Cerita Sex Hot ABG Dan Tante Prilly
Majalah Bokep - Hubunganku dengan tante Prilly memang sudah sangat jauh, hingga sekarang aku masih saja
berhubungan dengan tante Prilly. Hyper Sex tante Prilly yang membuat kita sampai sekarang
masih berhubungan, karena menurut tante Prilly, dia hanya bisa mendapatkan kepuasan Sex
hanya denganku bukan darisuaminya yang sudah tua. Tante Prilly ini usianya sudah 42 tahun,
namun meskipun umurnya sudah gak muda lagi, dia masih memiliki gairah yang sangat tinggi
dalam berhubungan Sex. Tante Prilly juga sangat rajin merawat tubuhnya semata hanya untuk
membuatku tambah bergairah dengan keseksian tubuhnya.
Namaku Dimas, umurku saat ini 25 tahun, aku masih kuliah. Aku memiliki perawakan yang
sangat menarik kaum wanita dan bahkan tante-tante. Aku memiliki tinggi badan 171cm dengan
berat badan yang proposional sehingga badanku terlihat sixpack. Aku juga rajin olah raga
untuk menjaga staminaku yang sesaat diminta untuk memuaskan tante Prilly. Dalam
berhubungan badan tante Prilly selalu meminta berbagai gaya dan juga selalu tante Prilly
meminta untuk akubisa membuatnya ngecrot sampai bebrapa kali. Dan sampai saat init ante
Prilly tidak pernah menang melawan kejantananku.
Suatu hari tante Prilly menghubungiku dan mengajakku untuk bertemu disebuah mall. Aku pun
langsung seperti biasa bergegas menuruti keinginan tante Prilly. Dan sampailah aku direst
sebuah mall yang sudah ditentukan oleh tante Prilly. Namun disana aku melihat tante Prilly
tidak sendirian, dia bersama seorang temannya yang aku tafsir umurnya seumuran dengannya.
Namun dari pandanganku teman tante Prilly ini lebih menarik. Dia lebih cantik, tubuhnya
lebih seksi dan wajahnya yang juga terlihat lebih bergairah. Lau dikenalkannya aku dengan
teman tante Prilly tersebut. Namanya adalah tante Kristin. Seorang tente yang sudah
menjada 3 tahun.
Setelah itu akhirnya aku, tante Prilly dan tante Kristin mengobrol dengan asiknya hingga
akhirnya tante Prilly memintaku untuk menemaninya dan tante Kristin untuk jalan-jalan
mencari pakaian. Aku pun seperti biasa hanya mengikuti tante Prilly dan tante Kristin dari
belakang sambil aku memandangi tubuh tante Kristin yang sangat aduhai sekali. Bodynya
tidak sesuai dengan usianya, karena bodynya masih mirip dengan gadis-gadis ABG jaman
sekarang.
Waktu sudah agak sorean menjelang malam, dan tante Kristin pun memutuskan untuk pulang.
“Oke, Mil. Aku pulang dulu ya, hampir sore nih. Sampai ketemu lagi Dimas” kata Tante
Kristin sambil tersenyum penuh arti kepadaku yang membuat aku tambah bingung dan dia
melenggang menuju carcall untuk memanggil sopirnya. Sepeninggal Tante Kristin kami menuju
food court untuk membeli minum dan istirahat. “Dim, menurut kamu Tante Kristin gimana?”
tanye Tante Prilly padaku setelah membeli minum dan duduk ditempat yang agak memojok dan
meminum minumannya.
“Mmm.. gimana apanya Tante?” jawabku bingung mendengar pertanyaan Tante Prilly sambil
menyedot minuman ringan yang aku pesan.
“Ah kamu ini, pura-pura nggak ngerti apa emang nggak ngerti? Ya sifat orangnyalah,
bodynyalah, facenyalah dan lain-lainnyalah” jawab Tante Prilly agak sewot.
“Oo, kalo sifatnya sih saya belum tau bener, kan baru sekali ketemu, tapi keliatannya
orangnya baik dan ramah, terus kalo face dan bodinya mm.. biasa-biasa aja tuh” jawabku
sambil tersenyum.
“Emang kenapa Tante, kok Tante tanya gitu? Bikin aku bingung aja. Terus tadi ngomongin apa
sih? Kok pake bisik-bisik terus Tante Kristin jadi aneh sikapnya” tanyaku pada Tante
Prilly.
“Dim, kamu tahukan kalo Tante Kristin itu sudah lama hidup sendiri sejak pisah sama
suaminya. Nah tadi waktu Tante Kristin lihat kamu dia langsung tertarik sama kamu, dan dia
nanyain tentang kamu terus ke Tante sebab dia nggak percaya kalo kamu itu keponakan jauh
Tante, jadi Tante terpaksa cerita dech kedia siapa kamu sebenernya.
Kamu jangan marah ya, abis Tante Kristin itu suka maksa kalo keinginannya belum
kesampaian” jawab Tante Prilly.
“Terus.. mm.. dia pengen sama kamu Dim.. gimana? Kamu mau nggak?” tanya Tante Prilly
dengan wajah serius.
“Wah gimana ya, repot juga nich kalo sampai dia ngomong-ngomong ke orang lain, bisa
tercemar nama Tante. Kalo menurut Tante dia bisa jaga rahasia kita dengan cara gitu ya
sudah, saya akan layani dia” jawabku serius juga.
“Tapi nanti kamu jangan lupain Tante ya kalo sudah dekat sama dia” kata Tante Prilly was-
was.
“Ah Tante ini ada-ada saja, nggak mungkinlah saya lupa sama Tante, sayakan kenal Tante
dulu baru Tante Yo” jawabku menghibur Tante Prilly yang terlihat agak sedih dari ekspresi
mukanya.
“Yah.. sapa tahu kamu bisa dapet lebih dari Tante Kristin dan lupain Tante deh” katanya
lagi sambil menghembuskan nafas.
“Jangan kuatir Tante, saya bukan tipe orang yang gampang ngelupain jasa baik orang kepada
saya, jadi Tante tenang saja” jawabku kemudian.
“Okelah kalo gitu nanti Tante hubungi Tante Kristin, biar dia nanti hubungi kamu” kata
Tante Prilly kemudian. Setelah itu Tante Prilly lebih banyak diam entah apa yang ada dalam
pikirannya dan tak lama kemudian kamipun pulang.
Malamnya Tante Kristin menghubungi aku lewat telepon. “Hallo Dimas, ini Tante Kristin
masih ingatkan?” tanya Tante Kristin dari seberang.
“O iya masih, kan baru tadi siang ketemu, ada apa Tante?” jawabku sambil bertanya.
“Tadi Tante Prilly sudah cerita belum sama kamu tentang Tante?” tanyanya lagi.
“Sudah sih, mm.. memang Tante serius?” tanyaku lagi pada Tante Kristin.
“Serius dong, gimana kamu okekan?” tanya Tante Kristin lagi.
“Kalo gitu oke dech” jawabku singkat. Lalu kami bercakap-cakap sebentar dan kami akhirnya
kami janjian besok pagi dilobby hotel “XX” didaerah jakarta barat dan dia akan datang
lebih awal karena akan check-in dulu, setelah itu teleponpun ditutup.
Keesokannya seperti biasa aku memakai baju rapi seperti orang kerja supaya tidak terlalu
menyolok dan aku menunggu di lobby hotel tersebut karena aku juga datang lebih awal, tak
lama aku menunggu teleponku berdering.
“Hallo Dimas, ini Tante Kristin. Tante sudah ada diatas, kamu langsung naik aja di kamar
5757 oke? Tante tunggu ya” kata Tante beritahukan kamarnya.
“Oke Tante saya segera kesana, saya juga sudah di lobby” jawabku singkat dan menutup
pembicaraan. Setelah mematikan teleponku agar tidak diganggu, aku naik lift menuju kamar
Tante Kristin. Sampai didepan pintu kutekan bel dan Tante Kristin membukakan pintu.
“Ayo masuk, udah daritadi Tante sampai dan langsung check-in. O ya, kamu mau minum atau
mau pesan makan apa? tadi sih Tante sudah pesan makan dan minum untuk dua orang, tapi
kalau kamu mau pesan yang lain pesan saja, jadi sekalian nanti diantarnya” kata Tante
Kristin sambil mempersilahkan aku masuk dan menutup pintu.
“Yah sudah kalau Tante sudah pesan, nggak usah pesan lagi, nanti kebanyakan makanan malah
bingung” jawabku.
“Kok bingung kan buat gantiin tenaga kamu he he he” jawab Tante Kristin bercanda. Kemudian
Tante Kristin duduk di sofa besar yang ada didalam kamar itu dan aku duduk di sebelahnya,
kami berbincang-bincang sambil menonton TV lalu aku mendekati Tante Kristin dan memeluk
pundaknya, kemudian Tante Kristin merebahkan kepalanya kepundakku, kubelai rambutnya dan
kukecup kening Tante Kristin.
“Mmm.. kamu romantis ya Dim, pantes Prilly suka sama kamu. hh.. sudah lama Tante nggak
merasakan suasana romantis seperti ini” kata Tante Kristin sambil menghembuskan nafas. “Ya
sudahlah Tante, yang penting hari ini Tante akan merasakan hangat dan romantisnya cinta,
karena hari ini aku milik Tante sepenuhnya” jawabku menghibur dia sambil kukecup lagi
keningnya.
Tante Kristin menatapku sendu sambil tersenyum. “Terima kasih sayang” kata Tante Kristin.
Dan kutatap matanya yang sendu dalam-dalam lalu kukecup bibirnya. Kecupanku dibibirnya
perlahan berubah menjadi ciuman lembut yang dibalas Tante Kristin dengan lembut juga,
sepertinya Tante Kristin benar-benar ingin merasakan nikmatnya berciuman yang sudah lama
tidak dirasakannya.
Kami saling cium, saling kulum, dan saling memainkan lidah kemulut pasangan kami.
Kugelitik lidah Tante Kristin dengan lidahku dan kusapu langit-langit mulutnya sambil
kupeluk tubuhnya dan kuraba wajah dan tengkuk serta lehernya dengan tanganku yang lainnya.
“Ahh sayang, aku suka sekali ciuman kamu, mm.. ciuman kamu lebut dan merangsang, mm.. kamu
memang pintar berciuman, ahh.. ayo sayang beri Tante yang lebih dari ini” kata Tante
Kristin disela-sela ciuman kami dan berciuman lagi.
Tanganku mulai bergerak meremas kedua payudara milik Tante Kristin bergantian. Tapi aksi
kami terganggu oleh pelayan yang mengantar makanan yang dipesan oleh Tante Kristin.
Setelah pelayan keluar dan Tante Kristin memberikan tip, tiba-tiba Tante Kristin menabrak
aku dan mendorong aku hingga terjatuh diatas tempat tidur dan dengan buas dia langsung
memelorotkan celana dan celana dalamku, hingga penisku yang masih tidur terbebas dari
sarangnya dan langsung diterkam olehnya.
Disedot, dikulum dan digigitnya penisku yang mulai bangkit dengan napsu dan buas, dan
kedua tangannya tak henti-henti mengocok dan memainkan kedua bolaku. “Ahh Tante.. pelan-
pelan Tante.. ahh.. enak sekali Tante.. ohh” desahku menahan nikmat yang diberikan oleh
Tante Kristin padaku. Tanganku hanya bisa meremas rambut Tante Kristin dan seprei kasur
yang sudah mulai berantakan, tak lama kemudian kulepaskan kepala Tante Kristin dari
penisku, kuangkat Tante Kristin dan kurebahkan dikasur.
“Sekarang giliranku, Tante diam saja dan nikmati permainan ini ya” kataku sambil mengecup
bibir Tante Kristin dan mulai mencumbu Tante Kristin sementara Tante Kristin hanya diam
saja sambil menatapku dengan sendu.
Kumulai cumbuanku dengan menciumi bibirnya dan perlahan turun kelehernya sambil kubuka
kancing baju Tante Kristin satu persatu sambil terus turun kedadanya. Setelah kancing
bajunya terbukan semua. Kuraih pengait BH yang ada dibelakang dan kubuka sehingga ikatan
BHnya terbuka dan ku lepaskan BH Tante Kristin lewat kedua tangannya tanpa melepas baju
Tante Kristin, setelah lepas langsung kuciumi kedua payudara Tante Kristin.
Kuciumi seluruhnya kecuali putingnya yang sudah berdiri mengacung minta dikulum tapi tidak
pernah kukulum, setiap kali ciuman dan jilatanku sudah dekat dengan putingnya ciuman dan
jilatanku turun lagi kepangkal payudaranya dan terus turun sampai ke perut dan bermain-
main dipusar sambil kujilati lubang pusar Tante Kristin lalu naik lagi terus berulangkali,
kusingkap rok yang dipakai oleh Tante Kristin kemudian tanganku mulai bekerja meraba-raba
paha dan lutut Tante Kristin lalu mulai melepaskan celana dalam yang dipakai oleh Tante
Kristin.
Ketika permainan mulutku mencapai perutnya kutarik celana dalam Tante Kristin, dan Tante
Kristin mengangkat pantatnya sehingga celana dalamnya dengan mudah lepas dari tempatnya.
Kupelorotkan celana dalam Tante Kristin sampai sebatas lutut lalu ciumanku naik lagi
kearah payudaranya. Dan ketika jilatanku mendekati puting Tante Kristin tangankupun
mendekati vagina Tante Kristin dan ketika bibir dan lidahku mulai memainkan puting Tante
Kristin tangan dan jari-jariku juga mulai bermain dibibir vagina Tante Kristin yang
ternyata sudah basah.
Ketika kukulum puting Tante Kristin yang sudah berdiri dari tadi kumainkan juga
kelentitnya dengan jari-jari tanganku yang seketika itu juga membuat tubuh Tante Kristin
melengkung keatas.
“Akhh.. Dimas.. kamu benar-benar gila sayang, kamu kejam sekali mempermainkan Tante..
akhh.. Dimas enak sekali sayang.. akhh.. gila.. kamu bener-bener gila sayang” teriak Tante
Kristin histeris sambil tangannya meremas seprei dan rambut kepalaku bergantian.
Tak kuhiraukan teriakan Tante Kristin dan aku terus mengulum kedua puting dan menjilati
kedua payudara Tante Kristin bergantian. Tak lama kemudian kurasakan vagina Tante Kristin
bertambah basah dan tubuhnya mulai bergetar keras yang disertai erangan-erangan, akhirnya
Tante Kristin mendapatkan orgasme pertamanya.
Pada saat tubuhnya mulai tenang, kulepaskan cumbuanku di payudaranya dan langsung kuangkat
kedua kakinya sehingga kepalaku dengan mudah menuju kevaginanya dan langsung kujilat dan
kukulum serta kusedot-sedot vagina dan kelentit Tante Kristin.
“Akhh.. ahh.. gila.. ini namanya penyiksaan kenikmatan.. ahh.. kamu memang gila sayang..
ahh.. aku nggak kuat lagi sayang.. ahh.. terus sedot yang kuat sayang.. ahh.. tusuk dengan
jarimu sayang.. ahh.. tusuk yang kuat.. ahh sayang.. Tante mau.. ahh.. mau dapet lagi
sayang.. ahh.. kamu benar-benar gila” teriak Tante Kristin histeris memohon, lalu tubuhnya
mulai bergetar lagi merasakan orgasme kedua yang datang menghampirinya.
Kuturuti permintaanya dengan menusukan jariku dan kumainkan jariku dengan menyentuhkan
jariku kedinding vaginanya yang berkedut-kedut sambil terus bibir dan lidahku memainkan
perannya dikelentit Tante Kristin.
Tubuh Tante Kristin bergetar keras dan pinggulnya bergoyang-goyang mengikuti irama tusukan
jariku sambil tak henti-hentinya menjerit-jerit histeris sambil kedua tangannya meremas
dan menjambak-jambak rambutku.
“Ahh.. Dimasy.. sayang.. ahh.. enak sayang.. ahh.. sodok yang keras sayang.. ahh.. sedot
itilku yang kuat.. ahh.. yang kuatt..
” jerit histeris Tante Kristin mengantar orgasmenya yang kedua itu. Dan ketika tubuh Tante
Kristin sudah hampir tenang lagi, kuhentikan juga semua aktivitasku dan kulepas celana
dalam Tante Kristin yang masih sebatas lulut sehingga lepas semua.
Lalu kuatur posisiku dan kutusukkan penisku kedalam lubang vagina Tante Kristin. “Okhh..
jangan dulu sayang.. jangan.. ahh.. stop sayang.. stop.. biar Tante istirahat dulu” pinta
Tante Kristin padaku, tapi aku tidak menghiraukan permintaanya sambil terus kutusukan
penisku sampai masuk seluruhnya dan mulai kugoyang, kuputar dan kukocok penisku dalam
vagina Tante Kristin.
Tak lama kemudian kuangkat tubuh Tante Kristin hingga posisi Tante Kristin kini dalam
pangkuanku, dan dalam posisi Tante Kristin sedang menaik turunkan pantat dan menggoyangkan
pinggulnya kulepas baju Tante Kristin yang masih melekat dan kulemparkan entah kemana lalu
kubuka pengait dan resleting rok Tante Kristin dan kulepas rok Tante Kristin dari atas dan
kulemparkan juga entah kemana hingga kini tidak ada selembar benangpun yang menempel
ditubuh Tante Kristin lalu akupun melepaskan bajuku sendiri dan kulemparkan sembarangan.
Setelah melepaskan baju mulai kuputar-putar pantatku hingga penisku lebih menggesek
dinding vagina Tante Kristin. “Akhh.. sayang.. ahh.. kamu memang gila sayang.. ahh..
kamu.. ahh.. kamu memang gila.. ohh.. penis kamu benar-benar.. ahh.. kamu pintar sekali
sayang.. pintar dan gila.. ahh.. Tante mau.. ahh.. mau keluar lagi.. ahh.
Tante nggak kuat lagi sayang.. ahh” jerit Tante Kristin histeris dan tubuhnya mulai
bergetar mendapat orgasmenya yang ketiga, kurasakan cairan diliang vagina Tante Kristin
bertambah banyak dan kurasakan juga kedutan-kedutan dari dinding vagina Tante Kristin.
Lalu kurebahkan tubuh Tante Kristin dan terus kugenjot penisku didalamnya yang sekali-kali
kuputar-putar pinggulku, tubuh Tante Kristin tambah bergetar dengan kencang, goyangan dan
kocokan penisku juga tambah kencang.
Lalu kumainkan tanganku dikelentitnya sambil kurebahkan kepalaku kedadanya dan kusedot dan
kukulum dengan kuat juga kedua puting Tante Kristin bergantian dan kedutan-kedutan dinding
vagina Tante Kristin juga bertambah kuat sehingga penisku merasakan sensasi yang membuat
aku merasakan sesuatu yang akan segera meledak keluar.
“Akh.. Tante aku mau keluar Tante.. akhh.. aku keluar Tante” kataku disela-sela kuluman
mulutku diputingnya sambil terus mengocok penisku dengan cepat dan kuat dalam liang vagina
Tante Kristin.
“Ahh.. iya sayang.. ahh.. keluarkan saja.. ahh.. Tante juga.. ahh.. sudah nggak kuat
lagi.. ahh” teriak Tante Kristin dan memelukku dengan erat sambil tubuhnya terus bergetar,
kurasakan kuku-kukunya mencakar punggungku.
Lalu meledaklah cairan kenikmatan yang kukeluarkan dalam vagina Tante Kristin yang sudah
basah sehingga bertambah basah lagi, ketika kenikmatanku meledak dan tubuhku bergetar
kenikmatan kukocok dengan keras dan kuat penisku dalam vagina Tante Kristin sehingga ada
cairan yang keluar dari dalam vagina Tante Kristin yang kurasakan dari tanganku yang basah
karena masih memainkan kelentit Tante Kristin.
Tubuh kami sama-sama bergetar dengan kencang, keringat kami bersatu dan seluruh ruangan
dipenuhi oleh suara erangan dan jeritan kenikmatan yang kami dapatkan pada saat bersamaan.
Setelah tubuhku dan Tante Kristin mulai tenang kembali, kulepaskan penisku dari vaginanya
yang sudah sangat basah, lalu kubersihkan vagina yang penuh dengan cairan kenikmatan kami
berdua dengan sedotan dan jilatanku, kujilati sampai bersih dan sayup-sayup kudengan
erangan pelan Tante Kristin yang memejamkan matanya merasakan kenikmatan yang baru saja
dia dapatkan.
Setelah bersih kurebahkan tubuhku disamping Tante Kristin, lalu kupeluk dia dan kukecup
pipi Tante Kristin. “Ahh.. terima kasih sayang.. terima kasih daun mudaku.. uhh.. rasanya
tubuhku ringan sekali bagaikan kapas yang masih terbang diawang-awang, ahh.. nikmat sekali
tadi kurasakan, kamu memang pintar sayang, baru sekali ini kurasakan orgasme beruntun
seperti tadi, sampai lemas tubuh Tante” kata Tante Kristin sambil membuka matanya dan
tersenyum padaku.
“Ah Tante Kristin bisa aja.. aku juga tadi nikmat sekali, kedutan dinding vagina Tante
Kristin membuat penisku merasakan seperti diremas-remas, nikmat sekali” balasku sambil
kuusap keringat yang ada di keningnya dan kukecup kening Tante Kristin, lalu aku bangkit
dan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh yang penuh dengan keringat dan disusul
oleh Tante Kristin dan kamipun saling membersihkan tubuh.
Selesai membersihkan tubuh dan dalam keadaan masih bugil kami lalu menyantap makanan yang
tadi dipesan oleh Tante Kristin sambil bercakap-cakap dan bercanda, sedangkan tangan Tante
Kristin tidak pernah lepas dari selangkanganku.
Selesai makan kami melanjutkan percakapan kami diatas tempat tidur sambil saling memeluk
hingga akhirnya kamipun tertidur untuk memulihkan tenaga yang akan membuat pertarungan
berikutnya lebih seru lagi. Dan mulai sejak itu jadilah aku daun muda kesayangan Tante
Kristin dan Tante Prilly.-
Terimakasih Atas Kunjungan Anda.Jangan Lupa Selalu Berkunjung Kembali
supaya tidak ketinggalan Cerita cerita Dewasa Terbaru.
Jika Kamu Menyukai Postingan Ini, Share Ke Teman-Temanmu Di Facebook ya Pulsker!
CERITA SEX DEWASA | CERITA SEX TERBARU | CERITA SEX HOT | NONTON BOKEP
www.LayarLendir.com |
Majalah Bokep - Hubunganku dengan tante Prilly memang sudah sangat jauh, hingga sekarang aku masih saja
berhubungan dengan tante Prilly. Hyper Sex tante Prilly yang membuat kita sampai sekarang
masih berhubungan, karena menurut tante Prilly, dia hanya bisa mendapatkan kepuasan Sex
hanya denganku bukan darisuaminya yang sudah tua. Tante Prilly ini usianya sudah 42 tahun,
namun meskipun umurnya sudah gak muda lagi, dia masih memiliki gairah yang sangat tinggi
dalam berhubungan Sex. Tante Prilly juga sangat rajin merawat tubuhnya semata hanya untuk
membuatku tambah bergairah dengan keseksian tubuhnya.
Namaku Dimas, umurku saat ini 25 tahun, aku masih kuliah. Aku memiliki perawakan yang
sangat menarik kaum wanita dan bahkan tante-tante. Aku memiliki tinggi badan 171cm dengan
berat badan yang proposional sehingga badanku terlihat sixpack. Aku juga rajin olah raga
untuk menjaga staminaku yang sesaat diminta untuk memuaskan tante Prilly. Dalam
berhubungan badan tante Prilly selalu meminta berbagai gaya dan juga selalu tante Prilly
meminta untuk akubisa membuatnya ngecrot sampai bebrapa kali. Dan sampai saat init ante
Prilly tidak pernah menang melawan kejantananku.
Suatu hari tante Prilly menghubungiku dan mengajakku untuk bertemu disebuah mall. Aku pun
langsung seperti biasa bergegas menuruti keinginan tante Prilly. Dan sampailah aku direst
sebuah mall yang sudah ditentukan oleh tante Prilly. Namun disana aku melihat tante Prilly
tidak sendirian, dia bersama seorang temannya yang aku tafsir umurnya seumuran dengannya.
Namun dari pandanganku teman tante Prilly ini lebih menarik. Dia lebih cantik, tubuhnya
lebih seksi dan wajahnya yang juga terlihat lebih bergairah. Lau dikenalkannya aku dengan
teman tante Prilly tersebut. Namanya adalah tante Kristin. Seorang tente yang sudah
menjada 3 tahun.
Setelah itu akhirnya aku, tante Prilly dan tante Kristin mengobrol dengan asiknya hingga
akhirnya tante Prilly memintaku untuk menemaninya dan tante Kristin untuk jalan-jalan
mencari pakaian. Aku pun seperti biasa hanya mengikuti tante Prilly dan tante Kristin dari
belakang sambil aku memandangi tubuh tante Kristin yang sangat aduhai sekali. Bodynya
tidak sesuai dengan usianya, karena bodynya masih mirip dengan gadis-gadis ABG jaman
sekarang.
Waktu sudah agak sorean menjelang malam, dan tante Kristin pun memutuskan untuk pulang.
“Oke, Mil. Aku pulang dulu ya, hampir sore nih. Sampai ketemu lagi Dimas” kata Tante
Kristin sambil tersenyum penuh arti kepadaku yang membuat aku tambah bingung dan dia
melenggang menuju carcall untuk memanggil sopirnya. Sepeninggal Tante Kristin kami menuju
food court untuk membeli minum dan istirahat. “Dim, menurut kamu Tante Kristin gimana?”
tanye Tante Prilly padaku setelah membeli minum dan duduk ditempat yang agak memojok dan
meminum minumannya.
“Mmm.. gimana apanya Tante?” jawabku bingung mendengar pertanyaan Tante Prilly sambil
menyedot minuman ringan yang aku pesan.
“Ah kamu ini, pura-pura nggak ngerti apa emang nggak ngerti? Ya sifat orangnyalah,
bodynyalah, facenyalah dan lain-lainnyalah” jawab Tante Prilly agak sewot.
“Oo, kalo sifatnya sih saya belum tau bener, kan baru sekali ketemu, tapi keliatannya
orangnya baik dan ramah, terus kalo face dan bodinya mm.. biasa-biasa aja tuh” jawabku
sambil tersenyum.
“Emang kenapa Tante, kok Tante tanya gitu? Bikin aku bingung aja. Terus tadi ngomongin apa
sih? Kok pake bisik-bisik terus Tante Kristin jadi aneh sikapnya” tanyaku pada Tante
Prilly.
“Dim, kamu tahukan kalo Tante Kristin itu sudah lama hidup sendiri sejak pisah sama
suaminya. Nah tadi waktu Tante Kristin lihat kamu dia langsung tertarik sama kamu, dan dia
nanyain tentang kamu terus ke Tante sebab dia nggak percaya kalo kamu itu keponakan jauh
Tante, jadi Tante terpaksa cerita dech kedia siapa kamu sebenernya.
Kamu jangan marah ya, abis Tante Kristin itu suka maksa kalo keinginannya belum
kesampaian” jawab Tante Prilly.
“Terus.. mm.. dia pengen sama kamu Dim.. gimana? Kamu mau nggak?” tanya Tante Prilly
dengan wajah serius.
“Wah gimana ya, repot juga nich kalo sampai dia ngomong-ngomong ke orang lain, bisa
tercemar nama Tante. Kalo menurut Tante dia bisa jaga rahasia kita dengan cara gitu ya
sudah, saya akan layani dia” jawabku serius juga.
“Tapi nanti kamu jangan lupain Tante ya kalo sudah dekat sama dia” kata Tante Prilly was-
was.
“Ah Tante ini ada-ada saja, nggak mungkinlah saya lupa sama Tante, sayakan kenal Tante
dulu baru Tante Yo” jawabku menghibur Tante Prilly yang terlihat agak sedih dari ekspresi
mukanya.
“Yah.. sapa tahu kamu bisa dapet lebih dari Tante Kristin dan lupain Tante deh” katanya
lagi sambil menghembuskan nafas.
“Jangan kuatir Tante, saya bukan tipe orang yang gampang ngelupain jasa baik orang kepada
saya, jadi Tante tenang saja” jawabku kemudian.
“Okelah kalo gitu nanti Tante hubungi Tante Kristin, biar dia nanti hubungi kamu” kata
Tante Prilly kemudian. Setelah itu Tante Prilly lebih banyak diam entah apa yang ada dalam
pikirannya dan tak lama kemudian kamipun pulang.
Malamnya Tante Kristin menghubungi aku lewat telepon. “Hallo Dimas, ini Tante Kristin
masih ingatkan?” tanya Tante Kristin dari seberang.
“O iya masih, kan baru tadi siang ketemu, ada apa Tante?” jawabku sambil bertanya.
“Tadi Tante Prilly sudah cerita belum sama kamu tentang Tante?” tanyanya lagi.
“Sudah sih, mm.. memang Tante serius?” tanyaku lagi pada Tante Kristin.
“Serius dong, gimana kamu okekan?” tanya Tante Kristin lagi.
“Kalo gitu oke dech” jawabku singkat. Lalu kami bercakap-cakap sebentar dan kami akhirnya
kami janjian besok pagi dilobby hotel “XX” didaerah jakarta barat dan dia akan datang
lebih awal karena akan check-in dulu, setelah itu teleponpun ditutup.
Keesokannya seperti biasa aku memakai baju rapi seperti orang kerja supaya tidak terlalu
menyolok dan aku menunggu di lobby hotel tersebut karena aku juga datang lebih awal, tak
lama aku menunggu teleponku berdering.
“Hallo Dimas, ini Tante Kristin. Tante sudah ada diatas, kamu langsung naik aja di kamar
5757 oke? Tante tunggu ya” kata Tante beritahukan kamarnya.
“Oke Tante saya segera kesana, saya juga sudah di lobby” jawabku singkat dan menutup
pembicaraan. Setelah mematikan teleponku agar tidak diganggu, aku naik lift menuju kamar
Tante Kristin. Sampai didepan pintu kutekan bel dan Tante Kristin membukakan pintu.
“Ayo masuk, udah daritadi Tante sampai dan langsung check-in. O ya, kamu mau minum atau
mau pesan makan apa? tadi sih Tante sudah pesan makan dan minum untuk dua orang, tapi
kalau kamu mau pesan yang lain pesan saja, jadi sekalian nanti diantarnya” kata Tante
Kristin sambil mempersilahkan aku masuk dan menutup pintu.
“Yah sudah kalau Tante sudah pesan, nggak usah pesan lagi, nanti kebanyakan makanan malah
bingung” jawabku.
“Kok bingung kan buat gantiin tenaga kamu he he he” jawab Tante Kristin bercanda. Kemudian
Tante Kristin duduk di sofa besar yang ada didalam kamar itu dan aku duduk di sebelahnya,
kami berbincang-bincang sambil menonton TV lalu aku mendekati Tante Kristin dan memeluk
pundaknya, kemudian Tante Kristin merebahkan kepalanya kepundakku, kubelai rambutnya dan
kukecup kening Tante Kristin.
“Mmm.. kamu romantis ya Dim, pantes Prilly suka sama kamu. hh.. sudah lama Tante nggak
merasakan suasana romantis seperti ini” kata Tante Kristin sambil menghembuskan nafas. “Ya
sudahlah Tante, yang penting hari ini Tante akan merasakan hangat dan romantisnya cinta,
karena hari ini aku milik Tante sepenuhnya” jawabku menghibur dia sambil kukecup lagi
keningnya.
Tante Kristin menatapku sendu sambil tersenyum. “Terima kasih sayang” kata Tante Kristin.
Dan kutatap matanya yang sendu dalam-dalam lalu kukecup bibirnya. Kecupanku dibibirnya
perlahan berubah menjadi ciuman lembut yang dibalas Tante Kristin dengan lembut juga,
sepertinya Tante Kristin benar-benar ingin merasakan nikmatnya berciuman yang sudah lama
tidak dirasakannya.
Kami saling cium, saling kulum, dan saling memainkan lidah kemulut pasangan kami.
Kugelitik lidah Tante Kristin dengan lidahku dan kusapu langit-langit mulutnya sambil
kupeluk tubuhnya dan kuraba wajah dan tengkuk serta lehernya dengan tanganku yang lainnya.
“Ahh sayang, aku suka sekali ciuman kamu, mm.. ciuman kamu lebut dan merangsang, mm.. kamu
memang pintar berciuman, ahh.. ayo sayang beri Tante yang lebih dari ini” kata Tante
Kristin disela-sela ciuman kami dan berciuman lagi.
Tanganku mulai bergerak meremas kedua payudara milik Tante Kristin bergantian. Tapi aksi
kami terganggu oleh pelayan yang mengantar makanan yang dipesan oleh Tante Kristin.
Setelah pelayan keluar dan Tante Kristin memberikan tip, tiba-tiba Tante Kristin menabrak
aku dan mendorong aku hingga terjatuh diatas tempat tidur dan dengan buas dia langsung
memelorotkan celana dan celana dalamku, hingga penisku yang masih tidur terbebas dari
sarangnya dan langsung diterkam olehnya.
Disedot, dikulum dan digigitnya penisku yang mulai bangkit dengan napsu dan buas, dan
kedua tangannya tak henti-henti mengocok dan memainkan kedua bolaku. “Ahh Tante.. pelan-
pelan Tante.. ahh.. enak sekali Tante.. ohh” desahku menahan nikmat yang diberikan oleh
Tante Kristin padaku. Tanganku hanya bisa meremas rambut Tante Kristin dan seprei kasur
yang sudah mulai berantakan, tak lama kemudian kulepaskan kepala Tante Kristin dari
penisku, kuangkat Tante Kristin dan kurebahkan dikasur.
“Sekarang giliranku, Tante diam saja dan nikmati permainan ini ya” kataku sambil mengecup
bibir Tante Kristin dan mulai mencumbu Tante Kristin sementara Tante Kristin hanya diam
saja sambil menatapku dengan sendu.
Kumulai cumbuanku dengan menciumi bibirnya dan perlahan turun kelehernya sambil kubuka
kancing baju Tante Kristin satu persatu sambil terus turun kedadanya. Setelah kancing
bajunya terbukan semua. Kuraih pengait BH yang ada dibelakang dan kubuka sehingga ikatan
BHnya terbuka dan ku lepaskan BH Tante Kristin lewat kedua tangannya tanpa melepas baju
Tante Kristin, setelah lepas langsung kuciumi kedua payudara Tante Kristin.
Kuciumi seluruhnya kecuali putingnya yang sudah berdiri mengacung minta dikulum tapi tidak
pernah kukulum, setiap kali ciuman dan jilatanku sudah dekat dengan putingnya ciuman dan
jilatanku turun lagi kepangkal payudaranya dan terus turun sampai ke perut dan bermain-
main dipusar sambil kujilati lubang pusar Tante Kristin lalu naik lagi terus berulangkali,
kusingkap rok yang dipakai oleh Tante Kristin kemudian tanganku mulai bekerja meraba-raba
paha dan lutut Tante Kristin lalu mulai melepaskan celana dalam yang dipakai oleh Tante
Kristin.
Ketika permainan mulutku mencapai perutnya kutarik celana dalam Tante Kristin, dan Tante
Kristin mengangkat pantatnya sehingga celana dalamnya dengan mudah lepas dari tempatnya.
Kupelorotkan celana dalam Tante Kristin sampai sebatas lutut lalu ciumanku naik lagi
kearah payudaranya. Dan ketika jilatanku mendekati puting Tante Kristin tangankupun
mendekati vagina Tante Kristin dan ketika bibir dan lidahku mulai memainkan puting Tante
Kristin tangan dan jari-jariku juga mulai bermain dibibir vagina Tante Kristin yang
ternyata sudah basah.
Ketika kukulum puting Tante Kristin yang sudah berdiri dari tadi kumainkan juga
kelentitnya dengan jari-jari tanganku yang seketika itu juga membuat tubuh Tante Kristin
melengkung keatas.
“Akhh.. Dimas.. kamu benar-benar gila sayang, kamu kejam sekali mempermainkan Tante..
akhh.. Dimas enak sekali sayang.. akhh.. gila.. kamu bener-bener gila sayang” teriak Tante
Kristin histeris sambil tangannya meremas seprei dan rambut kepalaku bergantian.
Tak kuhiraukan teriakan Tante Kristin dan aku terus mengulum kedua puting dan menjilati
kedua payudara Tante Kristin bergantian. Tak lama kemudian kurasakan vagina Tante Kristin
bertambah basah dan tubuhnya mulai bergetar keras yang disertai erangan-erangan, akhirnya
Tante Kristin mendapatkan orgasme pertamanya.
Pada saat tubuhnya mulai tenang, kulepaskan cumbuanku di payudaranya dan langsung kuangkat
kedua kakinya sehingga kepalaku dengan mudah menuju kevaginanya dan langsung kujilat dan
kukulum serta kusedot-sedot vagina dan kelentit Tante Kristin.
“Akhh.. ahh.. gila.. ini namanya penyiksaan kenikmatan.. ahh.. kamu memang gila sayang..
ahh.. aku nggak kuat lagi sayang.. ahh.. terus sedot yang kuat sayang.. ahh.. tusuk dengan
jarimu sayang.. ahh.. tusuk yang kuat.. ahh sayang.. Tante mau.. ahh.. mau dapet lagi
sayang.. ahh.. kamu benar-benar gila” teriak Tante Kristin histeris memohon, lalu tubuhnya
mulai bergetar lagi merasakan orgasme kedua yang datang menghampirinya.
Kuturuti permintaanya dengan menusukan jariku dan kumainkan jariku dengan menyentuhkan
jariku kedinding vaginanya yang berkedut-kedut sambil terus bibir dan lidahku memainkan
perannya dikelentit Tante Kristin.
Tubuh Tante Kristin bergetar keras dan pinggulnya bergoyang-goyang mengikuti irama tusukan
jariku sambil tak henti-hentinya menjerit-jerit histeris sambil kedua tangannya meremas
dan menjambak-jambak rambutku.
“Ahh.. Dimasy.. sayang.. ahh.. enak sayang.. ahh.. sodok yang keras sayang.. ahh.. sedot
itilku yang kuat.. ahh.. yang kuatt..
” jerit histeris Tante Kristin mengantar orgasmenya yang kedua itu. Dan ketika tubuh Tante
Kristin sudah hampir tenang lagi, kuhentikan juga semua aktivitasku dan kulepas celana
dalam Tante Kristin yang masih sebatas lulut sehingga lepas semua.
Lalu kuatur posisiku dan kutusukkan penisku kedalam lubang vagina Tante Kristin. “Okhh..
jangan dulu sayang.. jangan.. ahh.. stop sayang.. stop.. biar Tante istirahat dulu” pinta
Tante Kristin padaku, tapi aku tidak menghiraukan permintaanya sambil terus kutusukan
penisku sampai masuk seluruhnya dan mulai kugoyang, kuputar dan kukocok penisku dalam
vagina Tante Kristin.
Tak lama kemudian kuangkat tubuh Tante Kristin hingga posisi Tante Kristin kini dalam
pangkuanku, dan dalam posisi Tante Kristin sedang menaik turunkan pantat dan menggoyangkan
pinggulnya kulepas baju Tante Kristin yang masih melekat dan kulemparkan entah kemana lalu
kubuka pengait dan resleting rok Tante Kristin dan kulepas rok Tante Kristin dari atas dan
kulemparkan juga entah kemana hingga kini tidak ada selembar benangpun yang menempel
ditubuh Tante Kristin lalu akupun melepaskan bajuku sendiri dan kulemparkan sembarangan.
Setelah melepaskan baju mulai kuputar-putar pantatku hingga penisku lebih menggesek
dinding vagina Tante Kristin. “Akhh.. sayang.. ahh.. kamu memang gila sayang.. ahh..
kamu.. ahh.. kamu memang gila.. ohh.. penis kamu benar-benar.. ahh.. kamu pintar sekali
sayang.. pintar dan gila.. ahh.. Tante mau.. ahh.. mau keluar lagi.. ahh.
Tante nggak kuat lagi sayang.. ahh” jerit Tante Kristin histeris dan tubuhnya mulai
bergetar mendapat orgasmenya yang ketiga, kurasakan cairan diliang vagina Tante Kristin
bertambah banyak dan kurasakan juga kedutan-kedutan dari dinding vagina Tante Kristin.
Lalu kurebahkan tubuh Tante Kristin dan terus kugenjot penisku didalamnya yang sekali-kali
kuputar-putar pinggulku, tubuh Tante Kristin tambah bergetar dengan kencang, goyangan dan
kocokan penisku juga tambah kencang.
Lalu kumainkan tanganku dikelentitnya sambil kurebahkan kepalaku kedadanya dan kusedot dan
kukulum dengan kuat juga kedua puting Tante Kristin bergantian dan kedutan-kedutan dinding
vagina Tante Kristin juga bertambah kuat sehingga penisku merasakan sensasi yang membuat
aku merasakan sesuatu yang akan segera meledak keluar.
“Akh.. Tante aku mau keluar Tante.. akhh.. aku keluar Tante” kataku disela-sela kuluman
mulutku diputingnya sambil terus mengocok penisku dengan cepat dan kuat dalam liang vagina
Tante Kristin.
“Ahh.. iya sayang.. ahh.. keluarkan saja.. ahh.. Tante juga.. ahh.. sudah nggak kuat
lagi.. ahh” teriak Tante Kristin dan memelukku dengan erat sambil tubuhnya terus bergetar,
kurasakan kuku-kukunya mencakar punggungku.
Lalu meledaklah cairan kenikmatan yang kukeluarkan dalam vagina Tante Kristin yang sudah
basah sehingga bertambah basah lagi, ketika kenikmatanku meledak dan tubuhku bergetar
kenikmatan kukocok dengan keras dan kuat penisku dalam vagina Tante Kristin sehingga ada
cairan yang keluar dari dalam vagina Tante Kristin yang kurasakan dari tanganku yang basah
karena masih memainkan kelentit Tante Kristin.
Tubuh kami sama-sama bergetar dengan kencang, keringat kami bersatu dan seluruh ruangan
dipenuhi oleh suara erangan dan jeritan kenikmatan yang kami dapatkan pada saat bersamaan.
Setelah tubuhku dan Tante Kristin mulai tenang kembali, kulepaskan penisku dari vaginanya
yang sudah sangat basah, lalu kubersihkan vagina yang penuh dengan cairan kenikmatan kami
berdua dengan sedotan dan jilatanku, kujilati sampai bersih dan sayup-sayup kudengan
erangan pelan Tante Kristin yang memejamkan matanya merasakan kenikmatan yang baru saja
dia dapatkan.
Setelah bersih kurebahkan tubuhku disamping Tante Kristin, lalu kupeluk dia dan kukecup
pipi Tante Kristin. “Ahh.. terima kasih sayang.. terima kasih daun mudaku.. uhh.. rasanya
tubuhku ringan sekali bagaikan kapas yang masih terbang diawang-awang, ahh.. nikmat sekali
tadi kurasakan, kamu memang pintar sayang, baru sekali ini kurasakan orgasme beruntun
seperti tadi, sampai lemas tubuh Tante” kata Tante Kristin sambil membuka matanya dan
tersenyum padaku.
“Ah Tante Kristin bisa aja.. aku juga tadi nikmat sekali, kedutan dinding vagina Tante
Kristin membuat penisku merasakan seperti diremas-remas, nikmat sekali” balasku sambil
kuusap keringat yang ada di keningnya dan kukecup kening Tante Kristin, lalu aku bangkit
dan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh yang penuh dengan keringat dan disusul
oleh Tante Kristin dan kamipun saling membersihkan tubuh.
Selesai membersihkan tubuh dan dalam keadaan masih bugil kami lalu menyantap makanan yang
tadi dipesan oleh Tante Kristin sambil bercakap-cakap dan bercanda, sedangkan tangan Tante
Kristin tidak pernah lepas dari selangkanganku.
Selesai makan kami melanjutkan percakapan kami diatas tempat tidur sambil saling memeluk
hingga akhirnya kamipun tertidur untuk memulihkan tenaga yang akan membuat pertarungan
berikutnya lebih seru lagi. Dan mulai sejak itu jadilah aku daun muda kesayangan Tante
Kristin dan Tante Prilly.-
Terimakasih Atas Kunjungan Anda.Jangan Lupa Selalu Berkunjung Kembali
supaya tidak ketinggalan Cerita cerita Dewasa Terbaru.
Jika Kamu Menyukai Postingan Ini, Share Ke Teman-Temanmu Di Facebook ya Pulsker!
CERITA SEX DEWASA | CERITA SEX TERBARU | CERITA SEX HOT | NONTON BOKEP
Cerita Sex Hot ABG Dan Tante Prilly
Reviewed by Layar Lendir
on
Desember 14, 2017
Rating:
Tidak ada komentar: