Cerita Sex Hot Libido Sex Ku Yang Sangat Tinggi
Majalah bokep - Namaku Lidya, aku sudah menikah dan mempunyai 2 anak. Suatu hari aku lagi liburan ke bali bersama anak2 dan suamiku dipertengahan liburan kami, suamiku dan anak”ku harus pulang karna ada masalah dikantor dan masalah sekolah anak2 ku jadi aku putuskan di bali sendiri,
Pagi itu aku pigi makan direstoran hotel dan tiba2 disana aku ketemu dengan Lia dan suaminya dan Pak Dennis, dokter Pribadi keluargaku. Setelah birbincang2 Lia mengajakku ke diskotik di dalam hotel tersebut awalnya aku menolak lalu setelah dipaksa Lia, aku pun iyakan ajakan mereka.
Pagi itu di restoran hotel, ketika Aku sedang makan pagi..
“Hei..!”, terdengar suara diiringi dengan tepukan tangan di pundak ku.
“Hei, Lia.. Yanto.. Pak Dennis..”, sahut aku senang ketika melihat mereka bertiga.
“Mana suamimu?”, tanya Lia.
“Sedang ke Lombok dengan anak-anak”, jawab ku.
“Duduklah di sini, temani aku makan..”, kata ku.
Mereka pun segera duduk dan makan pagi bersama satu meja. Lia dan Yanto adalah teman bisnis suami ku di Jakarta, Sedangkan Dennis adalah seorang dokter, duda, yang jadi dokter keluarga ku. Dennis dikenalkan kepada keluarga ku oleh Lia dan Yanto dulunya.
“Nanti malam kita turun yuk? Kita habiskan malam bersama di diskotik”, ajak Yanto kepada ku.
“Entahlah..”, kata ku.
“Loh kenapa? Ayolah Bu Lidya, kita sekali-sekali bergembira bersama”, kata Dennis ikut menyela sambil tersenyum menatap ku.
“Ikutlah, Lidya.. Masa cuma aku seorang ceweknya..”, kata Lia.
“Baiklah kalau begitu.. Aku ikut”, kata ku sambil tersenyum.
“Kamu tinggal di kamar berapa?”, tanya Yanto kepada ku.
“Aku di suite room..”, kata ku sambil menyebutkan nomor kamarnya.
“Ha? Kalau begitu kita bersebelahan dong..”, kata Lia sambil menyebutkan nomor kamar mereka.
“Yee.. Kok aku tidak tahu, ya? Kapan kalian check in?”, tanya ku.
“Semalem. Tadinya kami mau tinggal di kamar lain, tapi karena sudah penuh, akhirnya kami ditunjukkan kamar yang masih pada kosong..”, kata Yanto.
“Tau nggak kalau kamar kita terhubung oleh connecting door, Lia?”, kata ku kepada Lia.
“Iya? Berarti kita bisa kumpul-kumpul nih..”, kata Lia girang.
“Oke deh, Lidya.. Nanti malam kita pergi bareng ke Diskotik, ya?’, ujar Yanto.
“Aku bawa minuman enak dari Perancis nanti..”, kata Yanto lagi.
“Baiklah. Kalian pada mau kemana?”, tanya ku.
“Kami ada keperluan dulu. Bye..”, kata Lia sambil bangkit diikuti Yanto dan Dennis , lalu mereka pergi.
Malamnya, dengan memakai T-shirt ketat plus rok katun sangat mini sehingga paha mulusnya tampak dengan indah, aku berangkat dengan mereka ke diskotik.
“Kita minum dulu deh agar hangat”, kata Yanto sambil menuang minuman bawaannya ke dalam gelas dan disodorkan kepada ku.
“Okay.. Siapa takut..”, kata ku sambil meneguk minumannya.
“Hm.. Enak.. Manis.. Give me more, please.”, kata ku kepada Yanto. Yanto pun segera menuang lagi minuman ke gelas ku yang sudah kosong.
“Jangan terlalu banyak, Lidya.. Nanti kamu jadi hot, loh..”, kata Lia sambil tertawa. Mereka tertawa-tawa sambil menikmati minuman berakohol diiringi lagu yang diputar DJ.
“Turun, yuk..”, ajak Dennis kepada ku.
“Ayo..”, kata ku sambil bangkit.
Perasaannya sudah mulai terpengaruh alkohol. Akhirnya Lia dan Yanto serta aku dan Dennis melantai mengikuti hentakan irama yang cepat. Sampai akhirnya ketika lagu berganti ke irama slow, Aku dan Dennis saling berangkulan dan berdansa mengikuti alunan irama lagu.
“Mmhh..”, Aku mendesah hampir tak tedengar ketika dadaku bersentuhan dengan dada Dennis.
Entah karena pengaruh alkohol atau memang karena libido ku yang tinggi, puting susu ku mengeras dan makin mengeras ketika dadaku bersentuhan dengan badan Dennis.
Gairah ku bangkit karenanya. Tapi aku masih bisa menahan diri. Mereka terus menikmati waktu yang ada sambil meneguk minuman hingga wajah mereka memerah. Aku benar-benar menikmati malam itu selagi bisa bebas dari beban pekerjaan dan anak-anak. Sampai ketika waktu menunjukkan jam 1.00 pagi mereka segera pulang ke hotel.
“Kita ngobrol di kamar saja, yuk?”, kata Yanto.
“Okay.. Nanti aku buka connecting door-nya”, kata ku sambil berlalu menuju kamarnya.
Sementara Lia, Yanto dan Dennis masih duduk-duduk di lobby. Sesampai di kamar, Aku segera membuka connecting door-nya, lalu ku ketuk pintu sebelahnya. Tidak ada jawaban.
“Ah, masih pada di bawah barangkali..”, pikir ku sambil merebahkan badannya di ranjang.
Hampir setengah jam menunggu, ternyata mereka tidak datang juga. Akhirnya aku memutuskan untuk berendam air hangat dan mandi selama beberapa menit.
“Hei.. Sorry kami kelamaan..”, suara Lia yang tiba-tiba masuk kamar mandi mengagetkan ku yang baru saja memakai kimono.
“Yanto dan Dennis di ruang tengah..”, kata Lia lagi sambil agak sempoyongan.
“Kamar kamu enak juga ada ruang tamunya.. Kita bisa ngobrol disini..”, kata Lia lagi.
“Shit!! Ngapain kumpul di kamar aku?”, bisik hati ku.
“Hei perempuan! Cepatlah kemari.. Kita habiskan sisa minuman tadi”, terdengar suara Yanto memanggil.
Akhirnya kami lagi-lagi meneguk bergelas alkohol yang dibawa Yanto.
“Ohh.. Gawat! Kenapa aku jadi pengen..”, hati ku berbisik ketika pengaruh alkohol mulai menjalar di tubuhku.
Terasa oleh ku buah dada serta puting susuku mulai mengeras lagi, sementara memekku terasa berdenyut basah menahan gairah..
“Aku akan hirup udara segar dulu..”, kata ku sambil bangkit agak terhuyung menuju teras. Aku pun menghirup udara malam dalam-dalam untuk mengurangi sesuatu di dalam tubuhku yang mulai menggoda imanku.
“Ohh..”, tiba-tiba terdengar suara Yanto mendesah keras dari dalam. Aku segera melongokan kepalaku untuk melihat apa yang terjadi.
“Oh my God!”, batin ku ketika melihat apa yang terjadi. Gairah dan denyutan memekku semakin terasa menggoda.
Di depan mataku, Aku melihat bagaimana Lia berciuman dengan suaminya di kursi sambil tangannya mengocok kontol Yanto yang sudah tegak. Celana Yanto hanya di buka dan diperosotkan sebatas pahanya saja.
“Ohh.. Cepat hisap kontol aku, bitch!”, kata Yanto kepada Lia. Dengan serta merta Lia menurunkan kepalanya, lalu dengan segera kontol Yanto sudah dilahapnya sambil tetap dikocok pelan.
“Ooh..”, desah Yanto ketika lidah Lia menjilati kepala kontolnya sambil batangnya tetap dikocok tangan Lia.
“Apa yang harus aku lakukan?”, batin ku ketika melihat kontol Yanto yang basah di jilat dan dihisap mulut Lia.
Gairahku semakin memuncak. Dengan mata agak nanar aku terus melihat Lia dan Yanto. Antara sadar dan tidak, tak terasa oleh ku ketika Dennis menempelkan tubuhnya dari belakang. Tangan Dennis menyusuri kaki ku dari betis sampai paha lalu naik ke pantat ku yang belum sempai memakai pakaian dalam sejak selesai mandi tadi..
“Hei! Pak Dennis ngapain?!”, kata ku kaget sambil menepis tangan Dennis dari pantatku.
“Kita sama-sama tahu sama-sama mau kan..”, kata Dennis sambil mendekati ku.
Aku segera menghindar dan berlari menuju kamarku melewati Lia dan Yanto yang sedang asyik melakukan oral seks. Lia dan Yanto sampai kaget dan menghentikan cumbuan mereka ketika melihat aku melintas.
Di dalam kamar, Aku masih bingung dan teringat akan oral seks Lia dan Yanto serta perlakuan Dennis kepadaku. Sebetulnya gairah ku sudah sangat memuncak saat itu, tapi entah kenapa masih ada rasa ragu di hatiku.
“Ada apa, Lidya?”, tiba-tiba Lia masuk kamar dan menghampiri ku yang masih berdiri.
“Entahlah, Lia.. Aku.. Aku aku tak tahu..”, kata ku sambil melepas kimono lalu segera memakai celana dalamku.
Tapi ketika aku akan memakai memakai Bra, tiba-tiba Lia memelukku dari belakang hingga aku tidak jadi memakai Bra tersebut.
“Ayolah Lidya, kita nikmati malam ini..”, bisik Lia ke telinga ku.
“Mmhh..”, desah ku ketika tangan Lia mengusap seluruh badanku. Usapan dan belaian tangan Lia kembali mengobarkan gairah ku yang sempat surut.
“Kapan lagi kita bisa bersama seperti ini?”, bisik Lia lagi sambil tangannya meremas kedua buah dada ku dari belakang.
“Ohh..”, Aku mendesah sambil terpejam menikmati sensasi jari tangan Lia ketika memainkan dan memelintir puting susuku.
“Mmhh.. Ohh..”, Aku mendesah makin keras ketika lidah dan bibir Lia menyusuri telinga, tengkuk dan leherku sembari tangannya tetap meremas dan memainkan puting susu ku.
“Nikmati saja malam ini..”, bisik Lia sambil membalikan badan ku dan merebahkanku di ranjang.
“Oww..”, jerit lirih ku ketika lidah dan bibir Lia menciumi dan menjilati buah dada serta puting susuku.
“Aniihh.. Oohhsshh..”, Aku menjerit makin keras ketika jari Lia masuk ke celana dalam dan menggosok memekku.
Tubuh ku menggeliat terbawa rasa nikmat dan terlepasnya himpitan gairah yang tertahan sebelumnya.
“Kamu menyukai ini?”, bisik Lia sambil lidah dan mulutnya turun menyusuri perut sementara tangannya melepas celana dalan yang ku pakai.
“Ohh.. Liiaaa..”, aku menjerit ketika ada rasa nikmat yang menjalar ketika lidah Lia dengan liar menyusuri belahan memek ku.
“Ohh Ani.. Enakkhh”, desah ku waktu lidah Lia menjilati kelentit dan sesekali mengulumnya.
“Liaaa.. Akku.. Keluarrhh..!”, aku menjerit sambil menggelinjang dan mendesakan kepala nya ke memekku ketika ada semburan hangat terasa di memekku yang disertai rasa nikmat yang luar biasa.
Lia tersenyum sambil bangkit lalu memeluk dan melumat bibir ku lagi.
“Aku baru kali ini merasakan bercumbu dengan wanita.. Ternyata memuaskan..”, bisik ku sambil sesekali mengecup bibir Lia. Ketika aku dan Lia saling lumat bibir, terasa oleh ku ada tangan yang menjamah, membelai dan meremas pelan buah dadaku.
“Sayang, kamu layani si Dennis..”, Yanto menyuruh dan menarik tubuh Lia dari atas tubuh ku.
“Kamu menyukai permainan istriku, Lidya?”, kata Yanto yang sudah telanjang bulat sambil menindih tubuh ku serta mulai menciumi leher lalu turun ke buah dada ku.
“Jangaann!! “, aku teriak sambil meronta menjauhkan wajah Yanto dari buah dadanya. Tapi Yanto dengan cepat memegang kedua tangan ku, lalu lidah dan mulutnya kembali meneruskan menjilati buah dada dan puting susu ku.
“Ohh.. Jangaannhh.. Janghh.. Jangannhh..”, rintih ku diantara rasa malu, rasa terhina, serta rasa nikmat ketika lidah Yanto bisa memberikan rasa itu.
Apalagi ketika kontol Yanto yang tegang dan tegak mengesek-gesek memekku yang sudah basah. Bahkan ketika lidah Yanto turun ke perut, turun lagi hingga mencapai memekku, Aku kembali menggelepar dalam kenikmatan walau hatiku menolak diperlakukan demikian.
“Jangannhh, Yann..!”, jerit lirih aku ketika Yanto mulai mengarahkan kontol ke lubang memekku. Lia-pun yang sedang asyik disetubuhi Dennis, sempat menghentikan persetubuhannya lalu bangkit dan mencoba memegang kontol Yanto agar tidak menyetubuhi ku.
“Sudah! Kamu nikmati saja kontol si Dennis sana!”, kata Yanto agak keras sambil mendorong tubuh Lia.
“Sudahlah, Lia.. Sini!”, kata Dennis sambil menarik dan merebahkan tubuh Lia di karpet lalu kembali menyetubuhi istri temannya itu.
“Ohh..!”, Aku mendesah ketika kontol yanto masuk ke memekku lalu dengan kasar dan cepat Yanto menggenjotnya.
“Jangan, Yannn.. Lepaskan aku!”, jerit lirih ku di sela rasa sakit dan nikmat ketika kontol Yanto keluar masuk memeknya.
“Fuck you, bitch!”, kata Yanto sambil mengangkat satu kaki ku dan di tahan oleh pundaknya.
“Ohh.. Memekmu nikmat, Lidya..”, kata yanto sambil memompa kontolnya lebih dalam dengan posisi demikian.
“Ohh.. Mmhh..”, desah ku sambil terpejam. Rasa sakit yang ada kini berganti rasa nikmat yang luar biasa.
“Bagaimana rasanya, sayang..”, terdengar suara Lia di samping ku ketika Lia mengganti posisi dengan doggy style di atas ranjang.
“Kamu nikmati saja malam ini, Lidya.. Kapan lagi kita bisa bersama seperti ini..”, Dennis menyela sambil mengenjot memek Lia dalam posisi menungging.
“Mmhh.. Sshh.. Ohh”, Aku hanya menjawab dengan desahan pertanda sedang menikmati suatu kenikmatan ketika Yanto dengan ganas mengeluar masukkan kontol ke memekku.
“Ooww.. Ohh..!”, terdengar suara ku menjerit sambil memegang tangan Yanto dengan kencang.
Sementara tubuhku menggeliat serta mendesakkan memekku ke kontol Yanto dan menggoyangnya dengan cepat.
“Serr! Serr! Serr!”, kembali memek ku mengeluarkan air mani yang menyembur hangat di dalam memekku.
“Ohh.. Fuck you! Fuck you!”, kata Yanto sambil menggenjot kontolnya makin cepat dan makin cepat.
“Crott! Croott! Crott!”, air mani Yanto menyembur banyak di dalam memek ku.
“Oohh..!!”, desah Yanto sambil merebahkan tubuhnya menindih tubuh ku.
Aku hanya bisa memejamkan mata setelahnya. Rasa lelah serta pengaruh alkohol yang masih ada membuatku tak mempedulikan lagi keadaan disekeliling. Yang sempat terdengar oleh telinga ku adalah teriakan kenikmatan yang keluar dari mulut Lia dan Dennis yang sedang asyik bersetubuh di depan suami Lia sendiri.
Mata ku sedikit demi sedikit makin berat. Hanya rasa nyaman dan sisa-sisa kenikmatan di memek ku yang membuat memekku berdenyut-denyut hingga aku pun tertidur..
Aku tertidur sampai siang hari dalam kedaan telanjang bulat. Tubuhku tertidur hanya diselimuti oleh bed cover. Tak terdengar olehku ketukan pintu oleh cleaning service. Sehingga ketika cleaning service membuka pintu dengan kunci cadangan yang dia bawa, dia begitu terkejut melihat tubuh molek tergolek di ranjang.
“Eh.., maaf, Bu.. Saya kira tidak ada siap-siapa di dalam”, kata petugas kebersihan tersebut.
“Tidak apa-apa.. Kembali lagi saja dan bereskan kamar saya nanti agak siang..”, kata ku sambil menyelimuti tubuhnya lebih rapat.
Setelah petugas itu keluar, Aku hanya bisa merenungi apa yang terjadi semalam. Aku sendiri merasa heran, diriku tidak mau dipaksa, diperkosa, entah apapun namanya, tapi yang jelas diriku begitu menikmati perlakuan orang lain yang begitu kasar pada ku pada akhirnya..
Aku memang sangat suka berpetualang seks dari sebelum menikah sampai sekarang, tapi belum pernah merasakan sensasi kenikmatan seperti yang kurasakan semalam.. Ingin rasa hati ku menceritakan hal ini kepada suamiku,
Tapi pertentangan batin terjadi dalam hatiku karena hal ini menyangkut kepada teman-teman baik suamku. Bahkan terbersit keinginan ku untuk kembali ingin mendapatkan sensasi kenikmatan dengan menjadi objek pemaksaan seksual.
Terimakasih Atas Kunjungan Anda.Jangan Lupa Selalu Berkunjung Kembali
supaya tidak ketinggalan Cerita cerita Dewasa Terbaru.
Jika Kamu Menyukai Postingan Ini, Share Ke Teman-Temanmu Di Facebook ya Pulsker!
CERITA SEX DEWASA | CERITA SEX TERBARU | CERITA SEX HOT | NONTON BOKEP
Majalah bokep - Namaku Lidya, aku sudah menikah dan mempunyai 2 anak. Suatu hari aku lagi liburan ke bali bersama anak2 dan suamiku dipertengahan liburan kami, suamiku dan anak”ku harus pulang karna ada masalah dikantor dan masalah sekolah anak2 ku jadi aku putuskan di bali sendiri,
Pagi itu aku pigi makan direstoran hotel dan tiba2 disana aku ketemu dengan Lia dan suaminya dan Pak Dennis, dokter Pribadi keluargaku. Setelah birbincang2 Lia mengajakku ke diskotik di dalam hotel tersebut awalnya aku menolak lalu setelah dipaksa Lia, aku pun iyakan ajakan mereka.
Pagi itu di restoran hotel, ketika Aku sedang makan pagi..
“Hei..!”, terdengar suara diiringi dengan tepukan tangan di pundak ku.
“Hei, Lia.. Yanto.. Pak Dennis..”, sahut aku senang ketika melihat mereka bertiga.
“Mana suamimu?”, tanya Lia.
“Sedang ke Lombok dengan anak-anak”, jawab ku.
“Duduklah di sini, temani aku makan..”, kata ku.
Mereka pun segera duduk dan makan pagi bersama satu meja. Lia dan Yanto adalah teman bisnis suami ku di Jakarta, Sedangkan Dennis adalah seorang dokter, duda, yang jadi dokter keluarga ku. Dennis dikenalkan kepada keluarga ku oleh Lia dan Yanto dulunya.
“Nanti malam kita turun yuk? Kita habiskan malam bersama di diskotik”, ajak Yanto kepada ku.
“Entahlah..”, kata ku.
“Loh kenapa? Ayolah Bu Lidya, kita sekali-sekali bergembira bersama”, kata Dennis ikut menyela sambil tersenyum menatap ku.
“Ikutlah, Lidya.. Masa cuma aku seorang ceweknya..”, kata Lia.
“Baiklah kalau begitu.. Aku ikut”, kata ku sambil tersenyum.
“Kamu tinggal di kamar berapa?”, tanya Yanto kepada ku.
“Aku di suite room..”, kata ku sambil menyebutkan nomor kamarnya.
“Ha? Kalau begitu kita bersebelahan dong..”, kata Lia sambil menyebutkan nomor kamar mereka.
“Yee.. Kok aku tidak tahu, ya? Kapan kalian check in?”, tanya ku.
“Semalem. Tadinya kami mau tinggal di kamar lain, tapi karena sudah penuh, akhirnya kami ditunjukkan kamar yang masih pada kosong..”, kata Yanto.
“Tau nggak kalau kamar kita terhubung oleh connecting door, Lia?”, kata ku kepada Lia.
“Iya? Berarti kita bisa kumpul-kumpul nih..”, kata Lia girang.
“Oke deh, Lidya.. Nanti malam kita pergi bareng ke Diskotik, ya?’, ujar Yanto.
“Aku bawa minuman enak dari Perancis nanti..”, kata Yanto lagi.
“Baiklah. Kalian pada mau kemana?”, tanya ku.
“Kami ada keperluan dulu. Bye..”, kata Lia sambil bangkit diikuti Yanto dan Dennis , lalu mereka pergi.
Malamnya, dengan memakai T-shirt ketat plus rok katun sangat mini sehingga paha mulusnya tampak dengan indah, aku berangkat dengan mereka ke diskotik.
“Kita minum dulu deh agar hangat”, kata Yanto sambil menuang minuman bawaannya ke dalam gelas dan disodorkan kepada ku.
“Okay.. Siapa takut..”, kata ku sambil meneguk minumannya.
“Hm.. Enak.. Manis.. Give me more, please.”, kata ku kepada Yanto. Yanto pun segera menuang lagi minuman ke gelas ku yang sudah kosong.
“Jangan terlalu banyak, Lidya.. Nanti kamu jadi hot, loh..”, kata Lia sambil tertawa. Mereka tertawa-tawa sambil menikmati minuman berakohol diiringi lagu yang diputar DJ.
“Turun, yuk..”, ajak Dennis kepada ku.
“Ayo..”, kata ku sambil bangkit.
Perasaannya sudah mulai terpengaruh alkohol. Akhirnya Lia dan Yanto serta aku dan Dennis melantai mengikuti hentakan irama yang cepat. Sampai akhirnya ketika lagu berganti ke irama slow, Aku dan Dennis saling berangkulan dan berdansa mengikuti alunan irama lagu.
“Mmhh..”, Aku mendesah hampir tak tedengar ketika dadaku bersentuhan dengan dada Dennis.
Entah karena pengaruh alkohol atau memang karena libido ku yang tinggi, puting susu ku mengeras dan makin mengeras ketika dadaku bersentuhan dengan badan Dennis.
Gairah ku bangkit karenanya. Tapi aku masih bisa menahan diri. Mereka terus menikmati waktu yang ada sambil meneguk minuman hingga wajah mereka memerah. Aku benar-benar menikmati malam itu selagi bisa bebas dari beban pekerjaan dan anak-anak. Sampai ketika waktu menunjukkan jam 1.00 pagi mereka segera pulang ke hotel.
“Kita ngobrol di kamar saja, yuk?”, kata Yanto.
“Okay.. Nanti aku buka connecting door-nya”, kata ku sambil berlalu menuju kamarnya.
Sementara Lia, Yanto dan Dennis masih duduk-duduk di lobby. Sesampai di kamar, Aku segera membuka connecting door-nya, lalu ku ketuk pintu sebelahnya. Tidak ada jawaban.
“Ah, masih pada di bawah barangkali..”, pikir ku sambil merebahkan badannya di ranjang.
Hampir setengah jam menunggu, ternyata mereka tidak datang juga. Akhirnya aku memutuskan untuk berendam air hangat dan mandi selama beberapa menit.
“Hei.. Sorry kami kelamaan..”, suara Lia yang tiba-tiba masuk kamar mandi mengagetkan ku yang baru saja memakai kimono.
“Yanto dan Dennis di ruang tengah..”, kata Lia lagi sambil agak sempoyongan.
“Kamar kamu enak juga ada ruang tamunya.. Kita bisa ngobrol disini..”, kata Lia lagi.
“Shit!! Ngapain kumpul di kamar aku?”, bisik hati ku.
“Hei perempuan! Cepatlah kemari.. Kita habiskan sisa minuman tadi”, terdengar suara Yanto memanggil.
Akhirnya kami lagi-lagi meneguk bergelas alkohol yang dibawa Yanto.
“Ohh.. Gawat! Kenapa aku jadi pengen..”, hati ku berbisik ketika pengaruh alkohol mulai menjalar di tubuhku.
Terasa oleh ku buah dada serta puting susuku mulai mengeras lagi, sementara memekku terasa berdenyut basah menahan gairah..
“Aku akan hirup udara segar dulu..”, kata ku sambil bangkit agak terhuyung menuju teras. Aku pun menghirup udara malam dalam-dalam untuk mengurangi sesuatu di dalam tubuhku yang mulai menggoda imanku.
“Ohh..”, tiba-tiba terdengar suara Yanto mendesah keras dari dalam. Aku segera melongokan kepalaku untuk melihat apa yang terjadi.
“Oh my God!”, batin ku ketika melihat apa yang terjadi. Gairah dan denyutan memekku semakin terasa menggoda.
Di depan mataku, Aku melihat bagaimana Lia berciuman dengan suaminya di kursi sambil tangannya mengocok kontol Yanto yang sudah tegak. Celana Yanto hanya di buka dan diperosotkan sebatas pahanya saja.
“Ohh.. Cepat hisap kontol aku, bitch!”, kata Yanto kepada Lia. Dengan serta merta Lia menurunkan kepalanya, lalu dengan segera kontol Yanto sudah dilahapnya sambil tetap dikocok pelan.
“Ooh..”, desah Yanto ketika lidah Lia menjilati kepala kontolnya sambil batangnya tetap dikocok tangan Lia.
“Apa yang harus aku lakukan?”, batin ku ketika melihat kontol Yanto yang basah di jilat dan dihisap mulut Lia.
Gairahku semakin memuncak. Dengan mata agak nanar aku terus melihat Lia dan Yanto. Antara sadar dan tidak, tak terasa oleh ku ketika Dennis menempelkan tubuhnya dari belakang. Tangan Dennis menyusuri kaki ku dari betis sampai paha lalu naik ke pantat ku yang belum sempai memakai pakaian dalam sejak selesai mandi tadi..
“Hei! Pak Dennis ngapain?!”, kata ku kaget sambil menepis tangan Dennis dari pantatku.
“Kita sama-sama tahu sama-sama mau kan..”, kata Dennis sambil mendekati ku.
Aku segera menghindar dan berlari menuju kamarku melewati Lia dan Yanto yang sedang asyik melakukan oral seks. Lia dan Yanto sampai kaget dan menghentikan cumbuan mereka ketika melihat aku melintas.
Di dalam kamar, Aku masih bingung dan teringat akan oral seks Lia dan Yanto serta perlakuan Dennis kepadaku. Sebetulnya gairah ku sudah sangat memuncak saat itu, tapi entah kenapa masih ada rasa ragu di hatiku.
“Ada apa, Lidya?”, tiba-tiba Lia masuk kamar dan menghampiri ku yang masih berdiri.
“Entahlah, Lia.. Aku.. Aku aku tak tahu..”, kata ku sambil melepas kimono lalu segera memakai celana dalamku.
Tapi ketika aku akan memakai memakai Bra, tiba-tiba Lia memelukku dari belakang hingga aku tidak jadi memakai Bra tersebut.
“Ayolah Lidya, kita nikmati malam ini..”, bisik Lia ke telinga ku.
“Mmhh..”, desah ku ketika tangan Lia mengusap seluruh badanku. Usapan dan belaian tangan Lia kembali mengobarkan gairah ku yang sempat surut.
“Kapan lagi kita bisa bersama seperti ini?”, bisik Lia lagi sambil tangannya meremas kedua buah dada ku dari belakang.
“Ohh..”, Aku mendesah sambil terpejam menikmati sensasi jari tangan Lia ketika memainkan dan memelintir puting susuku.
“Mmhh.. Ohh..”, Aku mendesah makin keras ketika lidah dan bibir Lia menyusuri telinga, tengkuk dan leherku sembari tangannya tetap meremas dan memainkan puting susu ku.
“Nikmati saja malam ini..”, bisik Lia sambil membalikan badan ku dan merebahkanku di ranjang.
“Oww..”, jerit lirih ku ketika lidah dan bibir Lia menciumi dan menjilati buah dada serta puting susuku.
“Aniihh.. Oohhsshh..”, Aku menjerit makin keras ketika jari Lia masuk ke celana dalam dan menggosok memekku.
Tubuh ku menggeliat terbawa rasa nikmat dan terlepasnya himpitan gairah yang tertahan sebelumnya.
“Kamu menyukai ini?”, bisik Lia sambil lidah dan mulutnya turun menyusuri perut sementara tangannya melepas celana dalan yang ku pakai.
“Ohh.. Liiaaa..”, aku menjerit ketika ada rasa nikmat yang menjalar ketika lidah Lia dengan liar menyusuri belahan memek ku.
“Ohh Ani.. Enakkhh”, desah ku waktu lidah Lia menjilati kelentit dan sesekali mengulumnya.
“Liaaa.. Akku.. Keluarrhh..!”, aku menjerit sambil menggelinjang dan mendesakan kepala nya ke memekku ketika ada semburan hangat terasa di memekku yang disertai rasa nikmat yang luar biasa.
Lia tersenyum sambil bangkit lalu memeluk dan melumat bibir ku lagi.
“Aku baru kali ini merasakan bercumbu dengan wanita.. Ternyata memuaskan..”, bisik ku sambil sesekali mengecup bibir Lia. Ketika aku dan Lia saling lumat bibir, terasa oleh ku ada tangan yang menjamah, membelai dan meremas pelan buah dadaku.
“Sayang, kamu layani si Dennis..”, Yanto menyuruh dan menarik tubuh Lia dari atas tubuh ku.
“Kamu menyukai permainan istriku, Lidya?”, kata Yanto yang sudah telanjang bulat sambil menindih tubuh ku serta mulai menciumi leher lalu turun ke buah dada ku.
“Jangaann!! “, aku teriak sambil meronta menjauhkan wajah Yanto dari buah dadanya. Tapi Yanto dengan cepat memegang kedua tangan ku, lalu lidah dan mulutnya kembali meneruskan menjilati buah dada dan puting susu ku.
“Ohh.. Jangaannhh.. Janghh.. Jangannhh..”, rintih ku diantara rasa malu, rasa terhina, serta rasa nikmat ketika lidah Yanto bisa memberikan rasa itu.
Apalagi ketika kontol Yanto yang tegang dan tegak mengesek-gesek memekku yang sudah basah. Bahkan ketika lidah Yanto turun ke perut, turun lagi hingga mencapai memekku, Aku kembali menggelepar dalam kenikmatan walau hatiku menolak diperlakukan demikian.
“Jangannhh, Yann..!”, jerit lirih aku ketika Yanto mulai mengarahkan kontol ke lubang memekku. Lia-pun yang sedang asyik disetubuhi Dennis, sempat menghentikan persetubuhannya lalu bangkit dan mencoba memegang kontol Yanto agar tidak menyetubuhi ku.
“Sudah! Kamu nikmati saja kontol si Dennis sana!”, kata Yanto agak keras sambil mendorong tubuh Lia.
“Sudahlah, Lia.. Sini!”, kata Dennis sambil menarik dan merebahkan tubuh Lia di karpet lalu kembali menyetubuhi istri temannya itu.
“Ohh..!”, Aku mendesah ketika kontol yanto masuk ke memekku lalu dengan kasar dan cepat Yanto menggenjotnya.
“Jangan, Yannn.. Lepaskan aku!”, jerit lirih ku di sela rasa sakit dan nikmat ketika kontol Yanto keluar masuk memeknya.
“Fuck you, bitch!”, kata Yanto sambil mengangkat satu kaki ku dan di tahan oleh pundaknya.
“Ohh.. Memekmu nikmat, Lidya..”, kata yanto sambil memompa kontolnya lebih dalam dengan posisi demikian.
“Ohh.. Mmhh..”, desah ku sambil terpejam. Rasa sakit yang ada kini berganti rasa nikmat yang luar biasa.
“Bagaimana rasanya, sayang..”, terdengar suara Lia di samping ku ketika Lia mengganti posisi dengan doggy style di atas ranjang.
“Kamu nikmati saja malam ini, Lidya.. Kapan lagi kita bisa bersama seperti ini..”, Dennis menyela sambil mengenjot memek Lia dalam posisi menungging.
“Mmhh.. Sshh.. Ohh”, Aku hanya menjawab dengan desahan pertanda sedang menikmati suatu kenikmatan ketika Yanto dengan ganas mengeluar masukkan kontol ke memekku.
“Ooww.. Ohh..!”, terdengar suara ku menjerit sambil memegang tangan Yanto dengan kencang.
Sementara tubuhku menggeliat serta mendesakkan memekku ke kontol Yanto dan menggoyangnya dengan cepat.
“Serr! Serr! Serr!”, kembali memek ku mengeluarkan air mani yang menyembur hangat di dalam memekku.
“Ohh.. Fuck you! Fuck you!”, kata Yanto sambil menggenjot kontolnya makin cepat dan makin cepat.
“Crott! Croott! Crott!”, air mani Yanto menyembur banyak di dalam memek ku.
“Oohh..!!”, desah Yanto sambil merebahkan tubuhnya menindih tubuh ku.
Aku hanya bisa memejamkan mata setelahnya. Rasa lelah serta pengaruh alkohol yang masih ada membuatku tak mempedulikan lagi keadaan disekeliling. Yang sempat terdengar oleh telinga ku adalah teriakan kenikmatan yang keluar dari mulut Lia dan Dennis yang sedang asyik bersetubuh di depan suami Lia sendiri.
Mata ku sedikit demi sedikit makin berat. Hanya rasa nyaman dan sisa-sisa kenikmatan di memek ku yang membuat memekku berdenyut-denyut hingga aku pun tertidur..
Aku tertidur sampai siang hari dalam kedaan telanjang bulat. Tubuhku tertidur hanya diselimuti oleh bed cover. Tak terdengar olehku ketukan pintu oleh cleaning service. Sehingga ketika cleaning service membuka pintu dengan kunci cadangan yang dia bawa, dia begitu terkejut melihat tubuh molek tergolek di ranjang.
“Eh.., maaf, Bu.. Saya kira tidak ada siap-siapa di dalam”, kata petugas kebersihan tersebut.
“Tidak apa-apa.. Kembali lagi saja dan bereskan kamar saya nanti agak siang..”, kata ku sambil menyelimuti tubuhnya lebih rapat.
Setelah petugas itu keluar, Aku hanya bisa merenungi apa yang terjadi semalam. Aku sendiri merasa heran, diriku tidak mau dipaksa, diperkosa, entah apapun namanya, tapi yang jelas diriku begitu menikmati perlakuan orang lain yang begitu kasar pada ku pada akhirnya..
Aku memang sangat suka berpetualang seks dari sebelum menikah sampai sekarang, tapi belum pernah merasakan sensasi kenikmatan seperti yang kurasakan semalam.. Ingin rasa hati ku menceritakan hal ini kepada suamiku,
Tapi pertentangan batin terjadi dalam hatiku karena hal ini menyangkut kepada teman-teman baik suamku. Bahkan terbersit keinginan ku untuk kembali ingin mendapatkan sensasi kenikmatan dengan menjadi objek pemaksaan seksual.
Terimakasih Atas Kunjungan Anda.Jangan Lupa Selalu Berkunjung Kembali
supaya tidak ketinggalan Cerita cerita Dewasa Terbaru.
Jika Kamu Menyukai Postingan Ini, Share Ke Teman-Temanmu Di Facebook ya Pulsker!
CERITA SEX DEWASA | CERITA SEX TERBARU | CERITA SEX HOT | NONTON BOKEP
Cerita Sex Hot Libido Sex Ku Yang Sangat Tinggi
Reviewed by Layar Lendir
on
November 20, 2017
Rating:
Tidak ada komentar: