Cerita Sex Terbaru Tante Lagi Sange
Majalah Bokep - Peristiwa ini terjadi saat akhir tahun kemarin, saat itu aku pulang malam sekali biasa kalau rapat
selalau begitu berkepanjangan hingga bertele tele yang di bicarakan ini itu gak ada titik temunya
membuat aku capek pikiran dan capek badan, langsung saja setelah sampai rumah aku masuk ke kamar tidur
dan melepaskan jas kantor dan rok miniku ke lantai.
Menuju ke lemari pakaian untuk memilih celana dalam dan bra, kulemparkan CD dan Bra ku di atas kasur
aku menuju kemar mandi, di dalam kamar mandi, aku membuka celana dalamku yang berwarna putih dan bra
yang berwarna sama yang kukenakan sejak pagi.
Kubiarkan saja tergeletak di lantai kamar mandi. Aku segera masuk ke dalam tempat shower dan mandi.
Hanya dengan mandi yang bersih yang bisa mengusir segala kepenatanku seharian di kantor.
Saat menyabuni badanku, aku menyabuni bagian payudara dan vaginaku agak lama. Aku menikmati sensasi
saat kedua bagian tubuhku itu tersentuh, walaupun oleh tanganku sendiri. Tak lama kemudian acara
mandiku berakhir.
Aku kemudian keluar dari tempat shower dan menggapai handuk yang selalu tergantung di belakang pintu
kamar mandiku. Dengan handuk itu, aku mengeringkan tubuhku.
Kembali ke kamar tidur, aku kemudian mengambil pakaian dalam yang di taruh di atas tempat tidur dan
kupakai. Setelah itu, handuk yang kupakai kuhamparkan di sandaran kursi yang ada di kamarku.
Aku membaringkan diriku ke atas tempat tidur. Bagian tubuhku yang tidak terutup oleh bra dan celana
dalam yang kupakai, langsung menyentuh lembutnya sprei tempat tidurku. Aku memutuskan untuk
beristirahat.
Saat baru saja hendak terlelap, aku mendengar suara bel pintu. Aku kemudian bangkit dari tempat
tidurku dan menggapai jubah tidur satinku yang berwarna merah muda yang tergantung di balik pintu
kamarku.
Sambil berjalan ke arah pintu depan, aku memakai jubah tidurku dengan terburu-buru. Hal ini tentu saja
menyebabkan pada bagian dada tidak tertutup dengan rapi. Langkah-langkah kakiku menyebabkan celana
dalamku terlihat dari belahan jubah tidurku yang panjangnya hanya sepaha. Aku tidak perduli, aku hanya
berpikir siapa yang datang.
Saat aku membuka pintu, aku melihat seorang anak laki-laki berumur 14 tahun. Dia adalah anak dari
tetangga di depan rumahku. Ditangannya dia membawa sebuah kotak. Pertama-tama sepertinya dia terkejut
melihat penampilanku sebab dia bisa melihat sebagian bra yang tidak tertutup oleh jubah tidurku.
“Ferdy, ada apa, sayang ?” tanyaku.
Dengan agak gelalapan dia menjawabku,
“Anu Tante, ini ada titipan dari Mama..”
“Apa ini ? “, tanyaku.
Sambil menyodorkan kotak yang dibawanya, dia berkata,
“Cuma kue saja.”
Aku kemudian mengambil kotak itu dari tangannya dan mempersilahkan dia masuk.
“Mama kemana ?”, tanyaku.
“Keluar sama papa. Mungkin agak malam baru pulang, soalnya mau ngurusi pesta”
“Pesta apa ?”
“Perayaan ulang tahun perkimpoian yang ke 25″
“Oh begitu..”
Aku kemudian mempersilahkan dia duduk di kursi ruang keluargaku. Aku kemudian mengambil air dari dapur
dan membawanya keluar.
“Ini silahkan di minum..”
“Terima kasih, Tante..”
Aku tersenyum kecil, sebab sewaktu aku menaruh air tadi ke meja, aku melihat kalau matanya melirik ke
dalam jubah tidurku, tepat ke arah buah dadaku yang tertutup oleh braku. Diam-diam aku berencana untuk
menggoda anak ini.
Aku kemudian duduk di sebelahnya. Sejenak kemudian, anak itu aku ajak berbincang-bincang. Sebetulnya
anak itu duduknya tidak tenang, tetapi aku pura-pura tidak memperhatikannya, sampai suatu ketika dia
berkata,
“Anu Tante, bra Tante bagus ya..”
Aku tersenyum kecil. Dalam hatiku aku bersorak gembira. Anak ini memperhatikanku.
“Memangnya bra Mamamu tidak bagus ? “, tanyaku.
“Ngak sebagus punya Tante”
“Lho, pernah ngintip Mamanya ya..,” godaku.
Dengan muka yang agak kemerahan dia berkata,
“Bukan gitu kan tahu dari jemuran..”
“Kalau gitu cuma tahu branya aja ? Celana dalamnya ?”
“Celana dalam juga”
“Kalau gitu bagusan mana dengan punya Tante ?”
Aku kemudian mengangkat sedikit jubah tidurku. Celana dalamku terlihat dengan jelas oleh anak itu.
Dengan muka yang tambah merah, Ferdy menjawab,
“Punya Tante jauh lebih bagus. Punya Mama potongannya biasa saja. Warnanya pun paling putih. Punya
Tante bagus sekali ..”
Aku tersenyum dan terus bertanya,
“Pernah lihat Mama hanya pakai bra sama celana dalam ?”
Anak itu menggeleng,
“Belum ..”
“Mau lihat kalau Tante yang pakai ?”
Anak itu menganggukkan kepalanya. Aku segera berdiri. Sambil tersenyum aku melepaskan jubah tidurku.
Kini di depannya aku hanya mengenakan bra dan celana dalam saja.
“Bagaimana ? ..”
“Tante kelihatan cantik. Kayaknya Mamanya Ferdy kalah deh”
“Hush .. masa Mamanya Ferdy kalah ?”
“Benar, Tante.. Tante cantik sekali..”
Aku kembali duduk di sofa. Kali ini aku bertanya lebih berani,
“Kamu pernah lihat payudara yang tidak tertutup bra ?”
“Ngak pernah”
“Mau lihat ?”
Dengan muka memerah, dia mengangguk kecil. Sambil tersenyum aku melepaskan kait braku. Setelah lepas,
braku kuhamparkan di samping sofa. Payudaraku terpampang untuknya. Mulut anak itu terngangga sedikit.
“Tante betul-betuk cantik”, hanya itu komentarnya. Matanya terus saja menggerayangi kedua payudaraku.
Aku tambah nakal, lalu bertanya,
“Mau Tante telanjang sekalian ?”
Dia mengangguk pula. Aku melepaskan celana dalam yang kupakai. Setelah itu, kubuka kedua kakiku.
Vaginaku beserta bulu-bulunya terlihat olehnya. Kini seluruh tubuhku bebas dinikmati oleh anak itu.
Matanya tak henti-hentinya melalap semua bagian tubuhku.
Sebentar-sebentar terlihat sepertinya dia tidak tahan untuk tidak menyentuh tubuhku, tetapi karena
dari aku tidak ada tanggapan, maka dia hanya bisa menahan saja.
Setelah agak lama, aku kembali berusaha mencairkan suasana dengan obrolan yang lain. Mungkin karena
tubuhku dalam keadaan telanjang, anak itu sepertinya kurang menanggapi. Akhirnya setelah beberapa
saat, aku mengingatkannya agar segera pulang.
Aku mengambil kembali celana dalam, bra dan jubah tidurku dan memakainya kembali di depan anak itu.
Saat hendak keluar pintu, anak itu berkata kepadaku,
“Tante, terima kasih ya. Tante betul-betul cantik”
Aku tersenyum saja. Dia meneruskannya,
“Maukah Tante merahasiakannya untuk kita berdua saja?
Sambil tersenyum aku mengangguk. Anak itu tersenyum juga. Dengan langkah yang riang, dia kembali ke
rumahnya. Aku segera mengunci pintu dan kembali ke kamarku. Aku kembali melepaskan jubah tidurku.
Hanya dengan mengenakan bra dan celana dalam, aku membaringkan tubuhku ke tempat tidur.
Peristiwa tadi membuat aku sangat gembira sekaligus terangsang. Aku kemudian mengambil penis dari
karet dari laci tempat tidurku. Aku membuka bra dan celana dalamku dan membaringkan tubuhku yang
telanjang kembali ke ranjang.
Penis karetku kumasukan ke liang vaginaku dan kugerakkan maju mundur. Pikiranku kupenuhi dengan adegan
dimana aku menelanjangi diri di depan anak itu.
Nafsuku yang semakin memuncak akhirnya membuatku orgasme. Setelah mengalami orgasme berkali-kali, aku
serasa tidak punya tenaga untuk melakukan apa-apa lagi. Dengan tubuh telanjang yang terkulai lemas dan
penis karet yang tertancap di liang vaginaku, aku tertidur dengan pulas sampai pagi.
Sejak hari itu, anak tetanggaku selalu ke rumahku bila kedua orang tuanya pergi. Tentu saja setiap
kali datang, aku selalu memamerkan pakaian dalam yang aku pakai dan tubuh telanjangku. Pernah satu dua
kali aku membiarkannya melihatku sedang mandi. Selain itu, anak itu mulai berani meminjam pakaian
dalamku untuk dipakai dan dimainkan.
Kalau bertamu ke rumahku, dia akan meminjamnya dan memakainya selama di rumahku. Saat pulang, barulah
dia memakai kembali pakaiannya. Tentu saja biasanya pakaian dalam yang dipakainya ikut dipakai ke
rumah juga. Biasanya dikembalikan saat bertamu berikutnya. Aku memikirkan kalau bisa aku ingin
memotret anak itu dengan memakai pakaian dalamku. Pasti terlihat sexy dan lucu.
Selain untuk masturbasi di kamar, dia mengaku kalau sering memakainya ke sekolah apalagi saat ujian,
pikirannya lebih encer. Aku sendiri agak heran juga, bagaimana kalau teman-temannya mengetahui dia
pakai bra di balik seragamnya, tetapi sepertinya dia bisa menyiasatinya.
Aku sangat senang kalau ternyata anak itu betul-betul mengagumiku, apalagi dia mau memakai pakaian
dalamku. Aku tidak merasa jijik dengan laki-laki demikian, sebaliknya aku malah merasa senang.
Anak itu paling menyukai kumpulan g-stringku, tetapi aku tidak mengijinkannya untuk dipakai, sebab
harganya mahal. Bagaimanapun juga aku takut jika g-stringku menjadi rusak karena dipakai olehnya.
Tentu saja gaun dan jubah tidur tidak boleh juga.
Koleksi string bikiniku yang bermacam-macam model dan warna adalah yang paling sering dibawa pulang
selain celana dalam dan braku yang biasa aku pakai ke kantor sebab string bikini berbahan awet
sedangkan pakaian dalam yang kupakai ke kantor tidak terlalu mahal.
Dalam hati diam-diam aku berharap suatu saat aku memperoleh kesempatan untuk mencicipinya, tetapi aku
tidak boleh terlalu berani. Aku hanya berharap suatu saat dia akan memintaku untuk melayani nafsunya.
Biasanya perasaan itu akan memuncak bila aku melihatnya memakai string bikiniku. Aku berharap bisa
menyusui anak itu, walaupun tanpa air susu, hehehe.. Aku juga ingin mencoba kemaluannya yang masih
tanpa bulu itu baik di mulut maupun di vaginaku. Aku belum pernah mencoba dengan anak yang belum
dewasa. Mungkin rasanya akan berbeda, ya?-
Terimakasih Atas Kunjungan Anda.Jangan Lupa Selalu Berkunjung Kembali
supaya tidak ketinggalan Cerita cerita Dewasa Terbaru.
Jika Kamu Menyukai Postingan Ini, Share Ke Teman-Temanmu Di Facebook ya Pulsker!
CERITA SEX DEWASA | CERITA SEX TERBARU | CERITA SEX HOT | NONTON BOKEP
www.LayarLendir.com |
Majalah Bokep - Peristiwa ini terjadi saat akhir tahun kemarin, saat itu aku pulang malam sekali biasa kalau rapat
selalau begitu berkepanjangan hingga bertele tele yang di bicarakan ini itu gak ada titik temunya
membuat aku capek pikiran dan capek badan, langsung saja setelah sampai rumah aku masuk ke kamar tidur
dan melepaskan jas kantor dan rok miniku ke lantai.
Menuju ke lemari pakaian untuk memilih celana dalam dan bra, kulemparkan CD dan Bra ku di atas kasur
aku menuju kemar mandi, di dalam kamar mandi, aku membuka celana dalamku yang berwarna putih dan bra
yang berwarna sama yang kukenakan sejak pagi.
Kubiarkan saja tergeletak di lantai kamar mandi. Aku segera masuk ke dalam tempat shower dan mandi.
Hanya dengan mandi yang bersih yang bisa mengusir segala kepenatanku seharian di kantor.
Saat menyabuni badanku, aku menyabuni bagian payudara dan vaginaku agak lama. Aku menikmati sensasi
saat kedua bagian tubuhku itu tersentuh, walaupun oleh tanganku sendiri. Tak lama kemudian acara
mandiku berakhir.
Aku kemudian keluar dari tempat shower dan menggapai handuk yang selalu tergantung di belakang pintu
kamar mandiku. Dengan handuk itu, aku mengeringkan tubuhku.
Kembali ke kamar tidur, aku kemudian mengambil pakaian dalam yang di taruh di atas tempat tidur dan
kupakai. Setelah itu, handuk yang kupakai kuhamparkan di sandaran kursi yang ada di kamarku.
Aku membaringkan diriku ke atas tempat tidur. Bagian tubuhku yang tidak terutup oleh bra dan celana
dalam yang kupakai, langsung menyentuh lembutnya sprei tempat tidurku. Aku memutuskan untuk
beristirahat.
Saat baru saja hendak terlelap, aku mendengar suara bel pintu. Aku kemudian bangkit dari tempat
tidurku dan menggapai jubah tidur satinku yang berwarna merah muda yang tergantung di balik pintu
kamarku.
Sambil berjalan ke arah pintu depan, aku memakai jubah tidurku dengan terburu-buru. Hal ini tentu saja
menyebabkan pada bagian dada tidak tertutup dengan rapi. Langkah-langkah kakiku menyebabkan celana
dalamku terlihat dari belahan jubah tidurku yang panjangnya hanya sepaha. Aku tidak perduli, aku hanya
berpikir siapa yang datang.
Saat aku membuka pintu, aku melihat seorang anak laki-laki berumur 14 tahun. Dia adalah anak dari
tetangga di depan rumahku. Ditangannya dia membawa sebuah kotak. Pertama-tama sepertinya dia terkejut
melihat penampilanku sebab dia bisa melihat sebagian bra yang tidak tertutup oleh jubah tidurku.
“Ferdy, ada apa, sayang ?” tanyaku.
Dengan agak gelalapan dia menjawabku,
“Anu Tante, ini ada titipan dari Mama..”
“Apa ini ? “, tanyaku.
Sambil menyodorkan kotak yang dibawanya, dia berkata,
“Cuma kue saja.”
Aku kemudian mengambil kotak itu dari tangannya dan mempersilahkan dia masuk.
“Mama kemana ?”, tanyaku.
“Keluar sama papa. Mungkin agak malam baru pulang, soalnya mau ngurusi pesta”
“Pesta apa ?”
“Perayaan ulang tahun perkimpoian yang ke 25″
“Oh begitu..”
Aku kemudian mempersilahkan dia duduk di kursi ruang keluargaku. Aku kemudian mengambil air dari dapur
dan membawanya keluar.
“Ini silahkan di minum..”
“Terima kasih, Tante..”
Aku tersenyum kecil, sebab sewaktu aku menaruh air tadi ke meja, aku melihat kalau matanya melirik ke
dalam jubah tidurku, tepat ke arah buah dadaku yang tertutup oleh braku. Diam-diam aku berencana untuk
menggoda anak ini.
Aku kemudian duduk di sebelahnya. Sejenak kemudian, anak itu aku ajak berbincang-bincang. Sebetulnya
anak itu duduknya tidak tenang, tetapi aku pura-pura tidak memperhatikannya, sampai suatu ketika dia
berkata,
“Anu Tante, bra Tante bagus ya..”
Aku tersenyum kecil. Dalam hatiku aku bersorak gembira. Anak ini memperhatikanku.
“Memangnya bra Mamamu tidak bagus ? “, tanyaku.
“Ngak sebagus punya Tante”
“Lho, pernah ngintip Mamanya ya..,” godaku.
Dengan muka yang agak kemerahan dia berkata,
“Bukan gitu kan tahu dari jemuran..”
“Kalau gitu cuma tahu branya aja ? Celana dalamnya ?”
“Celana dalam juga”
“Kalau gitu bagusan mana dengan punya Tante ?”
Aku kemudian mengangkat sedikit jubah tidurku. Celana dalamku terlihat dengan jelas oleh anak itu.
Dengan muka yang tambah merah, Ferdy menjawab,
“Punya Tante jauh lebih bagus. Punya Mama potongannya biasa saja. Warnanya pun paling putih. Punya
Tante bagus sekali ..”
Aku tersenyum dan terus bertanya,
“Pernah lihat Mama hanya pakai bra sama celana dalam ?”
Anak itu menggeleng,
“Belum ..”
“Mau lihat kalau Tante yang pakai ?”
Anak itu menganggukkan kepalanya. Aku segera berdiri. Sambil tersenyum aku melepaskan jubah tidurku.
Kini di depannya aku hanya mengenakan bra dan celana dalam saja.
“Bagaimana ? ..”
“Tante kelihatan cantik. Kayaknya Mamanya Ferdy kalah deh”
“Hush .. masa Mamanya Ferdy kalah ?”
“Benar, Tante.. Tante cantik sekali..”
Aku kembali duduk di sofa. Kali ini aku bertanya lebih berani,
“Kamu pernah lihat payudara yang tidak tertutup bra ?”
“Ngak pernah”
“Mau lihat ?”
Dengan muka memerah, dia mengangguk kecil. Sambil tersenyum aku melepaskan kait braku. Setelah lepas,
braku kuhamparkan di samping sofa. Payudaraku terpampang untuknya. Mulut anak itu terngangga sedikit.
“Tante betul-betuk cantik”, hanya itu komentarnya. Matanya terus saja menggerayangi kedua payudaraku.
Aku tambah nakal, lalu bertanya,
“Mau Tante telanjang sekalian ?”
Dia mengangguk pula. Aku melepaskan celana dalam yang kupakai. Setelah itu, kubuka kedua kakiku.
Vaginaku beserta bulu-bulunya terlihat olehnya. Kini seluruh tubuhku bebas dinikmati oleh anak itu.
Matanya tak henti-hentinya melalap semua bagian tubuhku.
Sebentar-sebentar terlihat sepertinya dia tidak tahan untuk tidak menyentuh tubuhku, tetapi karena
dari aku tidak ada tanggapan, maka dia hanya bisa menahan saja.
Setelah agak lama, aku kembali berusaha mencairkan suasana dengan obrolan yang lain. Mungkin karena
tubuhku dalam keadaan telanjang, anak itu sepertinya kurang menanggapi. Akhirnya setelah beberapa
saat, aku mengingatkannya agar segera pulang.
Aku mengambil kembali celana dalam, bra dan jubah tidurku dan memakainya kembali di depan anak itu.
Saat hendak keluar pintu, anak itu berkata kepadaku,
“Tante, terima kasih ya. Tante betul-betul cantik”
Aku tersenyum saja. Dia meneruskannya,
“Maukah Tante merahasiakannya untuk kita berdua saja?
Sambil tersenyum aku mengangguk. Anak itu tersenyum juga. Dengan langkah yang riang, dia kembali ke
rumahnya. Aku segera mengunci pintu dan kembali ke kamarku. Aku kembali melepaskan jubah tidurku.
Hanya dengan mengenakan bra dan celana dalam, aku membaringkan tubuhku ke tempat tidur.
Peristiwa tadi membuat aku sangat gembira sekaligus terangsang. Aku kemudian mengambil penis dari
karet dari laci tempat tidurku. Aku membuka bra dan celana dalamku dan membaringkan tubuhku yang
telanjang kembali ke ranjang.
Penis karetku kumasukan ke liang vaginaku dan kugerakkan maju mundur. Pikiranku kupenuhi dengan adegan
dimana aku menelanjangi diri di depan anak itu.
Nafsuku yang semakin memuncak akhirnya membuatku orgasme. Setelah mengalami orgasme berkali-kali, aku
serasa tidak punya tenaga untuk melakukan apa-apa lagi. Dengan tubuh telanjang yang terkulai lemas dan
penis karet yang tertancap di liang vaginaku, aku tertidur dengan pulas sampai pagi.
Sejak hari itu, anak tetanggaku selalu ke rumahku bila kedua orang tuanya pergi. Tentu saja setiap
kali datang, aku selalu memamerkan pakaian dalam yang aku pakai dan tubuh telanjangku. Pernah satu dua
kali aku membiarkannya melihatku sedang mandi. Selain itu, anak itu mulai berani meminjam pakaian
dalamku untuk dipakai dan dimainkan.
Kalau bertamu ke rumahku, dia akan meminjamnya dan memakainya selama di rumahku. Saat pulang, barulah
dia memakai kembali pakaiannya. Tentu saja biasanya pakaian dalam yang dipakainya ikut dipakai ke
rumah juga. Biasanya dikembalikan saat bertamu berikutnya. Aku memikirkan kalau bisa aku ingin
memotret anak itu dengan memakai pakaian dalamku. Pasti terlihat sexy dan lucu.
Selain untuk masturbasi di kamar, dia mengaku kalau sering memakainya ke sekolah apalagi saat ujian,
pikirannya lebih encer. Aku sendiri agak heran juga, bagaimana kalau teman-temannya mengetahui dia
pakai bra di balik seragamnya, tetapi sepertinya dia bisa menyiasatinya.
Aku sangat senang kalau ternyata anak itu betul-betul mengagumiku, apalagi dia mau memakai pakaian
dalamku. Aku tidak merasa jijik dengan laki-laki demikian, sebaliknya aku malah merasa senang.
Anak itu paling menyukai kumpulan g-stringku, tetapi aku tidak mengijinkannya untuk dipakai, sebab
harganya mahal. Bagaimanapun juga aku takut jika g-stringku menjadi rusak karena dipakai olehnya.
Tentu saja gaun dan jubah tidur tidak boleh juga.
Koleksi string bikiniku yang bermacam-macam model dan warna adalah yang paling sering dibawa pulang
selain celana dalam dan braku yang biasa aku pakai ke kantor sebab string bikini berbahan awet
sedangkan pakaian dalam yang kupakai ke kantor tidak terlalu mahal.
Dalam hati diam-diam aku berharap suatu saat aku memperoleh kesempatan untuk mencicipinya, tetapi aku
tidak boleh terlalu berani. Aku hanya berharap suatu saat dia akan memintaku untuk melayani nafsunya.
Biasanya perasaan itu akan memuncak bila aku melihatnya memakai string bikiniku. Aku berharap bisa
menyusui anak itu, walaupun tanpa air susu, hehehe.. Aku juga ingin mencoba kemaluannya yang masih
tanpa bulu itu baik di mulut maupun di vaginaku. Aku belum pernah mencoba dengan anak yang belum
dewasa. Mungkin rasanya akan berbeda, ya?-
Terimakasih Atas Kunjungan Anda.Jangan Lupa Selalu Berkunjung Kembali
supaya tidak ketinggalan Cerita cerita Dewasa Terbaru.
Jika Kamu Menyukai Postingan Ini, Share Ke Teman-Temanmu Di Facebook ya Pulsker!
CERITA SEX DEWASA | CERITA SEX TERBARU | CERITA SEX HOT | NONTON BOKEP
Cerita Sex Terbaru Tante Lagi Sange
Reviewed by Layar Lendir
on
Desember 29, 2017
Rating:
Tidak ada komentar: