
mulai untuk menggosok pinggang dan punggung Lolita bagian bawah. Alkohol telah berefek
penuh pada Lolita ketika dia memejamkan matanya dan mulai jatuh tertidur.
Aku tidak bisa mempercayainya. Di sinilah dia, setelah 5 tahun tanpa seks, di atas tubuh
menantu perempuannya yang cantik dan masih muda dan yang dipikirnya dia adalah suaminya.
Pelan-pelan dilepasnya celananya sendiri, dan membalikkan tubuh Lolita. Aku pelan-pelan
mencium perutnya yang rata saat dia mulai melepaskan jeans Lolita dengan perlahan. Memek
Lolita kini mulai basah saat dia bermimpi Birma menciumi tubuhnya. Dengan hati-hati Aku
melepas jeansnya dan mulai menjalankan ciumannya ke atas pahanya. Ketika dia mencapai
celana dalam yang menutupi Memeknya, dia menghirup bau harumnya, dan kemudian sedikit
menarik ke samping kain celana dalam yang kecil itu dan mencium bibir Memek merah mudanya.
Memeknya lebih basah dari apa yang pernah Aku bayangkan. Lolita menggerakkan salah satu
tangannya untuk membelai payudaranya sendiri, sedang tangan yang lainnya membelai rambut
Aku .
“Oohh Birma”, dia merintih ketika sekarang Aku menggunakan lidahnya untuk menyelidiki
Memeknya. Penisnya akan meledak saat dia mulai menjalankan ciumnya ke atas tubuhnya.
“Jangan berhenti”, bisik Lolita.
Dia sekarang menggerakkan penisnya naik turun di gundukannya, merangsangnya. Hanya celana
dalam putih kecil yang menghalanginya memasuki Memeknya. Aku lebih melebarkan paha Lolita,
dan kemudian mendorong celana dalam itu ke samping saat dia menempatkan ujung penisnya
pada pintu masuknya. Pelan-pelan, di dorongnya masuk sedikit demi sedikit ketika Lolita
kembali mengeluarkan sebuah rintihan lembut. Sudah sekian lama dia menantikan sebuah
persetubuhan yang panas, dan sekarang dia sedang dalam perjalanan ‘memasuki’ menantu
perempuannya yang cantik.
Dia menciumi lehernya saat menusukkan penisnya keluar masuk. Dia mulai meningkatkan
kecepatannya, saat dia melepaskan branya. Aku mencengkeram kedua payudara itu dan
menghisap puting susunya seperti bayi. Perasaan ini tiba-tiba membawa Lolita kembali pada
kenyataan saat dia membuka matanya. Dia tidak bisa percaya apa yang dia lihat. Mertuanya
sedang berada di atas tubuhnya, mendorong keluar masuk ke Memeknya dengan gerakan yang
mantap, dan yang paling buruk dari semua itu, dia membiarkannya terjadi begitu saja.
Aku melihat matanya terbuka, maka dia memegang kaki Lolita dan meletakkannya di atas
bahunya dengan jari kakinya yang menunjuk lurus ke atas. Kini dia menyetubuhinya untuk
segala miliknya yang berharga.
“Oh tidak… hentikan… oh… Tuhan… kita nggak boleh… tolong.. ooohhh”, Lolita berteriak.
Payudaranya terguncang seperti sebuah gempa bumi ketika Aku menyetubuhinya layakanya
seekor binatang.
“Hentikan pi… ini nggak benar… oohh Tuhan”, Lolita berteriak dengan pasrah. Aku melambat,
dia menunduk untuk mencium bibir Lolita. Lutut Lolita kini berada di sebelah kepalanya
sendiri saat dia menemukan dirinya malah membalas ciuman Aku. Sesuatu telah mengambil
alihnya. Lidah mereka kini mengembara di dalam mulut masing-masing ketika mereka saling
memeluk dengan erat. Aku menambah lagi kecepatannya dan keluar masuk lebih cepat dari
sebelumnya, Lolita semakin menekan punggungnya. Aku berguling dan Lolita kini berada di
atas, ‘menunggangi’ penis Aku .
“Oh Tuhan, papi merobekku”, kata Lolita ketika dia meningkat gerakannya.
“Kamu sangat rapat, aku bertaruh Birma pasti kesulitan mengerjai kamu”, jawabnya.
Ini adalah Memek yang paling rapat yang pernah Aku ‘kerjai’ setelah dia mengambil
keperawanan isterinya. Dia meraih ke atas dan memegang payudaranya, meremasnya bersamaan
lalu menghisap puting susunya lagi.
“Tolong jangan keluar di dalam… oohh… papi nggak boleh keluar di dalam”.
Lolita kini menghempaskan Aku jadi gila. Mereka terus seperti ini sampai Aku merasa dia
akan orgasme. Dia mulai menggosok beberapa cairan di lubang pantat Lolita. Dia kemudian
menyuruh Lolita untuk berdiri pada lututnya saat dia bergerak ke belakangnya, dengan
penisnya mengarah pada lubang pantatnya.
“Nggak, punya papi terlalu besar, aku belum pernah melakukan ini, Tolong pi jangan”,
Lolita menghiba berusaha untuk lolos.
Tetapi itu tidak cukup untuk Aku. Sambil memegangi pinggulnya, dengan satu dorongan besar
dia melesakkan semuanya ke dalam pantat Lolita.
“Oohh Tuhan”, Lolita menjerit, dia mencengkeram ujung tempat tidur dengan kedua tangannya.
Aku mencabut pelan-pelan dan kemudian mendorong lagi dengan cepat. Payudaranya tergantung
bebas, tergguncang ketika Aku mengayun dengan irama mantap.
“Oohh papi bangsat”.
“Aku tahu kamu suka ini”, jawab Aku, dia mempercepat gerakannya.
Lolita tidak bisa percaya dia sedang menikmati sedang ‘dikerjai’ pantatnya oleh mertuanya.
“Lebih keras”, Lolita berteriak, Aku memegang payudaranya dan mulai menyetubuhinya sekeras
yang dia mampu. Ditariknya bahu Lolita ke atas mendekat dengannya dan menghisapi lehernya.
“Aku akan keluar”, teriak Aku.
“Tunggu aku “, jawabnya.
Aku menggunakan salah satu tangannya untuk menggosok Memeknya, dan kemudian dia memasukkan
dua jari dan mulai mengerjai Memeknya. Lolita menjerit dengan perasaan nikmat sekarang
saat dalam waktu yang bersamaan telepon berbunyi. Lolita menjatuhkan kepalanya ke bantal
ketika Aku mengangkat telepon, dengan satu tangan masih menggosok Memeknya.
“Halo… Birma… ya dia menyambutku dengan sangat baik… ya aku akan memanggilnya, tunggu”,
katanya saat dia menutup gagang telpon supaya Birma tidak bisa dengar suara jeritan
orgasme istrinya.
Dia bisa merasakan jarinya dilumuri cairan Lolita. Dengan satu dorongan terakhir dia mulai
menembakkan benihnya di dalam pantat Lolita. Semprotan demi semprotan menembak di dalam
pantat rapat Lolita. Mereka berdua roboh ke tempat tidur, Aku di atas punggung Lolita.
Penisnya masih di dalam, satu tangan masih menggosok pelan Memek Lolita yang terasa sakit,
tangan yang lain meremas ringan payudaranya.
“Halo Birma”, kata Lolita mengangkat telepon. “Tidak, kita belum banyak melakukan
kegiatan… jangan cemaskan kami, hanya tolong usahakan pulang cepat… aku mencintaimu”.
Dia menutup dan menjatuhkan telepon itu. Mereka berbaring di sana selama lima menitan, Aku
masih di atas, nafas keduanya berangsur reda. Aku mencabut jarinya yang berlumuran sperma
dan menaruhnya ke mulut Lolita. Dia menghisapnya hingga kering, dan kemudian bangun.
“Aku pikir lebih baik papi keluar”, dia berkata dengan mata yang berkaca-kaca. Dia
berjalan sempoyongan ke arah kamar mandi itu. Rambutnya berantakan. Aku bisa lihat
cairannya yang pelan-pelan menetes turun di pantatnya, dan menurun ke pahanya.-
Terimakasih Atas Kunjungan Anda.Jangan Lupa Selalu Berkunjung Kembali
supaya tidak ketinggalan Cerita cerita Dewasa Terbaru.
Jika Kamu Menyukai Postingan Ini, Share Ke Teman-Temanmu Di Facebook ya Pulsker!
CERITA SEX DEWASA | CERITA SEX TERBARU | CERITA SEX HOT | NONTON BOKEP
Cerita Sex Dewasa Menantu Bahenol
Reviewed by Layar Lendir
on
Januari 08, 2018
Rating:
Tidak ada komentar: