Cerita Sex Hot Belajar Ngentot
Majalah Bokep - Hyper Sex adalah sebutan yang cocok buwatku, karena aku selalu meminta lebih dengan
pacar-pacarku dulu. setiap kali aku berhubungan Sex degan pacarku, aku gak mau jika hanya
bermain sekali, minmal aku minta maen sampai 5-6 kali baru aku bisa merasakan kepuasan
yang sangat nyata. Kalau pacarku tidak kuat mengatasi birahi Sex ku yang tinggi, aku
mencari lagi cowok yang dapat membuatku mencapai kepuasan. Sampai akhirnya pacar-pacarku
tidak ada yang bisa memuaskan nafsu Sex ku akhirnya aku mensiasati dengan menikah dengan
dua laki-laki agar nafsu Sex ku yang liar bisa terpuaskan.
Mas yoga adalah suamiku yang pertama, orangnya sangat penyabar sekali jadi dia tidak
mempermasalahkan aku memiliki suami lagi karena dia juga tau kalau aku hyper Sex. Dan
bahkan mas Yoga juga pernah melihatku disetubuhi oleh mas eros suamiku yang kedua didepan
matanya. Namun mas Yoga diam saja, karena dia tak mampu memuaskan aku. Begitu halnya
dengan mas eros, suamiku yang kedua, sifatnya sama persis dengan mas Yoga, hampir gak ada
bedanya. Dari segi hubungan Sex mereka berdua sama saja, jadi aku baru bisa merasa puas
jika aku disetubuhi oleh kedua suamiku bergantian. Namun hal itu jarang pernah terjadi
karena kesibukan kedua suamiku yang sering keluar kota secara bergantian. Jadi gak pernah
dua suamiku dirumah secara bersamaan.
Suatu hari aku diajak oleh mas yoga ke tempat kerjanya karena ada acara kantor. Aku yang
tak pernah ikut mas yoga kemana-mana pun sekejap merasa canggung, namun mas yoga
menyaknkanku dengan memuji kecantikanku malam itu dan membuatku PEDE dan akhirnya aku mau
diajak ke tempat mas yoga bekerja. Sesampainya disana, suasananya sangat ramai sekali, mas
yoga yang bertemu dengan teman-temannya pun meninggalkanku. Aku yang merasa bingung mau
ngapain lalu menolah-noleh dan akhirnya aku melihat bu Thalia dan aku langsung nyamperin
bu thalia di tempatnya berdiri. Bu thalia ini adalah istri dari jhoni teman kantor mas
yoga. Dan “Eeeehh…Bu thalia, sendirian ya??” tanyaku membuka percakapan. “Eeehh..mbak
Rien, enggak kok, sama papahnya, tuuh disana” jawabnya. “Waah sama donk bu, aku juga
ditinggal sama papahnya disana” jawabku sambil menunjuk arah mas yoga.
“Mbak Rien tambah seksi ajah yaaah” ucap bu thalia. “Aaaahhh enggak buk, biasa aja kok
buk, dari dulu badanku segini-segini aja kok, gak pernah berubah” jawabku. “Aaaahhh tapi
mbak Rien seksi banget kok, aku iri liat penampilan mbak Rien” kata bu thalia. “Bu thalia
bisa aja” jawabku. “Apa siih rahasianya biar bisa awet seksi gitu mbak??” tanya bu thalia.
“Minum Air liur burung” bisikku sambil mendekat ke telinganya. “ Burung apa Mbak”
kejarnya penasaran. “Burung.. Burungnya Mas Yoga” bisikku kubuat serius. “AH! Mbak guyon!”
jawab bu thalia. “Betul jeng, ini betul lho jeng” jawabku. “Itukan biasa Mbak” kata bu
thalia. “Biasa gimana, kalau sekedar ML terus selesai ya biasa jeng tapi ada caranya ”
jelasku. “Jeng Thalia ML dengan Dik Jhony berapa kali seminggu?” lanjutku. “ Paling sekali
ya kadang dua kali Mbak ” jawabnya. “Kalau ML apa saja yang jeng Thalia lakukan ?” tanyaku
lagi.
“Ya biasa Mbak bercumbu terus gitulah..! Terus selesai ya sudah begitu aja ” jawabnya. “
Lho ya sudah gimana to jeng, mestinya kan ada pemanasan, permainan terus pendinginan dan
apakah jeng Thalia selalu dapat mencapai puncak ?” “Itulah Mbak masalahnya, saya sering
ditinggal menggantung ” jawabnya sambil menerawang. “ Terus” tanyaku. “Ya kalau sudah
begitu paling saya yang uring-uringan dan biasanya cuma bisa melampiaskan ke pekerjaan
rumah Mbak ” terusnya. “Nah itulah jeng bedanya, Mbak dengan Mas Yoga selalu mencapai
puncak bahkan berkali-kali lho ” jawabku. Kulihat wajahnya nampak takjub dan kelihatan
rasa ingin taunya yang terpancar dari matanya. “Jeng ML itu kalau dilakukan dengan benar
dan senang hati bisa membuat kita awet muda, karena kerja hormon-hormon dalam tubuh kita
jadi optimal ” lanjutku menjelaskan bak seaorang dokter. “Oooh itu to Mbak rahasianya.. !”
celetuknya. “Makanya saya bilang, meskipun Mbak kasih tau kan jeng Thalia belum tentu
bisa.. Bahkan..” jelasku sengaja memancing reaksinya. “ Bahkan apa Mbak.?” Tanyanya nggak
sabar. “Bahkan kalau jeng Thalia Mbak suruh belajar sama Mas Yoga juga belum tentu mau”
lanjutku sambil berbisik. “Ahh Mbak” jawabnya sambil mencubit lenganku
Cerita kami berakhir dengan berakhirnya acara arisan, sebelum pergi Thalia sempat berbisik
sewaktu-waktu mau konsultasi kujawab ya kapan saja. Bahkan kubisiki nanti belajar langsung
aja ama Mas Yoga. Seminggu setelah itu ketika itu jam 7 malam, Eros baru datang dari
Jakarta sedang aku lagi ada tamu jepang jadi aku bermaksud memberi blowjob Eros sedang Mas
Yoga masih malas-malasan didekat kami berdua, tiba-tiba telepon berdering, karena aku dan
Eros sudah hampir telanjang maka Mas Yoga yang mengangkat telepon.
“Halo selamat malam” salam Mas Yoga, aku nggak tahu apa jawaban disebelah sana. “Ya benar,
mau bicara dengan Mbak Rien..? Sebentar ya, dari siapa? Thalia! Oh jeng Thalia, Thalia
Jhony ?” tanya Mas Yoga. Mendengar itu aku bangkit, Eros terpaksa melepaskan dekapannya
padaku. Sebenarnya skenario ini aku yang buat, karena aku ingin Thalia dapat main kerumah
sehingga kuminta Mas Yoga menugaskan Jhony keluar kota untuk supervisi selama 3 hari.
“Halo jeng Thalia kok tumben nelpon malam-malam ” sapaku memulai percakapan. Kami ngomong
panjang lebar sampai akhirnya menyinggung pembicaraan kami di arisan dulu. Kuulangi
tawaranku untuk belajar pemanasan dengan Mas Yoga, atau melihat saja kami yang
mempraktekkannya berdua. Thalia penasaran masa aku dan Mas Yoga mau bercinta dilihat orang
lain, kujawab bahwa aku hanya bisa kalau orangnya itu Thalia, lain tidak lagian cuma
sebatas cara- cara pemanasan. Thalia rupanya mulai panas akhirnya kuulangi lagi tawaranku
dan jawabannya.
“Iya Mbak BT nih anak-anak sudah pada tidur, Mas Jhony dinas luar ” jawabnya.
“Ya sudah to main aja ke rumah, kami semua sedang nggak ada kegiatan kok lagian masih sore
” jawabku.
“Tapi Mbak,” “Apa?” “Aku malu sama Mas Yoga, ..” jawabnya.
“ Nggak papa kami cuma berdua kok, jangan kuatir nanti pulangnya kami antar” jawabku.
“ Baiklah Mbak tapi janji lho.. nggak usah dipraktekin sama aku.. ” pintanya mengakhiri
pembicaraan.
Setelah itu kami tutup pembicaraan, rumah Thalia kira-kira 15 menit dengan naik kendaraan.
Kuminta Eros bersabar dan sembunyi di kamar sementara aku dan Mas Yoga yang akan menerima
Thalia. Rencana ini pernah kuutarakan sebelumnya sama suami-suamiku.
Kira-kira 25 menit kami menunggu ada orang memencet bel pintu pagar, Mas Yoga yang saat
itu cuma pakai piyama tanpa dalaman yang membukakan pintu. “Malam Mbak,” sapa Thalia
begitu masuk pintu rumah diiringi Mas Yoga. Thalia pakai baju agak ketat sehingga dadanya
yang membusung kelihatan samar tapi saya yakin laki-laki manapun akan penasaran ingin tahu
isinya, apalagi dengan kancing depan dan belahan dada yang agak kebawah sedang bawahan ia
pakai celana jean tampak seksi sekali bokongnya. “Malam, wah.. Jeng Thalia nggak nyangka
lho kalau bisa main kerumah nggak kesasarkan ?” tanyaku. Setelah menyilahkan Thalia duduk
kami ngobrol ngalor-ngidul sampai juga akhirnya menyinggung masalah ranjang, Mas Yoga
dapat melihat air muka Thalia yang jengah tahu kalau ia juga mulai terpancing birahinya.
Karena omongan kami yang merangsang saraf telinga Thalia dan kami tetap tidak
mengatakannya secara vulgar, tanpa terasa jam menunjukkan angka 9 malam, Thalia gelisah.
“Mbak sudah malam nih Thalia mau mohon pamit ” pintanya tapi matanya nampak sayu.
“Jangan dulu katanya pingin belajar rahasianya Mbak ” jawabku sambil memandang Mas Yoga
penuh arti.
“Ah Mbak.. Malu ah sama Mas Yoga ”. Aku mendekati Mas Yoga dan kucium dia dibibirnya denga
mesra dan lembut.
“Nggak papa kan Mas?” pintaku Mas Yoga menganggangguk sambil memelukku, kami berciuman,
dan saling raba di depan Thalia, sementara Thalia kulihat merah padam mukanya melihat
adegan kami, meskipun demikian aku melakukannya dengan halus dan hati-hati sekali.
“Beginilah kami melakukannya jeng, ” kataku menjelaskan seperti dosen aja.
“Ah.. Mbak, Thalia jadi bingung nih.., Thalia pulang aja ya Mbak ” pintanya tapi nggak
beranjak.
“Ayolah.. nggak papa” kami berpelukan mendekati Thalia yang mulai kayak cacing kepanasan.
Mas Yoga tahu keadaan segera mendekat sehingga duduk berdampingan di sofa panjang yang
diduduki Thalia, terus dipegangnya kedua tangan Thalia, Thalia menunduk malu-malu.
“Mbak.. Tapi cuma sebatas cara pemanasan aja lho Mbak ” pintanya sambil memandangku.
“Ya, Mas cuma akan memperlihatkan cara pemanasan saja sama jeng Thalia ” jawab Mas Yoga
sabar.
Perlahan disentuhnya dagu Thalia dipandangnya matanya dalam-dalam penuh perasaan, mendapat
perlakuan seperti itu dari Mas Yoga Thalia memejamkan mata, perlahan Mas Yoga mencium
bibirnya tanpa melumatnya. Ahh! Thalia mendesah, diulanginya ciuaman itu oleh Mas Yoga
dengan menempelkan bibirnya agak lama, Thalia mulai bereaksi dengan mengulum bibir Mas
Yoga dan Mas Yoga mulai meningkatkan aksinya, tangannya berpindah ke bawah ketiak Thalia
dan menarik badan Thalia kepelukannya.
Semua ini dilakukan di sofa ruang tamu, sambil duduk bedempetan. Mas Yoga mulai meraba
dada Thalia yang membusung, dan Thalia mulai mendesah-desah mereka masih berciuman saling
lumat dan saling hisap. Setelah hampir sepuluh menit mereka saling raba Mas Yoga
meningkatkan aksinya dari meraba bagian luar terus melepas kancing atas baju Thalia jari-
jari tangannya mulai menyisir pinggiran BHnya menuju ketengah. Thalia melenguh seperti
sapi disembelih begitu tangan Mas Yoga mancapai putingnya dan menjepinya dengan dua jari.
Sementara itu mulut Mas Yoga mulai merambat ke bawah ke arah belahan dadanya yang sekal.
Tanpa disadari Thalia tangan kanan Mas Yoga telah menyelinap ke punggung Thalia dan
melepaskan kait BH Thalia maka tampaklah buah dada Thalia yang kencang dan menantang,
tanpa membuang kesempatan langsung Mas Yoga melumat putingnya.
Thalia mulai tak dapat mengendalikan diri, dia lupa dengan janjinya sendiri, tangannya
secara reflek menggerayang bagian depan Mas Yoga dan mulai melakukan pijatan-pijatan halus
mulai dada, pusar dan terus ke bawah pusar. Tanpa menolak Mas Yoga malah memberi
kesempatan pada Thalia menyorongkan badannya, sambil mulutnya tetap bergelayut di puting
Thalia, tapi tanggannya sudah mulai menarik resleting celana jeannya. Thalia tak henti-
henti mendesah, perlahan aku ke saklar lampu kukecilkan sehingga suasana tampak redup dan
makin romantis. Thalia sudah meluruskan kakinya di sofa sambil kepalanya bersandar di
tanganan sofa, sementara tinggal mengenakan CD warna merah, Mas Yoga belum melepaskan
piayamanya dengan posisi diatas Thalia tapi batangnya sudah nampak mengacung karena
diurut-urut Thalia. Perlahan Mas Yoga menggigit pinggiran CD Thalia dan menariknya kebawah
sehingga bugil Thalia masih tenang mungkin karena melihat Mas Yoga tidak melepaskan
piyamanya. Mas Yoga mulai mejilati perut Thalia turun ke arah pusar terus menciuminya dan
meleletkan lidahnya kebawah mencium rambut kemaluan Thalia, diperlakukan begitu Thalia
meracau tak karuan. “Aduh Mas.. Mbak Thalia nggak tahan.. oh Mas Yoga ” Aku memberi kode
pada Eros, saat itu Mas Yoga telah membenamkan mukanya di selangkangan Thalia, menjilati
klitoris Thalia, Thalia dengan posisi membuka kedua pahanya pinggulnya terganjal pegangan
kursi sehingga sekarang kepalanya berada dibawah.
Dengan posisi ini maka nampaklah gundukan bukit venus yang indah dan merekah merah
sehingga memudahkan untuk penetrasi. Perlahan Mas Yoga mundur dan Eros yang telah
telanjang bulat maju dengan palkon siap serbu, Thalia masih tenggelam dalam kenikmatan
yang didapatnya hampir satu jam dicumbu Mas Yoga, tidak menyangka bahwa ada pergantian
posisi dibawah. Eros langsung mengenggam palkonnya dan mengarahkan ke lubang surga Thalia,
dengan presisi Eros menghentak dan bles..! “Ahh Mas aku nggak mau.. nggak mau ” sambil
meronta tapi secepat kilat aku membelai dan mengulum putingnya, sedang Eros langsung
mengunci kaki Thalia maka Thalia hanya bisa mendesis dan mau berontak tapi karena serangan
rasa nikmat yang luar biasa ia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. “Ahh Mbak.. Mas..
Kalian curang aduhh.. Oh.. Kenapa ini ohh.. Ohh.. Mbak aku nggak tahan.. Nggak ta..
Hhaan.. ”jerit Thalia sambil mengejang nafasnya memburu seluruh otot-otot badanya meregang
pertanda orgasme sampai. Eros mengimbangi dengan kocokan-kocokan perlahan dan teratur
bahkan dibiarkannya Thalia menikmati orgasmenya yang pertama yang hampir membuatnya tak
sadarkan diri.
Setelah nafas Thalia aga teratur perlahan Eros mulai memompa karena itu perlahan Thalia
mulai membuka matanya dan.. Mbak kok bukan Mas Yoga.. !” teriaknya panik sambil mau
berontak tapi kuncian Eros dan kocokan-kocokan palkon Eros di memeknya membuat dia tak
berdaya. “ Gimana Mbak? Aku nggak mau Mbak, aku mau sama Mas Yoga saja, ” teriaknya lagi.
“Tenang jeng, tenang..!” kucoba menenangkannya, sambil kukedipi Mas Yoga untuk siap-siap
menggantikan posisiku. Mas Yoga mendekat dan mulai melumat puting Thalia yang sebelah kiri
sementara tangan kirinya meremas- remas puting yang sebelah kanan. Mendapat serangan
bertubi-tubi dari bawah dan atas Thalia menjadi naik birahi lagi.. “Ahh.. Mbak, Mas gimana
ini kok begini to, ahh nikmat Mbak.. Thalia nggak tahan Mas, ayo terus Mas.. Yang keras..
” ceracaunya Thalia mengejang lagi menapaki orgasmenya yang kedua.
Erospun tampak mulai berkerenyit dahinya dan makin keras kocokannya, pertanda mau mencapai
orgasme maka cepat-cepat aku tarik sementara Mas Yoga langsung menggantikan posisi Eros
mengocok vagina Thalia dengan palkonnya tanpa memberi kesempatan pada Thalia untuk
mengatur nafas. Kucium dan kukulum kepala kontol Eros di depan Thalia sambil mengocok-
ngocok batangnya.. Dan.. Creett.. Crett.. Cret.. Kuminum sperma Eros yang tumpah
dimulutku. Thalia melihat semua itu sambil mendelik menahan nikmat karena kocokan Mas
Yoga.
Setelah hampir setengah jam mereka saling genjot akhirnya mulai ada tanda- tanda Mas Yoga
dan Thalia akan mencapai puncaknya dan.. “Aaahh Mas aku nggak kuat.. Aku.. ” begitu teriak
Thalia menapaki orgasmenya yang ketiga. Mas Yoga memberi kesempatan untuk mengambil nafas
sambil sesekali masih mengocok vagina Thalia pelan-pelan. “Sini Mas.. Sini Mas..” pinta
Thalia pada Mas Yoga sambil tangannya menggapai-gapai. Mas Yoga mengakhiri kocokannya dan
mencabut kontolnya dan menyorongkannya ke mulut Thalia, sambil tetap tiduran terlentang di
sofa dikulumnya kontol Mas Yoga yang sudah bengkak dan berenyut-denyut.
Akhirnya.. Crett.. Crett.. Crett Muncratlah sperma Mas Yoga di mulut Thalia, Thalia
menelannya sambil membeliakkan mata, mungkin belum biasa tapi kemudian dijilatinya sisa-
sisa sperma diujung kontol Mas Yoga. Setelah itu mereka bertiga istirahat mengatur nafas,
sambil menikmati sisa-sisa orgasme yang mereka alami. Thalia mengerling padaku. Waktu itu
sudah jam 11 malam. “Mbak Rien nakall..!” rengeknya manja, sambil memukul bahuku. “ Lho
kan jeng Thalia sendiri yang keterusan.. ” jawabku. “Ahh Mbak ni lho, Thalia jadi malu ama
Mas Yoga.. Eh.. Mas yang satu siapa Mbak?” tanyanya sambil mengerling ke Eros. “ Adiknya
Mas Yoga! Eros” jawabku. “ Jeng Thalia mau pulang..?” tanyaku lagi. “ Ya deh Mbak, sudah
malam nih nanti anak-anak mencari” jawabnya. Aku dan Eros mengantar Thalia pulang sedang
Mas Yoga tunggu rumah, di jalan Thalia berterimakasih sama Eros, katanya baru kali ini dia
mengalami multiorgasme yang selama ini hanya angan-angan saja. Thalia bahkan berani
mencium Eros di depanku saat ia turun dari mobil.
Setelah mengantar Thalia pulang aku mendapat ciuman istimewa dari Mas Yoga dan Eros
katanya mereka tak pernah membayangkan wanita lain selama ini karena sebenarnya selama ini
mereka sudah merasa cukup dengan pelayananku. Tapi hadirnya Thalia membuat mereka tambah
bahagia. Dan selama tiga hari mereka berdua selalu dapat memuaskan Thalia bahkan saat hari
terakhir Thalia minta nginap dirumah dan mereka main sampai empat kali. Sebagai isteri aku
tetap gelisah melihat keperkasaan mereka berdua, namun hadirnya Thalia dapat sedikit
mengobati kegelisahanku. Pembaca yang budiman sampai saat ini sudah hampir satu tahun aku
Thalia, Eros dan Mas Yoga melakukan ini. Thalia tambah rajin memelihara dirinya dan ia
makin berbinar ia sangat menyenangi Mas Yoga walau demikian kami semua bahagia dan senang
di setiap waktu.-
Terimakasih Atas Kunjungan Anda.Jangan Lupa Selalu Berkunjung Kembali
supaya tidak ketinggalan Cerita cerita Dewasa Terbaru.
Jika Kamu Menyukai Postingan Ini, Share Ke Teman-Temanmu Di Facebook ya Pulsker!
CERITA SEX DEWASA | CERITA SEX TERBARU | CERITA SEX HOT | NONTON BOKEP
www.LayarLendir.com |
Majalah Bokep - Hyper Sex adalah sebutan yang cocok buwatku, karena aku selalu meminta lebih dengan
pacar-pacarku dulu. setiap kali aku berhubungan Sex degan pacarku, aku gak mau jika hanya
bermain sekali, minmal aku minta maen sampai 5-6 kali baru aku bisa merasakan kepuasan
yang sangat nyata. Kalau pacarku tidak kuat mengatasi birahi Sex ku yang tinggi, aku
mencari lagi cowok yang dapat membuatku mencapai kepuasan. Sampai akhirnya pacar-pacarku
tidak ada yang bisa memuaskan nafsu Sex ku akhirnya aku mensiasati dengan menikah dengan
dua laki-laki agar nafsu Sex ku yang liar bisa terpuaskan.
Mas yoga adalah suamiku yang pertama, orangnya sangat penyabar sekali jadi dia tidak
mempermasalahkan aku memiliki suami lagi karena dia juga tau kalau aku hyper Sex. Dan
bahkan mas Yoga juga pernah melihatku disetubuhi oleh mas eros suamiku yang kedua didepan
matanya. Namun mas Yoga diam saja, karena dia tak mampu memuaskan aku. Begitu halnya
dengan mas eros, suamiku yang kedua, sifatnya sama persis dengan mas Yoga, hampir gak ada
bedanya. Dari segi hubungan Sex mereka berdua sama saja, jadi aku baru bisa merasa puas
jika aku disetubuhi oleh kedua suamiku bergantian. Namun hal itu jarang pernah terjadi
karena kesibukan kedua suamiku yang sering keluar kota secara bergantian. Jadi gak pernah
dua suamiku dirumah secara bersamaan.
Suatu hari aku diajak oleh mas yoga ke tempat kerjanya karena ada acara kantor. Aku yang
tak pernah ikut mas yoga kemana-mana pun sekejap merasa canggung, namun mas yoga
menyaknkanku dengan memuji kecantikanku malam itu dan membuatku PEDE dan akhirnya aku mau
diajak ke tempat mas yoga bekerja. Sesampainya disana, suasananya sangat ramai sekali, mas
yoga yang bertemu dengan teman-temannya pun meninggalkanku. Aku yang merasa bingung mau
ngapain lalu menolah-noleh dan akhirnya aku melihat bu Thalia dan aku langsung nyamperin
bu thalia di tempatnya berdiri. Bu thalia ini adalah istri dari jhoni teman kantor mas
yoga. Dan “Eeeehh…Bu thalia, sendirian ya??” tanyaku membuka percakapan. “Eeehh..mbak
Rien, enggak kok, sama papahnya, tuuh disana” jawabnya. “Waah sama donk bu, aku juga
ditinggal sama papahnya disana” jawabku sambil menunjuk arah mas yoga.
“Mbak Rien tambah seksi ajah yaaah” ucap bu thalia. “Aaaahhh enggak buk, biasa aja kok
buk, dari dulu badanku segini-segini aja kok, gak pernah berubah” jawabku. “Aaaahhh tapi
mbak Rien seksi banget kok, aku iri liat penampilan mbak Rien” kata bu thalia. “Bu thalia
bisa aja” jawabku. “Apa siih rahasianya biar bisa awet seksi gitu mbak??” tanya bu thalia.
“Minum Air liur burung” bisikku sambil mendekat ke telinganya. “ Burung apa Mbak”
kejarnya penasaran. “Burung.. Burungnya Mas Yoga” bisikku kubuat serius. “AH! Mbak guyon!”
jawab bu thalia. “Betul jeng, ini betul lho jeng” jawabku. “Itukan biasa Mbak” kata bu
thalia. “Biasa gimana, kalau sekedar ML terus selesai ya biasa jeng tapi ada caranya ”
jelasku. “Jeng Thalia ML dengan Dik Jhony berapa kali seminggu?” lanjutku. “ Paling sekali
ya kadang dua kali Mbak ” jawabnya. “Kalau ML apa saja yang jeng Thalia lakukan ?” tanyaku
lagi.
“Ya biasa Mbak bercumbu terus gitulah..! Terus selesai ya sudah begitu aja ” jawabnya. “
Lho ya sudah gimana to jeng, mestinya kan ada pemanasan, permainan terus pendinginan dan
apakah jeng Thalia selalu dapat mencapai puncak ?” “Itulah Mbak masalahnya, saya sering
ditinggal menggantung ” jawabnya sambil menerawang. “ Terus” tanyaku. “Ya kalau sudah
begitu paling saya yang uring-uringan dan biasanya cuma bisa melampiaskan ke pekerjaan
rumah Mbak ” terusnya. “Nah itulah jeng bedanya, Mbak dengan Mas Yoga selalu mencapai
puncak bahkan berkali-kali lho ” jawabku. Kulihat wajahnya nampak takjub dan kelihatan
rasa ingin taunya yang terpancar dari matanya. “Jeng ML itu kalau dilakukan dengan benar
dan senang hati bisa membuat kita awet muda, karena kerja hormon-hormon dalam tubuh kita
jadi optimal ” lanjutku menjelaskan bak seaorang dokter. “Oooh itu to Mbak rahasianya.. !”
celetuknya. “Makanya saya bilang, meskipun Mbak kasih tau kan jeng Thalia belum tentu
bisa.. Bahkan..” jelasku sengaja memancing reaksinya. “ Bahkan apa Mbak.?” Tanyanya nggak
sabar. “Bahkan kalau jeng Thalia Mbak suruh belajar sama Mas Yoga juga belum tentu mau”
lanjutku sambil berbisik. “Ahh Mbak” jawabnya sambil mencubit lenganku
Cerita kami berakhir dengan berakhirnya acara arisan, sebelum pergi Thalia sempat berbisik
sewaktu-waktu mau konsultasi kujawab ya kapan saja. Bahkan kubisiki nanti belajar langsung
aja ama Mas Yoga. Seminggu setelah itu ketika itu jam 7 malam, Eros baru datang dari
Jakarta sedang aku lagi ada tamu jepang jadi aku bermaksud memberi blowjob Eros sedang Mas
Yoga masih malas-malasan didekat kami berdua, tiba-tiba telepon berdering, karena aku dan
Eros sudah hampir telanjang maka Mas Yoga yang mengangkat telepon.
“Halo selamat malam” salam Mas Yoga, aku nggak tahu apa jawaban disebelah sana. “Ya benar,
mau bicara dengan Mbak Rien..? Sebentar ya, dari siapa? Thalia! Oh jeng Thalia, Thalia
Jhony ?” tanya Mas Yoga. Mendengar itu aku bangkit, Eros terpaksa melepaskan dekapannya
padaku. Sebenarnya skenario ini aku yang buat, karena aku ingin Thalia dapat main kerumah
sehingga kuminta Mas Yoga menugaskan Jhony keluar kota untuk supervisi selama 3 hari.
“Halo jeng Thalia kok tumben nelpon malam-malam ” sapaku memulai percakapan. Kami ngomong
panjang lebar sampai akhirnya menyinggung pembicaraan kami di arisan dulu. Kuulangi
tawaranku untuk belajar pemanasan dengan Mas Yoga, atau melihat saja kami yang
mempraktekkannya berdua. Thalia penasaran masa aku dan Mas Yoga mau bercinta dilihat orang
lain, kujawab bahwa aku hanya bisa kalau orangnya itu Thalia, lain tidak lagian cuma
sebatas cara- cara pemanasan. Thalia rupanya mulai panas akhirnya kuulangi lagi tawaranku
dan jawabannya.
“Iya Mbak BT nih anak-anak sudah pada tidur, Mas Jhony dinas luar ” jawabnya.
“Ya sudah to main aja ke rumah, kami semua sedang nggak ada kegiatan kok lagian masih sore
” jawabku.
“Tapi Mbak,” “Apa?” “Aku malu sama Mas Yoga, ..” jawabnya.
“ Nggak papa kami cuma berdua kok, jangan kuatir nanti pulangnya kami antar” jawabku.
“ Baiklah Mbak tapi janji lho.. nggak usah dipraktekin sama aku.. ” pintanya mengakhiri
pembicaraan.
Setelah itu kami tutup pembicaraan, rumah Thalia kira-kira 15 menit dengan naik kendaraan.
Kuminta Eros bersabar dan sembunyi di kamar sementara aku dan Mas Yoga yang akan menerima
Thalia. Rencana ini pernah kuutarakan sebelumnya sama suami-suamiku.
Kira-kira 25 menit kami menunggu ada orang memencet bel pintu pagar, Mas Yoga yang saat
itu cuma pakai piyama tanpa dalaman yang membukakan pintu. “Malam Mbak,” sapa Thalia
begitu masuk pintu rumah diiringi Mas Yoga. Thalia pakai baju agak ketat sehingga dadanya
yang membusung kelihatan samar tapi saya yakin laki-laki manapun akan penasaran ingin tahu
isinya, apalagi dengan kancing depan dan belahan dada yang agak kebawah sedang bawahan ia
pakai celana jean tampak seksi sekali bokongnya. “Malam, wah.. Jeng Thalia nggak nyangka
lho kalau bisa main kerumah nggak kesasarkan ?” tanyaku. Setelah menyilahkan Thalia duduk
kami ngobrol ngalor-ngidul sampai juga akhirnya menyinggung masalah ranjang, Mas Yoga
dapat melihat air muka Thalia yang jengah tahu kalau ia juga mulai terpancing birahinya.
Karena omongan kami yang merangsang saraf telinga Thalia dan kami tetap tidak
mengatakannya secara vulgar, tanpa terasa jam menunjukkan angka 9 malam, Thalia gelisah.
“Mbak sudah malam nih Thalia mau mohon pamit ” pintanya tapi matanya nampak sayu.
“Jangan dulu katanya pingin belajar rahasianya Mbak ” jawabku sambil memandang Mas Yoga
penuh arti.
“Ah Mbak.. Malu ah sama Mas Yoga ”. Aku mendekati Mas Yoga dan kucium dia dibibirnya denga
mesra dan lembut.
“Nggak papa kan Mas?” pintaku Mas Yoga menganggangguk sambil memelukku, kami berciuman,
dan saling raba di depan Thalia, sementara Thalia kulihat merah padam mukanya melihat
adegan kami, meskipun demikian aku melakukannya dengan halus dan hati-hati sekali.
“Beginilah kami melakukannya jeng, ” kataku menjelaskan seperti dosen aja.
“Ah.. Mbak, Thalia jadi bingung nih.., Thalia pulang aja ya Mbak ” pintanya tapi nggak
beranjak.
“Ayolah.. nggak papa” kami berpelukan mendekati Thalia yang mulai kayak cacing kepanasan.
Mas Yoga tahu keadaan segera mendekat sehingga duduk berdampingan di sofa panjang yang
diduduki Thalia, terus dipegangnya kedua tangan Thalia, Thalia menunduk malu-malu.
“Mbak.. Tapi cuma sebatas cara pemanasan aja lho Mbak ” pintanya sambil memandangku.
“Ya, Mas cuma akan memperlihatkan cara pemanasan saja sama jeng Thalia ” jawab Mas Yoga
sabar.
Perlahan disentuhnya dagu Thalia dipandangnya matanya dalam-dalam penuh perasaan, mendapat
perlakuan seperti itu dari Mas Yoga Thalia memejamkan mata, perlahan Mas Yoga mencium
bibirnya tanpa melumatnya. Ahh! Thalia mendesah, diulanginya ciuaman itu oleh Mas Yoga
dengan menempelkan bibirnya agak lama, Thalia mulai bereaksi dengan mengulum bibir Mas
Yoga dan Mas Yoga mulai meningkatkan aksinya, tangannya berpindah ke bawah ketiak Thalia
dan menarik badan Thalia kepelukannya.
Semua ini dilakukan di sofa ruang tamu, sambil duduk bedempetan. Mas Yoga mulai meraba
dada Thalia yang membusung, dan Thalia mulai mendesah-desah mereka masih berciuman saling
lumat dan saling hisap. Setelah hampir sepuluh menit mereka saling raba Mas Yoga
meningkatkan aksinya dari meraba bagian luar terus melepas kancing atas baju Thalia jari-
jari tangannya mulai menyisir pinggiran BHnya menuju ketengah. Thalia melenguh seperti
sapi disembelih begitu tangan Mas Yoga mancapai putingnya dan menjepinya dengan dua jari.
Sementara itu mulut Mas Yoga mulai merambat ke bawah ke arah belahan dadanya yang sekal.
Tanpa disadari Thalia tangan kanan Mas Yoga telah menyelinap ke punggung Thalia dan
melepaskan kait BH Thalia maka tampaklah buah dada Thalia yang kencang dan menantang,
tanpa membuang kesempatan langsung Mas Yoga melumat putingnya.
Thalia mulai tak dapat mengendalikan diri, dia lupa dengan janjinya sendiri, tangannya
secara reflek menggerayang bagian depan Mas Yoga dan mulai melakukan pijatan-pijatan halus
mulai dada, pusar dan terus ke bawah pusar. Tanpa menolak Mas Yoga malah memberi
kesempatan pada Thalia menyorongkan badannya, sambil mulutnya tetap bergelayut di puting
Thalia, tapi tanggannya sudah mulai menarik resleting celana jeannya. Thalia tak henti-
henti mendesah, perlahan aku ke saklar lampu kukecilkan sehingga suasana tampak redup dan
makin romantis. Thalia sudah meluruskan kakinya di sofa sambil kepalanya bersandar di
tanganan sofa, sementara tinggal mengenakan CD warna merah, Mas Yoga belum melepaskan
piayamanya dengan posisi diatas Thalia tapi batangnya sudah nampak mengacung karena
diurut-urut Thalia. Perlahan Mas Yoga menggigit pinggiran CD Thalia dan menariknya kebawah
sehingga bugil Thalia masih tenang mungkin karena melihat Mas Yoga tidak melepaskan
piyamanya. Mas Yoga mulai mejilati perut Thalia turun ke arah pusar terus menciuminya dan
meleletkan lidahnya kebawah mencium rambut kemaluan Thalia, diperlakukan begitu Thalia
meracau tak karuan. “Aduh Mas.. Mbak Thalia nggak tahan.. oh Mas Yoga ” Aku memberi kode
pada Eros, saat itu Mas Yoga telah membenamkan mukanya di selangkangan Thalia, menjilati
klitoris Thalia, Thalia dengan posisi membuka kedua pahanya pinggulnya terganjal pegangan
kursi sehingga sekarang kepalanya berada dibawah.
Dengan posisi ini maka nampaklah gundukan bukit venus yang indah dan merekah merah
sehingga memudahkan untuk penetrasi. Perlahan Mas Yoga mundur dan Eros yang telah
telanjang bulat maju dengan palkon siap serbu, Thalia masih tenggelam dalam kenikmatan
yang didapatnya hampir satu jam dicumbu Mas Yoga, tidak menyangka bahwa ada pergantian
posisi dibawah. Eros langsung mengenggam palkonnya dan mengarahkan ke lubang surga Thalia,
dengan presisi Eros menghentak dan bles..! “Ahh Mas aku nggak mau.. nggak mau ” sambil
meronta tapi secepat kilat aku membelai dan mengulum putingnya, sedang Eros langsung
mengunci kaki Thalia maka Thalia hanya bisa mendesis dan mau berontak tapi karena serangan
rasa nikmat yang luar biasa ia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. “Ahh Mbak.. Mas..
Kalian curang aduhh.. Oh.. Kenapa ini ohh.. Ohh.. Mbak aku nggak tahan.. Nggak ta..
Hhaan.. ”jerit Thalia sambil mengejang nafasnya memburu seluruh otot-otot badanya meregang
pertanda orgasme sampai. Eros mengimbangi dengan kocokan-kocokan perlahan dan teratur
bahkan dibiarkannya Thalia menikmati orgasmenya yang pertama yang hampir membuatnya tak
sadarkan diri.
Setelah nafas Thalia aga teratur perlahan Eros mulai memompa karena itu perlahan Thalia
mulai membuka matanya dan.. Mbak kok bukan Mas Yoga.. !” teriaknya panik sambil mau
berontak tapi kuncian Eros dan kocokan-kocokan palkon Eros di memeknya membuat dia tak
berdaya. “ Gimana Mbak? Aku nggak mau Mbak, aku mau sama Mas Yoga saja, ” teriaknya lagi.
“Tenang jeng, tenang..!” kucoba menenangkannya, sambil kukedipi Mas Yoga untuk siap-siap
menggantikan posisiku. Mas Yoga mendekat dan mulai melumat puting Thalia yang sebelah kiri
sementara tangan kirinya meremas- remas puting yang sebelah kanan. Mendapat serangan
bertubi-tubi dari bawah dan atas Thalia menjadi naik birahi lagi.. “Ahh.. Mbak, Mas gimana
ini kok begini to, ahh nikmat Mbak.. Thalia nggak tahan Mas, ayo terus Mas.. Yang keras..
” ceracaunya Thalia mengejang lagi menapaki orgasmenya yang kedua.
Erospun tampak mulai berkerenyit dahinya dan makin keras kocokannya, pertanda mau mencapai
orgasme maka cepat-cepat aku tarik sementara Mas Yoga langsung menggantikan posisi Eros
mengocok vagina Thalia dengan palkonnya tanpa memberi kesempatan pada Thalia untuk
mengatur nafas. Kucium dan kukulum kepala kontol Eros di depan Thalia sambil mengocok-
ngocok batangnya.. Dan.. Creett.. Crett.. Cret.. Kuminum sperma Eros yang tumpah
dimulutku. Thalia melihat semua itu sambil mendelik menahan nikmat karena kocokan Mas
Yoga.
Setelah hampir setengah jam mereka saling genjot akhirnya mulai ada tanda- tanda Mas Yoga
dan Thalia akan mencapai puncaknya dan.. “Aaahh Mas aku nggak kuat.. Aku.. ” begitu teriak
Thalia menapaki orgasmenya yang ketiga. Mas Yoga memberi kesempatan untuk mengambil nafas
sambil sesekali masih mengocok vagina Thalia pelan-pelan. “Sini Mas.. Sini Mas..” pinta
Thalia pada Mas Yoga sambil tangannya menggapai-gapai. Mas Yoga mengakhiri kocokannya dan
mencabut kontolnya dan menyorongkannya ke mulut Thalia, sambil tetap tiduran terlentang di
sofa dikulumnya kontol Mas Yoga yang sudah bengkak dan berenyut-denyut.
Akhirnya.. Crett.. Crett.. Crett Muncratlah sperma Mas Yoga di mulut Thalia, Thalia
menelannya sambil membeliakkan mata, mungkin belum biasa tapi kemudian dijilatinya sisa-
sisa sperma diujung kontol Mas Yoga. Setelah itu mereka bertiga istirahat mengatur nafas,
sambil menikmati sisa-sisa orgasme yang mereka alami. Thalia mengerling padaku. Waktu itu
sudah jam 11 malam. “Mbak Rien nakall..!” rengeknya manja, sambil memukul bahuku. “ Lho
kan jeng Thalia sendiri yang keterusan.. ” jawabku. “Ahh Mbak ni lho, Thalia jadi malu ama
Mas Yoga.. Eh.. Mas yang satu siapa Mbak?” tanyanya sambil mengerling ke Eros. “ Adiknya
Mas Yoga! Eros” jawabku. “ Jeng Thalia mau pulang..?” tanyaku lagi. “ Ya deh Mbak, sudah
malam nih nanti anak-anak mencari” jawabnya. Aku dan Eros mengantar Thalia pulang sedang
Mas Yoga tunggu rumah, di jalan Thalia berterimakasih sama Eros, katanya baru kali ini dia
mengalami multiorgasme yang selama ini hanya angan-angan saja. Thalia bahkan berani
mencium Eros di depanku saat ia turun dari mobil.
Setelah mengantar Thalia pulang aku mendapat ciuman istimewa dari Mas Yoga dan Eros
katanya mereka tak pernah membayangkan wanita lain selama ini karena sebenarnya selama ini
mereka sudah merasa cukup dengan pelayananku. Tapi hadirnya Thalia membuat mereka tambah
bahagia. Dan selama tiga hari mereka berdua selalu dapat memuaskan Thalia bahkan saat hari
terakhir Thalia minta nginap dirumah dan mereka main sampai empat kali. Sebagai isteri aku
tetap gelisah melihat keperkasaan mereka berdua, namun hadirnya Thalia dapat sedikit
mengobati kegelisahanku. Pembaca yang budiman sampai saat ini sudah hampir satu tahun aku
Thalia, Eros dan Mas Yoga melakukan ini. Thalia tambah rajin memelihara dirinya dan ia
makin berbinar ia sangat menyenangi Mas Yoga walau demikian kami semua bahagia dan senang
di setiap waktu.-
Terimakasih Atas Kunjungan Anda.Jangan Lupa Selalu Berkunjung Kembali
supaya tidak ketinggalan Cerita cerita Dewasa Terbaru.
Jika Kamu Menyukai Postingan Ini, Share Ke Teman-Temanmu Di Facebook ya Pulsker!
CERITA SEX DEWASA | CERITA SEX TERBARU | CERITA SEX HOT | NONTON BOKEP
Cerita Sex Hot Belajar Ngentot
Reviewed by Layar Lendir
on
Desember 19, 2017
Rating:
Tidak ada komentar: